Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan bahwa kebangsaan dan agama tidak saling bertentangan. Keduanya justru menjadi satu napas dalam membawa Indonesia menuju kehidupan yang lebih maju.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan bahwa kebangsaan dan agama tidak bertentangan. Keduanya justru menjadi satu napas dalam membawa Indonesia menuju kehidupan yang lebih maju. Upaya menyejajarkan diri secara ekonomi dengan negara maju diminta tidak boleh mengesampingkan basis tradisi intelektual yang mampu berbaur, berdialog, dan menyatu dengan tradisi Nusantara yang beragam.
”Kebangsaan dan agama tidak bertentangan, justru menjadi satu napas dalam membawa Indonesia lebih maju. Sama halnya dengan ilmu dan iman, yang jika berjalan beriringan akan semakin membawa kepada kemaslahatan,” ujar Wapres Amin dalam pidato sambutannya saat acara Hari Lahir Ke-62 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dengan tema ”Transformasi Gerakan, Menjaga Tradisi, dan Merawat Peradaban”, Senin (18/4/2022).
PMII dinilai memiliki modal besar berupa jumlah anggota dan kader yang tersebar hampir di semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, di seluruh pelosok Tanah Air, bahkan di luar negeri. Kepengurusan cabang PMII juga telah menjangkau tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. ”Saya kira ini semakin menjadi modal PMII untuk melanjutkan dakwah islamiah, seraya menggerakkan para mahasiswa sebagai calon-calon pemimpin bangsa untuk terus meningkatkan penguasaan akademiknya, sekaligus mengasah kemampuan non-akademik, dalam mengemban misi menjadi agen perubahan bangsa ke arah yang lebih baik,” tambah Wapres Amin.
PMII diharapkan juga memberikan sumbangsih serta berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Selain itu, PMII juga diminta terus menjadi sumber bagi lahirnya kader pergerakan yang unggul bagi bangsa dan menyalakan semangat pembaruan. ”Saya sampaikan apresiasi atas pengabdian dan ikhtiarnya dalam mencetak kader mahasiswa yang cerdas, berdaya saing, serta beriman dan bertakwa,” ujar Wapres.
Menurut Wapres Amin, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memanifestasikan perjuangan PMII. Hal ini terutama melalui terobosan-terobosan inovatif dan implementatif dalam transisi bangsa memasuki masa endemi. PMII bersama semua komponen masyarakat lainnya juga diminta menjalin kolaborasi demi mewujudkan Indonesia yang tangguh menghadapi berbagai tantangan.
Sejak dekade 1980-an, globalisasi telah menjadi tatanan baru di bidang ekonomi ataupun di bidang politik sehingga sekat antarnegara telah kabur. Jejak sejarah Indonesia membuktikan bahwa kemandirian bangsa menjadi kunci untuk bertahan. Kemandirian tersebut sulit diwujudkan tanpa dibekali daya saing yang tinggi. ”Di sinilah saya harapkan, para intelektual muda PMII sebagai generasi pemikir bangsa ke depan dapat menunjukkan kiprahnya,” ucap Wapres Amin.
Daya saing global
Bertepatan dengan peringatan satu abad kemerdekaan, Indonesia juga akan menyambut bonus demografi berupa generasi emas pada tahun 2045. Upaya menjelmakan visi Indonesia Emas 2045 tak bisa lepas dari berbagai tantangan dan peluang, di antaranya penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangan ekonomi di tengah ketatnya kompetisi global.
”Saat ini kita berada pada era di mana nilai tambah ekonomi tidak lagi hanya bergantung pada peningkatan jumlah modal dan tenaga kerja, tetapi justru pada penguasaan pengetahuan dan juga teknologi yang mampu mendongkrak produktivitas secara berlipat ganda. Pengetahuan dan teknologi tak ubahnya kendaraan yang akan memacu produktivitas,” kata Wapres.
Meskipun demikian, pengembangan ekonomi berbasis inovasi dan kreativitas belum sepenuhnya tecermin dalam kegiatan ekonomi nasional. Saat ini rasio kewirausahaan Indonesia masih sekitar 3,4 persen, tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Singapura (8,7 persen), Malaysia (4,7 persen), dan Thailand (4,2 persen).
Untuk itu, pemerintah mendorong semangat kewirausahaan berbasis teknologi dan inovasi agar terus bertumbuh dalam praktik keseharian. Indonesia Emas tahun 2045 juga bertumpu pada kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, sangat penting bagi generasi muda memiliki karakter intelektual yang komprehensif, mulai dari kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, hingga kecerdasan spiritual.
”Saya menantikan peran strategis dan kontribusi aktif para kader pergerakan dalam mendukung pemerintah membangun sumber daya manusia Indonesia sebagai jembatan menuju kemajuan ekonomi bangsa,” tambah Wapres.
Dengan menyiapkan intelektual muda yang unggul, pemerintah memastikan potensi bonus demografi tidak menjadi bencana demografi. Bonus demografi bisa menjadi bencana apabila peningkatan populasi tidak dibarengi dengan kenaikan produktivitas. ”Peningkatan produktivitas melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangan ekonomi ini penting, tetapi keduanya perlu disertai pula dengan landasan keimanan dan ketakwaan yang kuat berdasarkan paham ahlusunnah wal jamaah,” tambah Wapres.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB yang juga Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar, menegaskan bahwa PMII harus siap menghadapi perubahan nyata yang terjadi dalam seluruh sendi peradaban kehidupan. Sebagai aktivis yang nasionalis sekaligus Islam sejati, anggota PMII diharapkan mampu menjawab persoalan bangsa dengan menjadi jembatan kekuatan dialog bangsa.
Dalam sambutannya, Muhaimin menyinggung kasus pengeroyokan dosen Universitas Indonesia, Ade Armando, dalam unjuk rasa di depan Gedung DPR pada Senin (11/4/2022).
”Pemukulan Ade Armando bukan peristiwa personal, pemukulan Ade Armando adalah peristiwa adanya bara api yang masih terpendam di dalam bangsa ini. Ini harus dibuka dan dibicarakan sehingga tidak menyisakan apa pun di kemudian hari,” ujar Muhaimin.
Muhaimin yang menjabat pula sebagai Ketua Majelis Pembina Nasional Pengurus Besar PMII ini berharap PMII bisa memberikan inspirasi pemikiran dan gagasan untuk dialog yang lebih terbuka. ”Hari ini masih ada luka yang mendalam di antara perbedaan politik bangsa ini,” tambahnya.
Ketua Umum Pengurus Besar PMII Muhammad Abdullah Syukri mengatakan, embrio PMII adalah Nahdlatul Ulama dan DNA-nya adalah NKRI. ”Ketaatan kultural terhadap ulama tidak berubah. Tapi, PMII lebih kritis mengembangkan pemikiran keagamaan yang sejalan dengan dinamika zaman,” ujar Abdullah.
PB PMII merupakan organisasi kepemudaan yang dilahirkan di Surabaya pada 17 April 1960 oleh para kelompok pemuda Nahdlatul Ulama. Sebagai organisasi kemahasiswaan yang berasaskan Pancasila, beberapa nilai utama PMII meliputi keislaman, keindonesiaan, kebangsaan, kemasyarakatan, profesionalisme, serta independensi. PMII saat ini memiliki 231 pengurus cabang yang bergerak di tingkat kota/kabupaten se-Indonesia serta 25 pengurus koordinator cabang di tingkat wilayah/provinsi.
Acara dengan tema ”Transformasi Gerakan, Menjaga Tradisi, dan Merawat Peradaban” ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, Ketua Komisioner KPU Hasyim Asy’ari, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua PB PMII Muhammad Abdullah Syukri.