KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991, Kapal Bantu Rumah Sakit TNI AL Karya Anak Bangsa
KRI dr Wahidin Sudirohusodo dilengkapi dengan fasilitas poliklinik umum dan gigi, unit gawat darurat, ruang rawat inap, unit radiologi, dan ruang operasi. Kapal itu dapat menampung 163 awak, 69 tenaga medis, 159 pasien.
Oleh
Edna C Pattisina
·4 menit baca
Sejarah baru tertoreh dalam dunia pertahanan Tanah Air. Hari Jumat (14/12/2021), TNI Angkatan Laut mulai mengoperasikan KRI dr Wahidin Sudirohusodo- 991, kapal bantu rumah sakit kedua yang dimiliki Indonesia setelah KRI dr Soeharso-990. Kapal baru dengan fasilitas lebih lengkap itu merupakan karya anak bangsa, diproduksi perusahaan milik negara PT PAL Indonesia (Persero).
KRI dr Wahihin Sudirohusodo-991 (KRI WSH-991) bukan sembarang kapal. Kapal bantu rumah sakit terbaru milik TNI AL ini tak hanya bisa digunakan untuk tanggap darurat bencana, tetapi dirancang pula menjadi tempat isolasi saat pandemi.
Kapal dengan panjang 124 meter, lebar 21,8 meter, dan displacement 7.290 ton itu mampu membawa 163 awak, 69 tenaga medis, dan 1 tamu VIP. Selain itu, kapal juga dapat mengangkut 280 relawan, 18 kru helikopter, serta mampu merawat 159 pasien.
Sejumlah fasilitas dipersiapkan dalam KRI WSH-991. Dari fasilitas poliklinik rawat jalan, seperti poli umum dan gigi, unit gawat darurat, ruang rawat inap, unit radiologi, dan ruang operasi. Kapal bantu itu memang dirancang untuk melaksanakan misi operasi setara rumah sakit tipe c.
Direktur Operasi PT PAL Iqbal Fikri mengatakan, lewat pembuatan KRI WSH-991, PT PAL telah mencapai tahap penguasaan teknologi kapal yang kian maju. Kapal ini punya strategi yaitu meningkatkan kehadiran TNI AL untuk melaksanakan misi kesehatan. Selain itu, kehadiran kapal bantuan rumah sakit ini dapat menunjang peran TNI AL dalam melakukan diplomasi ketika ada negara sahabat yang membutuhkan bantuan layanan kesehatan dalam sebuah misi kemanusiaan.
Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono mengatakan, peristiwa ini merupakan momen bersejarah. Kapal bantu rumah sakit KRI WSH-991 yang telah lulus pengujian memberi makna penting. Pasalnya, kapal ini merupakan karya anak bangsa dan implementasi dari penguasaan teknologi kelautan. TNI AL mendukung sepenuhnya proses ini menuju kemandirian industri pertahanan matra laut.
KRI WSH-991 adalah KRI Semarang (594) jenis landing platform dock (LPD) yang dialihfungsikan menjadi kapal bantu rumah sakit. TNI AL merasa perlu menambah kapal bantu rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan kedaruratan, seperti bencana alam dan wabah penyakit.
Kapal bantu rumah sakit KRI WSH-991 yang telah lulus pengujian memberi makna penting. Pasalnya, kapal ini merupakan karya anak bangsa dan implementasi dari penguasaan teknologi kelautan.
Berdasarkan hasil Sea Acceptance Test (SAT) dan hasil Commodore Inspection sebelumnya, kapal bantu rumah sakit mampu melaju dengan kecepatan hingga 22 knot. Tak hanya itu, KRI WSH-991 memiliki kemampuan berlayar hingga 30 hari penuh dengan jangkauan 10.000 mil laut.
Unggulan
Pengoperasian KRI WSH-991 juga ditandai dengan pengukuhan komandan kapal. Kolonel Laut (P) Anton Pratomo menjadi komandan pertamanya. ”KRI WSH-991 secara fungsi sebagai kapal bantu rumah sakit akan melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan, baik personel maupun pelaut. Ada ruang isolasi khusus yang diperuntukkan untuk pasien Covid-19,” tuturnya.
Anton juga menjelaskan, fasilitas operasi di KRI WSH-991 merupakan salah satu yang menjadi unggulan. Ada 11 jenis operasi yang bisa dilakukan, antara lain, bedah saraf, bedah tulang, angkat kandungan, tiroid, mata, katarak, dan mulut/bibir sumbing.
Laksamana Pertama Agus Guntoro selaku Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Laut menjelaskan, KRI WSH-991 memiliki kelengkapan fasilitas yang lebih lengkap dari KRI SHS-990. Mobilitas untuk melaksanakan misi evakuasi medis juga ditunjang dengan alat transportasi yang mampu diangkut dalam kapal, antara lain 2 helikopter, 2 kapal ambulans, 1 LCVP (landing craft vehicle personnel), 1 rigid hull inflatable boat (RHIB), 4 mobil ambulans, dan 4 tenda untuk rawat inap darurat dengan kapasitas 40 pasien.
Selain itu, KRI WSH-991 juga mampu menampung 2 truk dan 2 jip militer serta 2 mobile hospital (OFE). LCVP dan RHIB berfungsi sebagai sarana angkut personel, relawan medis, atau peralatan dari darat ke kapal ataupun sebaliknya. Keduanya diperlukan untuk menunjang evakuasi medis agar bisa dilakukan dalam waktu lebih singkat.
Agus menegaskan, di masa pandemi Covid-19, kapal bantu rumah sakit dapat menjadi armada TNI AL yang sangat bermanfaat bagi Indonesia sebagai negara kepulauan. Kemampuan kapal ini yang dapat menjangkau pulau-pulau kecil, dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana fasilitas kesehatan tambahan dalam menangani pandemi. KRI WSH-991 bersifat mobile dan dapat digerakkan dalam waktu singkat ke wilayah terdampak bencana untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat bencana.