”Sepeda Presiden”, Ikon Jokowi Saat Memimpin dalam Karya Sinematografi...
Sepeda bertuliskan ”Hadiah Presiden Joko Widodo” sejak Oktober 2014 menjadi yang paling ditunggu-tunggu di tiap acara Presiden Jokowi. Kini diangkat dalam layar lebar berjudul ”Sepeda Presiden”. Bagaimanakah hasilnya?
Sepeda bertuliskan ”Hadiah Presiden Joko Widodo” dulu menjadi yang paling ditunggu-tunggu dalam setiap acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo. Ingatan tentang kegembiraan memperoleh sepeda baru ini ternyata masih tersimpan melekat di benak anak-anak hingga ke ujung timur Indonesia. Ikon hadiah sepeda dari Presiden berbalut keindahan alam Papua lantas dikemas dalam film berjudul Sepeda Presiden.
Tak ada sosok Presiden Jokowi yang dihadirkan dalam film yang akan ditayangkan untuk publik mulai 23 Desember ini. Namun, kisah tentang hadiah sepeda Jokowi menjadi inspirasi sekaligus ”tali” penyambung kegembiraan yang dirasakan oleh anak-anak seluruh Tanah Air ketika membangun mimpi untuk berjumpa dengan Presiden, menjadi Presiden, atau sekadar memperoleh buah tangan dari Presiden.
Film drama musikal keluarga yang bercerita tentang mimpi anak Indonesia ini bermula dari kisah tiga anak, Arnol Aner Asmuruf sebagai Saulus, Elias Fortunatus Padwa sebaga Edo, dan Franken Philipus Anthonio Ramandei sebagai Uben. Ketiganya dari wilayah terpencil di Papua yang berjumpa dengan seorang youtuber bernama Binar (Ariel Tatum). Tiga sekawan yang masih duduk di sekolah dasar ini memendam mimpi berjumpa dengan Presiden Jokowi.
Ketika mendengar kabar bahwa Presiden Jokowi akan berkunjung ke Papua, tiga sekawan ini berusaha mencari informasi agar bisa bertemu dengan Presiden. Guru di sekolah mereka lantas membesarkan hati anak-anak dengan mengatakan bahwa semua orang bisa jadi Presiden. ”Suster, saya mau jadi Presiden, tapi Presiden menyanyi biar saya ajak semua rakyat menyanyi, menyanyi, dan menyanyi saja... Biar semua rakyat gembira,” ujar Uben.
Kisah pun lantas mengalir kocak dengan diwarnai petualangan di alam Sorong dan Raja Ampat yang indah serta dipenuhi lagu-lagu anak yang menggembirakan dan menghibur. Demikian syairnya, ”Fajar pagi ufuk timur bawa aku mimpi baru. Dapat hadiah, hadiah baru untukku. Ayo bangun pagi, Presiden datang lagi, bagi sepeda untuk anak Indonesia. Cepat bangun pagi. Mandi pakai seragam rapi-rapi jangan lupa pakai topi dasi. Salam bapak mama selamat pagi...”.
Avesina Soebli, produser film Sepeda Presiden dari rumah produksi Radepa Studio, menyebut sepeda memiliki daya tarik tersendiri. ”Mengapa Sepeda Presiden? Karena visual Presiden dan sepedanya itu boleh dibilang sangat catchy. Itu menjadi peristiwa budaya yang menarik, secara sosial melahirkan partisipasi dan viral,” jelas Avesina dalam jumpa pers sebelum gala premiere film Sepeda Presiden, Senin (20/12/2021), di Jakarta.
Baca juga : Hadiah Sepeda dari Presiden untuk Petani Perhutanan Sosial
Kuis berhadiah sepeda memang khas Presiden Jokowi. Pada periode pertama kepemimpinannya, 2015-2019, di semua acara yang dihadiri Presiden selalu disiapkan beberapa sepeda. Peserta acara pun bersiap menjawab kuis berhadiah sepeda. Pertanyaan seperti penyebutan nama-nama ikan, tanaman, sila-sila Pancasila, juga siapa nama-nama menteri kerap disampaikan.
”Mengapa Sepeda Presiden? Karena visual Presiden dan sepedanya itu boleh dibilang sangat catchy. Itu menjadi peristiwa budaya yang menarik, secara sosial melahirkan partisipasi, dan viral.
Keseharian Presiden
Namun, catatan Kompas, sebenarnya pemberian hadiah sepeda tak hanya lewat undian. Di acara lain pun, Presiden kerap membagi-bagikan hadiah sepeda yang memang menjadi alat transportasi yang disukainya. Sebelum menjadi Presiden, Jokowi kerap bersepeda di Solo dan di jalan-jalan ibu kota Jakarta. Sepeda menjadi alat keseharian yang mudah dan relatif murah dimiliki serta digunakan banyak orang di mana-mana.
Melalui Kepala Sekretariat Presiden Darmansyah Djumala, yang kemudian menjadi Duta Besar Austria, Presiden Jokowi pernah menuturkan, ada dua alasan memilih sepeda sebagai hadiah. Selain sepeda adalah alat transportasi yang sehat karena bebas polusi, sepeda juga bisa dipakai untuk berolahraga. Sepeda juga menjadi alat transportasi yang merakyat dan bisa digunakan oleh semua kalangan. ”Ini adalah angkutan rakyat dan semua orang suka sepeda. Multifungsi, multistrata. Bisa untuk orang dewasa, bisa untuk main anak-anak,” ucap Djumala pada 2016.
Menurut Djumala, nilai sepedanya relatif tidak mahal, paling mahal sekitar Rp 2,5 juta, tetapi tulisan ”Hadiah dari Presiden Jokowi” memberikan makna mendalam bagi seseorang penerima hadiah dari Presiden. Di tiap acara, Istana menyiapkan lima hingga 10 sepeda, tergantung jumlah peserta yang diundang panitia. Sepedanya dibeli di setiap toko sepeda di daerah yang dikunjungi Presiden sehingga tidak ada toko yang jadi langganan. ”Anggarannya dari bantuan sosial presiden di APBN yang disebut asus (anggaran khusus),” katanya lagi.
Wartawan peliput pun biasa menyimak dialog Presiden dan warga yang sering berakhir dengan kuis ini. Jawaban-jawaban unik nan polos warga ditunggu-tunggu. Pasalnya, kadang kala mengundang tawa. Hadiah sepeda kemudian tak hanya diberikan kepada anak-anak SD, tetapi juga pernah dibagikan kepada orang dewasa di pelosok daerah, dengan variasi pertanyaan yang sedikit berbeda.
Memperingati Hari Musik Nasional di Istana Negara, 2017, misalnya, Presiden Jokowi juga mengajukan pertanyaan kepada para musisi dan penyanyi untuk menyebutkan enam lagu daerah dengan hadiah sepeda. Ada yang bisa dan tidak bisa menyebutkan secara lengkap. Presiden kemudian memanggil salah satu penyanyi yang hadir, yaitu Raisa Andriana. Setelah menyanyikan ”Indonesia Pusaka”, Raisa pun mendapat hadiah sepeda dari Presiden Jokowi.
Secara khusus, saat peringatan detik-detik Proklamasi 17 Agustus di halaman Istana Merdeka pada 2019, Presiden Jokowi juga memberikan hadiah sepeda kepada orang dewasa. Adji Raden M Bachrul, Sultan Gunung Tabur, Kalimantan Timur, penerima hadiah sepeda itu, dinilai berbusana nasional terbaik pada acara tersebut. Ia pun diumumkan oleh panitia dan mendapatkan hadiah sepeda Merah Putih dari Presiden. Bachrul waktu itu mengenakan pakaian adat dari Kerajaan Gunung Tabur di Kabupaten Berau, Kaltim.
Adji Raden M Bachrul, Sultan Gunung Tabur, Kalimantan Timur, penerima hadiah sepeda itu, dinilai berbusana nasional terbaik pada acara tersebut. Ia pun diumumkan oleh panitia dan mendapatkan hadiah sepeda Merah Putih dari Presiden. Bachrul waktu itu mengenakan pakaian adat dari Kerajaan Gunung Tabur di Kabupaten Berau, Kaltim.
Kebiasaan membagikan sepeda ini sempat hilang saat kampanye Pemilihan Umum Presiden 2019. Demi tak melanggar aturan dan tidak melakukan kampanye uang, perangkat Presiden mengganti hadiah sepeda dengan foto bersama Presiden yang bisa langsung dicetak dan diberi bingkai karton.
Di periode kedua kepemimpinan Presiden Jokowi, kuis berhadiah sepeda relatif jarang terjadi. Sebab, pandemi memaksa semua menjaga jarak dan mengurangi kerumunan. Saat peninjauan vaksinasi di Tanjung Priok, Jakarta, pada 10 Juni 2021 lalu, Presiden Jokowi sempat membagikan sepeda. Namun, kerumunan terjadi. Warga pun berebutan, di antaranya justru meminta divaksin setelah Presiden meninggalkan acara. Buntutnya, kerumunan di acara tersebut menjadi viral.
Kuis berhadiah sepeda juga kembali diadakan pada 21 September 2021. Presiden Jokowi bersama Ketua DPR Puan Maharani membagikan sepeda kepada siswa yang bisa menjawab kuis terkait Covid-19 saat peninjauan vaksinasi Covid-19 bagi siswa di SMA Negeri 4 Kota Serang, Banten.
Persembahan dan apresiasi
Selain tentang sepedanya, film Sepeda Presiden menjadi enak ditonton karena menyajikan keindahan surgawi tanah Papua. Sutradara Garin Nugroho pun mengungkapkan kekagumannya atas bakat-bakat dari tanah Papua. ”Mereka punya budaya menghafal yang cepat sekali. Jarang sekali ditemui di Jawa. Indonesia timur lebih ekspresif. Tubuh mereka penuh dimensi akting. Suku kita punya bakat beda-beda,” tambah Garin yang menggarap film ini bersama Hestu Saputra sebagai co-director.
Garin sekaligus menjadikan film yang disebutnya sebagai film yang ringan dan menyenangkan ini sebagai penanda 40 tahun berkarya di industri perfilman. Ia pun mengaku belum tahu apakah Presiden Jokowi nantinya akan turut serta nonton bareng film Sepeda Presiden ini. ”Saya belum kontak sama sekali, tapi kalau mau menonton kami akan merasa itu sebuah apresiasi,” kata Garin.
Dihubungi terpisah, Handoko, Sekretaris Jenderal Projo, menceritakan, film ini berawal dari idenya untuk memberikan kenang-kenangan tentang Jokowi. ”Kebetulan momentumnya pas 40 tahun Mas Garin (berkarya) dan pas ngobrol-ngobrol ketemu ide sepeda Pak Presiden. Sepeda, kan, Pak Jokowi banget,” ujarnya.
Untuk memperluas penyebaran, Handoko memanfaatkan pertemanannya, termasuk dengan mereka yang bertugas di KSP saat ini. Dengan membagikan link teaser, diharapkan film ini semakin populer. Handoko pun mengatakan sempat memberi tahu Presiden Jokowi mengenai pembuatan film ini serta mengundangnya untuk hadir menonton. Namun, tambahnya, belum diketahui apakah Presiden akan hadir.
Dalam prosesnya, Handoko pun menjadi asisten produser. Namun, dia membantah bahwa pembuatan film ini didukung Kantor Staf Presiden (KSP). ”Ini film kami, bukan film pemerintah, bukan film KSP, tapi film para penggemar Pak Jokowi ajalah,” ujarnya.
Untuk memperluas penyebaran, Handoko memanfaatkan pertemanannya, termasuk dengan mereka yang bertugas di KSP saat ini. Dengan membagikan link teaser, diharapkan film ini semakin populer. Handoko pun mengatakan sempat memberi tahu Presiden Jokowi mengenai pembuatan film ini serta mengundangnya untuk hadir menonton. Namun, tambahnya, belum diketahui apakah Presiden akan hadir.
Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, sejauh ini belum ada arahan Presiden untuk menghadiri pemutaran film Sepeda Presiden, baik dalam gala premiere maupun dalam pemutaran film untuk publik. Namun, jika waktunya senggang dari kepadatan acara, Presiden bisa saja satu waktu akan menyaksikannya.
Bukan pertama
Pertanyaan tentang apakah Presiden Jokowi akan turut nonton menjadi wajar karena beberapa kali Presiden Jokowi memang meluangkan waktu untuk hadir langsung menonton film nasional di bioskop. Beberapa judul film yang ditonton Presiden Jokowi di bioskop adalah film Dilan 1990 dan film Warkop DKI Reborn.
Film yang terkait dengan Presiden Jokowi pun bukan pertama kali dibuat. Sebelumnya, setidaknya ada dua film yang bahkan mengambil nama Jokowi sebagai judul filmnya, yaitu Jokowi (2013) dan Jokowi adalah Kita (2014).
Film-film nasional beberapa tahun ini praktis sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Rekor demi rekor jumlah penonton film Indonesia juga tercipta. Semua berkat kreativitas dan kualitas film nasional yang semakin baik dan suasana kondusif bagi dunia perfilman Tanah Air.
Film Jokowi (2013) yang dibintangi Teuku Rifnu Wikana dan Prisia Nasution dirilis 20 Juni 2013 menyambut ulang tahun ke-52 Jokowi yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI. Film ini berkisah tentang sosok anak tukang kayu yang hidup di rumah kecil pinggiran sungai, kisah cintanya dengan Iriana, sampai menjadi pemimpin kota. Adapun film kedua lebih mengisahkan kiprah Jokowi sebagai kepala daerah DKI yang kemudian terpilih menjadi Presiden.
Baca juga : Demi Sepeda dari Presiden
Kedua film relatif tak sukses di pasaran. Film Jokowi (2013) tak masuk 15 film dengan penonton terbanyak pada 2013. Film Jokowi adalah Kita malah sempat ditunda penayangannya setelah sehari di bioskop. Bukan karena tak mendapatkan izin edar, tetapi akibat kepopuleran Jokowi sempat melorot lantaran menaikkan harga BBM di awal periode keduanya. Saat itu, kritik dan kecaman memanaskan suasana politik. Bahkan, tagar #salamgigitjari pun menjadi topik hangat (trending) di Twitter.
Ketika mengucapkan selamat Hari Film Nasional pada 2019, Presiden Jokowi sempat membagikan fotonya yang tampak mesra ketika nonton film nasional bersama Ibu Iriana Jokowi. ”Film-film nasional beberapa tahun ini praktis sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Rekor demi rekor jumlah penonton film Indonesia juga tercipta. Semua berkat kreativitas dan kualitas film nasional yang semakin baik dan suasana kondusif bagi dunia perfilman Tanah Air,” kata Presiden Jokowi di akun Twitter-nya kala itu.
Presiden Jokowi, dari informasi yang diterima Kompas, sebenarnya kurang menyukai kalau dirinya dikultuskan, misalnya dibuatkan film tentang dirinya, seperti dalam film Jokowi atau Jokowi dan Kita. Namun, ia sangat menghargai film sebagai karya anak bangsa. Film Sepeda Presiden ini diharapkan bisa menjadi bagian dari sarana edukasi tentang usaha dan sebuah ”kerja” saat menjawab pertanyaan yang diminta seorang pemimpin, selain sarana hiburan dan wujud cinta Tanah Air dengan latar belakang keindahan Papua.
Film ini memang sempat didorong oleh pejabat di Istana secara pribadi bersama kelompok sukarelawan Jokowi sebagai bagian dari persembahan dan apresiasi kepada sineas karya anak bangsa. Apa pun langkah kecil Presiden Jokowi yang pernah membagi-bagikan hadiah sepeda kepada rakyat diharapkan tercatat dalam sejarah kepemimpinan di Indonesia. Sosok pemimpin yang sederhana, dekat dengan rakyat, dan tak hanya bisa membagikan hadiah sepeda, tetapi juga membangun infrastruktur yang pernah tak dilakukan oleh pemimpin lain.
Setelah lepas dari pelarangan tayang di bioskop akibat pandemi, film nasional ini tentu kembali berjuang meraih eksistensinya sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Dari film Sepeda Presiden, kenang-kenangan tentang seorang pemimpin dengan ikon hadiah sepedanya dihadirkan dalam nuansa kehangatan dan keceriaan di akhir tahun.