Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Munculnya varian baru, Omicron, membuat pemerintah terus mengupayakan percepatan vaksinasi.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kendati laju kasus Covid-19 di Indonesia cenderung menurun, munculnya varian baru virus SARS-Cov-2, Omicron, membuat vaksinasi perlu terus dipercepat. Selain itu, protokol kesehatan tetap perlu dijaga dan sistem kesehatan tetap harus diperkuat.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun kembali mengingatkan, pandemi Covid-19 belum berakhir. ”Varian baru masih bermunculan, sementara kita harus bangkit dan memulihkan ekonomi. Karena itu, sistem kesehatan harus diperkuat, cakupan dan sebaran vaksinasi harus diakselerasi, dan disiplin protokol kesehatan harus terus ditaati sembari tetap kreatif dan adaptif mencari solusi di tengah keterbatasan,” tutur Wapres saat meresmikan Monumen Pahlawan Covid-19 di Jalan Japati, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (4/12/2021) pagi.
Dalam keterangan seusai peresmian monumen, Wapres menjelaskan, percepatan vaksinasi dilakukan dengan memperbanyak vaksinator dan melibatkan semua pemangku kepentingan, baik TNI-Polri, pemerintah daerah, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiona (BKKBN), organisasi masyarakat, maupun dunia usaha. Hal ini bisa dilakukan karena persediaan vaksin cukup.
Percepatan pemberian vaksin dinilai penting karena cakupan vaksinasi di Indonesia belum mencapai target. Sampai 3 Desember, baru 68 persen dari target 208 juta penduduk yang menerima vaksinasi dosis pertama. Adapun penerima vaksin dosis kedua baru 47 persen. Cakupan vaksinasi harian yang ditargetkan 2 juta suntikan per hari juga jarang tercapai. Namun, Wapres Amin meyakini setidaknya 50 persen target vaksinasi sudah menerima vaksin dosis kedua pada akhir 2021.
Pandemi Covid-19 selama hampir dua tahun membawa banyak korban, termasuk para tenaga kesehatan, sukarelawan, dan aparatur sipil negara yang terus bertugas menangani penyakit yang disebabkan virus SARS-Cov-2 itu. Penghormatan kepada para pejuang ini menjadi latar pembangunan Monumen Pahlawan Covid-19 di utara Lapangan Gasibu, Bandung. Monumen ini juga menjadi bagian Monumen Perjuangan Rakyat yang memang sudah ada di utara Lapangan Gasibu.
”Kami maksudkan monumen ini menginspirasi daerah lain untuk menghormati mereka yang sudah berpulang,” ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam laporannya.
Bentuk monumen adalah dua gerbang, bukan tugu tunggal. Di gerbang ini terukir nama lebih dari 200 pahlawan Covid-19.
Kami maksudkan monumen ini menginspirasi daerah lain untuk menghormati mereka yang sudah berpulang.
Gerbang bisa dijadikan tempat mengenang orang-orang yang dicintai dan berpulang karena Covid-19. Salah satu nama yang terukir adalah Novilia Safri Bachtiar, ketua tim penguji vaksin Biofarma.
”Setelah melewati gerbang, kita akan melihat semangat tumbuh, semangat tangguh, bahwa Indonesia bisa menata masa depan melewati pandemi,” kata Ridwan.
Wapres Amin pun menyampaikan dukacita kepada mereka yang berpulang dalam penanganan Covid-19.
”Monumen ini menjadi pengingat bahwa bangsa kita pernah mengalami ujian besar. Pemerintah dan masyarakat telah menghadapi (pandemi Covid-19 dan menanganinya) dengan saling percaya dan mendukung. Karena itu, pemerintah mengucapkan terima kasih setulusnya dan penghargaan dalam kolaborasi menghadapi Covid-19, terutama bagi para pejuang di garda depan (penanganan Covid-19),” tutur Wapres Amin dalam sambutannya.