Selandia Baru Pertama Kali Donasikan Vaksin bagi Indonesia
Untuk pertama kalinya Pemerintah Selandia Baru mendonasikan 684.000 dosis vaksin AstraZeneca. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan bahwa vaksin tersebut masuk melalui jalur multilateral Covax Facility.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk pertama kalinya, Pemerintah Selandia Baru mendonasikan vaksin dengan mekanisme berbagi dosis (dose sharing) bagi Indonesia. Sebanyak 684.400 dosis vaksin AstraZeneca telah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Ini merupakan kedatangan vaksin Covid-19 tahap ke-99.
”Alhamdullilah Indonesia hari ini menerima kerja sama mekanisme dose sharing vaccine dan kali ini dari Selandia Baru, yaitu sejumlah 684.400 dosis vaksin AstraZeneca melalui jalur multilateral Covax Facility,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi video ketika menerima kedatangan vaksin, Senin (25/10/2021).
Menurut Menlu Retno, vaksin kali ini merupakan donasi vaksin yang pertama kali datang dari Selandia Baru. ”Kerja sama Selandia Baru dengan Indonesia ini merupakan bagian dari komitmen Selandia Baru untuk mendukung program vaksinasi di kawasan Asia Pasifik, di mana mayoritas dari kerja sama dilakukan dengan Indonesia,” tambah Retno.
Ketika menyambut kedatangan vaksin, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Kevin Jeffery Burnett mengatakan bahwa pengiriman vaksin merupakan bagian dari kerja sama antara Indonesia dan Selandia Baru. ”Kami akan terus melanjutkan kontribusi dan memberikan dukungan terhadap Indonesia,” kata Burnett.
Kerja sama antara Indonesia dan Selandia Baru juga telah dilakukan, antara lain, untuk peningkatan kualitas tes Covid-19. Bersama dengan Unicef, Selandia Baru juga turut meningkatkan kapasitas kesehatan publik serta sejumlah peralatan medis di Indonesia. Ketika jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sangat tinggi beberapa bulan lalu, Selandia Baru juga mengirimkan peralatan medis, seperti ventilator dan perlengkapan tes cepat (rapid test).
Kerja sama Selandia Baru dengan Indonesia ini merupakan bagian dari komitmen Selandia Baru untuk mendukung program vaksinasi di kawasan Asia Pasifik, di mana mayoritas dari kerja sama dilakukan dengan Indonesia.
Selandia Baru juga memberikan dukungan tambahan kepada Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. ”Untuk kolaborasi dan kerja sama yang diberikan selama pandemi ini, atas nama Pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah dan rakyat Selandia Baru,” kata Retno.
Dalam kesempatan tersebut, Retno juga mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Meskipun kasus global mengalami penurunan, dalam seminggu terakhir mulai terlihat kembali adanya kenaikan kasus Covid-19 pada periode 17-23 Oktober 2021. ”Kasus global naik sebesar 2 persen dan kematian juga naik sebesar 0,9 persen dibanding minggu yang lalu,” ujarnya.
Menurut dia, mayoritas kawasan mengalami penurunan kasus. Hanya kawasan Eropa yang mengalami kenaikan sebesar 23 persen dan Amerika Selatan naik sebesar 13 persen. Kawasan Asia Tenggara justru mengalami penurunan sebesar minus 15,5 persen dibandingkan pekan lalu.
Kenaikan kasus di Eropa dalam beberapa waktu terakhir, meskipun tingkat vaksinasi sudah sangat tinggi, yaitu 111,55 persen atau merupakan kawasan tertinggi di dunia, mengingatkan kita semua bahwa kita tidak boleh lalai. Kewaspadaan harus tetap tinggi, protokol kesehatan harus tetap kita jalankan.
Sembilan negara di ASEAN mengalami penurunan kasus, termasuk Indonesia. Hanya Singapura yang masih mengalami kenaikan kasus sebesar 15 persen dibandingkan minggu lalu. ”Jika kita tengok Indonesia, tentunya kita patut bersyukur. Indonesia merupakan salah satu negara yang terus mengalami tren penurunan, termasuk dalam minggu terakhir, dibanding tren minggu yang lalu. Kalau kita lihat, dibanding minggu yang lalu, maka Indonesia mengalami penurunan kasus baru sebesar minus 23 persen,” ujar Retno.
Dalam beberapa hari terakhir, positivity rate nasional juga turun di bawah angka 1 persen dan penambahan kasus harian di bawah 1.000 kasus. Tingkat vaksinasi juga terus naik. Saat ini, Indonesia sudah menyuntikkan lebih dari 182 juta dosis vaksin.
”Kenaikan kasus di Eropa dalam beberapa waktu terakhir, meskipun tingkat vaksinasi sudah sangat tinggi, yaitu 111,55 persen atau merupakan kawasan tertinggi di dunia, mengingatkan kita semua bahwa kita tidak boleh lalai. Kewaspadaan harus tetap tinggi, protokol kesehatan harus tetap kita jalankan,” kata Retno.
Pemerintah Indonesia memastikan akan terus memantau dari dekat perkembangan Covid-19 yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk kemungkinan munculnya varian-varian baru. Pemerintah akan terus bekerja keras memastikan situasi Covid-19 di Indonesia akan dapat ditangani dengan baik.
Peran seluruh masyarakat dinilai sangat penting, khususnya dalam mempercepat program vaksinasi dan terus menjalankan protokol kesehatan yang ketat. ”Mari kita bersama mengampanyekan vaksinasi dan protokol kesehatan, dua sisi dari mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Ayo vaksinasi, terus jalankan protokol kesehatan,” ujarnya.