Pesan Megawati, SBY, dan Para Mantan Wapres di Hari Kemerdekaan
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri meminta pemuda-pemudi menatap masa depan dengan gagah berani dan pintar. Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan, kerja belum usai dalam penanganan pandemi Covid-19.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·5 menit baca
Para presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pernah memimpin negeri ini menyampaikan pesannya terkait peringatan kemerdekaan Indonesia. Pemikiran reflektif yang disuarakan para pemimpin bangsa ini mengandung sejumlah nilai yang patut direnungkan dan menjadi bekal untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945, 76 tahun silam.
Pada momentum Hari Ulang Tahun Ke-76 Republik Indonesia (RI), Selasa (17/8/2021), Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan, sebenarnya hal yang paling penting bagi bangsa ini adalah selalu mengingat ”Jas Merah”. Jas Merah adalah akronim ciptaan Bung Karno yang bermakna jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
”Jangan meninggalkan sejarah karena kalau tanpa itu, kita tidak akan mengetahui kita ini bangsa dari mana. Jadi, menurut saya, terutama ini untuk anak-anak muda, dalam proklamasi ke-76 ini, rasa kemerdekaan itu memang bukan hanya seremonial saja, tetapi harus didalami dalam sebuah cita-cita ke depan,” kata Megawati.
Pada kesempatan tersebut, Megawati menuturkan bahwa melalui arti merdeka, sebetulnya karena kita ingin mandiri. ”Mari, pemuda-pemudi Indonesia menatap masa depan dengan penuh gagah berani dan pintar, itu sebuah keharusan, untuk bisa kita membangun negeri ini dengan kekayaan yang belum di-manage untuk menghasilkan sesuatu, untuk kita bisa berdiri di atas kaki sendiri,” katanya.
Menurut Megawati, semangat itu harus seperti api nan tak kunjung padam. ”Kita jangan terlena. Kita baru berumur 76 tahun. Kita inginnya, kalau bisa, ribuan tahun berdiri. Itu makna yang ingin saya sampaikan dalam rangka 76 tahun kemerdekaan kita,” ujarnya.
Kita jangan terlena. Kita baru berumur 76 tahun. Kita inginnya, kalau bisa, ribuan tahun berdiri. (Megawati Soekarnoputri)
Sekali lagi Megawati mengajak rakyat Indonesia untuk penuh semangat dan bergotong royong. ”Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya. Merdeka,” kata Megawati dengan nada tercekat rasa haru saat mengucapkan seruan bernuansa patriotik ini.
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menuturkan, hari kemerdekaan adalah hari yang sangat bersejarah. Peringatan hari kemerdekaan ini semoga membawa berkah bagi bangsa Indonesia.
”Bicara soal kemerdekaan, di samping kita mesti bersyukur kepada Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, dan berterima kasih kepada para pendiri Republik dan semua yang telah mengisi kemerdekaan ini, dari generasi ke generasi, kita mesti terus melihat ke depan. Sebagaimana negara yang kita cintai ini makin maju, makin rukun dan damai, makin adil, dan makin sejahtera,” ujar SBY.
Menurut SBY, untuk mencapai masa depan yang gemilang, tidak ada jalan pintas dan tidak ada pula resep yang ajaib. Kita mesti memiliki visi dan pikiran cerdas serta mau bekerja keras, tanpa lelah. Tak ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita yang besar.
Setahun lebih ini bangsa menghadapi tantangan dan ujian sejarah, pandemi besar, kecemasan sosial, dan tekanan ekonomi yang berat. Dampaknya dirasakan oleh rakyat Indonesia di seluruh penjuru Tanah Air.
”Kita tahu, pemerintah telah berupaya dengan gigih untuk mengatasi krisis ini. Namun, kerja belum selesai. Pemerintah dan masyarakat masih harus melanjutkan upayanya. Rakyat patuh dan menjalankan kebijakan pemerintah. Pemerintah mendengarkan suara rakyat dan memenuhi harapan-harapannya,” tuturnya.
SBY pun berpesan, sebagai manusia dan bangsa yang beriman, kita harus yakin bahwa badai akan berlalu. ”Mari kita bergandengan tangan untuk mengatasi permasalahan dewasa ini menuju Indonesia yang makin baik dan makin maju di masa depan,” katanya.
Sebagai manusia dan bangsa yang beriman, kita harus yakin bahwa badai akan berlalu. (Susilo Bambang Yudhoyono)
Para mantan wapres
Pesan kemerdekaan pun disampaikan Wakil Presiden (Wapres) ke-6 RI Try Sutrisno. Kemerdekaan bangsa Indonesia diperoleh atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan disertai perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia dengan pengorbanan yang berat serta tulus ikhlas. Pengorbanan berupa keringat, harta benda, ataupun jiwa dari rakyat pejuang bangsa Indonesia.
”Pemuda adalah pelopor dan patriot perjuangan bangsa dari waktu ke waktu. Insya Allah, generasi penerus ini tidak berakhir, terus-menerus bersambung. Apa isi tugasnya? Yakni membangun tali bangsa dan negara,” kata Try Sutrisno.
Penanggulangan pandemi Covid-19 merupakan tanggung jawab kebangsaan. (Try Sutrisno)
Dalam menghadapi situasi sekarang ini, Try mengajak semua bekerja sama menanggulangi pandemi Covid-19 untuk kepentingan kesehatan bersama. Hal ini karena penanggulangan pandemi Covid-19 merupakan tanggung jawab kebangsaan.
Wapres ke-9 RI Hamzah Haz menuturkan, Indonesia sudah memiliki ideologi dan sekaligus falsafah bangsa, yakni Pancasila. Pada Pancasila pada hakikatnya ada dua pokok identitas bangsa. Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. ”(Sementara) yang sila-sila keempatnya adalah merupakan perjuangan kita untuk menyejahterakan rakyat,” katanya.
Terkait hal tersebut, Hamzah menyebutkan, bangsa Indonesia harus menunjukkan identitasnya. Identitas sebagai bangsa yang beragama. ”Kalau itu dijalankan, saya kira kita akan mampu menghadapi semua persoalan bangsa kita. Tetapi jangan sampai takabur. Tunjukkanlah bangsa Indonesia,” ujarnya.
Bangsa Indonesia harus menunjukkan identitasnya sebagai bangsa yang beragama. (Hamzah Haz)
Adapun Wapres ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla atau JK mengatakan, pada hari yang berbahagia ini, kita semua sebangsa dan setanah air, merayakan Hari Kemerdekaan Ke-76 RI. ”Namun, tidak terlepas juga dalam kondisi yang tentu memprihatinkan seluruh bangsa di dunia ini, termasuk kita. Dalam kita memperingati hari kemerdekaan, sekaligus kita juga tentu prihatin akan musibah pandemi yang tentu semua dunia (pun) akan memprihatinkan hal tersebut,” ujarnya.
Namun, JK menuturkan, kita percaya bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang teguh dan dapat menjaga keutuhannya dan (menghadapi/menyelesaikan) masalahnya. Begitu juga generasi muda Indonesia yang mempunyai visi ke depan yang baik serta pengetahuan. Kita bersama dapat mengatasi masalah-masalah yang menimbulkan kesulitan di mana pun di dunia ini.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang teguh dan dapat menjaga keutuhannya. (Jusuf Kalla)
”Di samping kita mengucap syukur ke hadirat Allah SWT, kita juga prihatin dan tentu juga yakin akan upaya sehingga kita dapat keluar dari masalah-masalah. Sehingga kita dapat membawa negeri ini nanti ke-100 tahun dalam situasi yang jauh lebih baik,” kata JK.
Sementara itu, Wapres ke-11 RI Boediono mengatakan, penggunaan teknologi informasi dan digitalisasi merupakan keniscayaan bagi semua negara. Kita harus secepatnya menerapkan teknologi baru ini di berbagai bidang kehidupan. ”Perlu adanya suatu strategi nasional yang mencakup pedoman-pedoman umum bagi pemerintah sendiri, tapi juga bisnis, dan masyarakat umum. Itu mengenai kesiapan,” katanya.
Mengenai risiko, Boediono menyebutkan, sangat penting diperhatikan bahwa di era digitalisasi atau era teknologi informasi sekarang ini negara dapat kehilangan kedaulatannya tanpa harus diserang secara militer, tetapi diserang secara digital.
Di era digitalisasi diperlukan suatu strategi nasional yang mencakup pedoman-pedoman umum bagi pemerintah, bisnis, dan masyarakat umum. (Boediono)
”(Hal) yang terpenting bagi negara seperti kita adalah belajar dari pengalaman negara-negara yang lebih maju. Apa yang mereka anggap gagal? Apa yang mereka anggap sukses? Kita pelajari (itu semua) dengan tekun, dengan benar, dan kita ambil manfaatnya,” ujar Boediono.
Pesan kemerdekaan para pemimpin bangsa yang disampaikan pada peringatan HUT ke-76 negeri ini tersebut kiranya membekali kita untuk mengisi kemerdekaan di berbagai bidang. Kita teruskan perjuangan para pahlawan pendahulu bangsa. Dirgahayu Indonesia.