Pengacara senior yang pernah membela mantan Presiden Soeharto, Muhammad Assegaf, meninggal dunia karena sakit.
Oleh
Anita Yossihara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengacara senior Muhammad Assegaf tutup usia pada Selasa (22/6/2021) siang. Wafatnya pengacara yang pernah menjadi kuasa hukum mantan Presiden Soeharto itu membuat para advokat merasa kehilangan.
Kabar meninggalnya Assegaf salah satunya disampaikan mantan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra. ”Kabar duka datang dari beberapa teman. Syamsul Rakan Chaniago dan Maqdir Ismail memberitakan bahwa pengacara senior Muhammad Assegaf wafat di Jakarta siang ini, Selasa 22 Juni 2021,” kata Yusril, Selasa siang.
Yusril yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara itu mengungkapkan, Assegaf meninggal di usia senja setelah menderita sakit, beberapa tahun terakhir. Assegaf juga disebut pernah mengalami stroke. Sementara informasi dari Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), Assegaf wafat setelah terpapar Covid-19.
Jenazah Assegaf disemayamkan di rumah duka Jalan Kalibata Utara II Nomor 40, Jakarta Selatan. Menurut rencana, jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Keluarga Habib Jindan di kawasan Ciledug, perbatasan Kota Tangerang dan Jakarta Selatan.
Para kolega mengenal Assegaf sebagai advokat yang gigih memperjuangkan penegakan hukum sejak bergabung dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Karena itu, tidak sedikit pengacara yang merasa kehilangan dengan wafatnya Assegaf.
”Saya menganggap beliau sebagai senior, saya banyak belajar darinya, bagaimana menjadi advokat yang baik. Saya sungguh kehilangan dengan wafatnya beliau,” kata Yusril.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu menceritakan, terakhir kali berjumpa fisik dengan almarhum Assegaf, beberapa pekan sebelum pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020. Saat itu, Yusril berkunjung ke kediaman Assegaf di Kalibata, Jakarta Selatan.
Semenjak pandemi, Yursil belum sempat lagi mengunjungi Assegaf. Lebih dari satu tahun, Yusril berkomunikasi melalui telepon seluler dan aplikasi percakapan Whatsapp. ”Terakhir komunikasi dengan beliau, 6 Juni,” ujarnya.
Yursil pun mengajak semua advokat serta kolega mendoakan dan memaafkan jika semasa hidup Assegaf melakukan kesalahan. ”Saya menjadi saksi, almarhum Muhammad Assegaf adalah orang baik hati dan pemaaf. Semoga Allah SWT menerima amal kebijakan beliau dan mengampuni segala kesalahan,” katanya.
Assegaf mengawali karier sebagai pengacara di YLBHI pada tahun 1970-an. Teman seangkatannya, yakni pengacara Adnan Buyung Nasution, telah lebih dulu berpulang pada tahun 2015. Sepanjang kariernya di YLBHI, Assegaf aktif membela para korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Setelah reformasi 1998, Assegaf sempat menjadi kuasa hukum mantan Presiden Soeharto yang tengah menghadapi kasus korupsi. Ia juga pernah bergabung dengan tim pengacara Muslim yang menjadi kuasa hukum Abu Bakar Ba’asyir dalam kasus terorisme.
Assegaf juga pernah menjadi kuasa hukum mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq yang terjerat kasus korupsi pemberian kuota impor sapi dan Rizieq Shihab dalam kasus kerusuhan di Monas.