Ucapan selamat ulang tahun dan doa berseliweran di media sosial, Senin (21/6/2021). Foto para tokoh bersama Presiden Jokowi pun banyak terpasang di media sosial masing-masing seraya mengucapkan selamat ulang tahun.
Pada 21 Juni 2021, memang genap 60 tahun usia Presiden Joko Widodo. Sudah dua kali Presiden melalui ulang tahunnya di tengah pandemi Covid-19. Bukan karena adanya pandemi Covid-19 jika tak ada perayaan, apalagi pesta. Seperti biasa, saat ulang tahun Presiden Jokowi, tak akan ada kue ulang tahun, apalagi tiup lilin. Ucapan pun hanya dibalas terima kasih dengan senyum saja olehnya.
”Ada ucapan selamat ulang tahun dari salah seorang menteri dan disusul sejumlah menteri lainnya di awal rapat terbatas tentang penanganan pandemi Covid-19 pukul 10.00 WIB, tetapi Presiden Jokowi hanya tersenyum dan terima kasih. Dan, Presiden langsung membuka rapat,” ungkap Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menceritakan, saat dihubungi pada Senin sore.
Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Presiden Jokowi berangkat dari rumah dinasnya di Wisma Bayurini, kompleks Istana Bogor, menuju ruang kerja Presiden di gedung induk Istana Bogor pukul 08.00.
”Presiden langsung bekerja seperti biasa,” ujar Pratikno yang juga memberikan ucapan selamat ulang tahun pertama kepada Presiden.
”Seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada acara khusus pada ulang tahun Presiden di Istana. Beliau selalu mengatakan, ’Saya tidak pernah merayakan ulang tahun. Saya bekerja saja’,” ujar Pratikno.
Agenda Presiden Jokowi pada Senin ini tercatat memang memimpin rapat terbatas (ratas) penanganan Covid-19 yang semakin meningkat. Karena itu, Presiden memimpin rapat secara virtual dari ruang kerjanya. Wapres dan sejumlah menteri terkait ada di kantor masing-masing. Senin ini, semula Presiden dijadwalkan meresmikan bendungan di Kuningan, Jabar. Namun, karena kasus Covid-19 meningkat, peresmian tersebut urung dilaksanakan.
”Pandeminya lagi tinggi sehingga ditunda,” ujar pejabat di Istana. Padahal, Bendungan Kuningan tercatat sebagai proyek strategis nasional yang berada di Kecamatan Cibeureum, yang dinilai sangat bermanfaat untuk pengairan irigasi yang mencapai 3.000 hektar lahan pertanian.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, Senin ini, selain ratas, Presiden tetap melaksanakan tugas-tugas administrasi kenegaraan. Koordinasi dengan para menteri terus dikerjakan. Presiden Jokowi memang tak pernah merayakan hari lahirnya secara khusus.
”Saya tidak pernah merayakan ulang tahun. Jadi jangan ada yang mengulangtahuni,” ujar Presiden Jokowi kepada wartawan saat hari jadi Presiden Jokowi yang ke-58 pada 21 Juni 2019, seusai meninjau proyek pembangunan landas pacu III Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pers saat itu sempat menyiapkan kue ulang tahun dengan lilin di atasnya. Presiden malah berusaha mematikan lilin dengan mengibaskan tangannya. Ini sama dengan waktu Presiden ulang tahun pada 2015 saat kunjungan kerja di Pangkal Pinang, Bangka. Kue ulang tahun yang disiapkan manajemen hotel tempat Presiden menginap akhirnya ditarik dan tidak ada ucapan, kecuali foto bersama dengan Presiden sebelum meninggalkan hotel.
Saat ulang tahun, kegiatan Jokowi memang tak pernah berhenti. Pada 2018, peninjauan bandara juga dilakukan. Setahun sebelumnya, Jokowi membagikan paket bahan pokok kepada masyarakat sekitar Ciawi, Bogor, serta meninjau pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di Cigombong, Sukabumi.
Pada hari jadi ke-55 tahun 2016, agenda Jokowi malah superpadat. Kegiatannya dimulai dengan meninjau sejumlah proyek infrastruktur, seperti Tol Bocimi, Tol Depok-Antasari, Jalan Layang Bekasi, Cawang, Kampung Melayu (Becakayu), serta usaha penggemukan sapi di Rumpin, Kabupaten Bogor, sampai mengikuti perayaan Nuzulul Quran di Istana Kepresidenan Jakarta.
Jadi ”trending topic”
Hal berbeda justru terjadi di media sosial. Tagar ulang tahun Presiden Jokowi justru berseliweran. Bahkan, tagar HBDJOKOWI60 sempat trending dengan 3.840 cuitan di Twitter hingga Senin siang. Selain itu, kata kunci H Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, dan Presiden RI juga masuk dalam trending topic Twitter di Indonesia.
Pegiat disabilitas Surya Sahetapy mengucapkan selamat ulang tahun ke-60 bagi Presiden Joko Widodo dalam video yang diunggah di akun media sosial Pusat Bahasa Isyarat Indonesia. Ucapan selamat tersebut juga diiringi harapan agar Presiden Jokowi semakin memberdayakan akses informasi dan komunikasi yang luas dan terjangkau bagi seluruh warga disabilitas, terutama kalangan tuli.
”Semoga Pak Jokowi selalu sehat dan senantiasa memimpin seluruh bangsa dan tanah air Indonesia menuju negara yang sejahtera, sentosa, dan makmur jaya,” ujar Surya dalam video yang mewakili ucapan para guru Pusat Bahasa Isyarat Indonesia tersebut, Senin (21/6/2021).
Surya menyebutkan, selama pemerintahan Presiden Jokowi ada keberpihakan terhadap kaum tuli. Hal ini terutama sejak dibukanya kesempatan yang lebih luas untuk penerjemahan berita di televisi ke bahasa isyarat melalui juru bahasa isyarat sejak 2017.
”Itu sangat membantu. Perubahan terbaru adalah ketika Presiden Jokowi menerima staf disabilitas di Kantor Staf Presiden. Itu langkah awal untuk mencapai Indonesia yang lebih ramah disabilitas,” ujar Surya yang dihubungi lewat sambungan telepon dengan bantuan terjemahan dari juru bahasa isyarat.
Diharapkan ke depan, Indonesia semakin ramah disabilitas. Interaksi semakin mudah. Layanan-layanan umum yang dibangun bisa diakses juga oleh warga disabilitas.
Ucapan selamat serupa disampaikan juga oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Abdul Halim Iskandar, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta musisi Addie MS di media sosial masing-masing.
Empat presiden di bulan Juni
Kondisi dan kebiasaan Presiden Jokowi ini tentu berbeda dengan presiden-presiden RI sebelumnya yang juga lahir pada bulan Juni. Tercatat empat dari tujuh presiden yang pernah dan sedang memimpin negeri ini berulang tahun pada bulan Juni.
Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno—yang dikenal sebagai Bung Karno—lahir pada 6 Juni 1901. Presiden kedua Indonesia Soeharto—atau Pak Harto, demikian biasa disebut—lahir pada 8 Juni 1921.
Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie lahir pada 25 Juni 1936. Dan Presiden ketujuh Indonesia Jokowi lahir pada 21 Juni 1961, tepat 60 tahun lalu.
Gaya tiap presiden dalam menghayati dan merayakan hari lahirnya tentu berbeda-beda. Bung Karno dalam buku otobiografi Bung Karno; Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams mengatakan, ”Hari lahirku ditandai oleh angka serba enam. Tanggal 6 Juni. Aku bernasib sangat baik dengan dilahirkan di bawah bintang Gemini, lambang anak kembar. Dan memang itulah aku yang sebenarnya. Dua sifat yang sangat bertentangan”.
Sejurus kemudian Bung Karno menerangkan maksud pernyataan tersebut. ”Aku bisa lemah lembut atau aku bisa rewel; keras bagai baja, atau puitis penuh perasaan. Pribadiku merupakan perpaduan dari pikiran dan emosi. Aku seorang yang suka memaafkan, akan tetapi aku pun seorang yang keras kepala. Aku menjebloskan musuh-musuh negara ke balik jeruji penjara, namun aku tidak tega membiarkan burung terkurung di dalam sangkar,” ujar Bung Karno.
Sementara itu, dalam buku otobiografi Soeharto; Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya terdapat satu bab yang menggambarkan suasana perayaan ultah Presiden kedua Indonesia tersebut. ”Waktu saya menginjak usia 66 tahun, pada tanggal 8 Juni 1987, keluarga saya menyelenggarakan selamatan di Jalan Cendana,” demikian kata Presiden Soeharto seperti tertulis di buku itu.
Adapun BJ Habibie sekitar dua tahun sebelum menjadi Presiden ketiga RI atau saat menjabat Menteri Riset dan Teknologi menyampaikan, kado paling menyenangkan baginya bukanlah barang atau uang. Dalam kolom serba-serbi Kompas (26/7/1996), Habibie yang tengah berada di Indonesia Air Show 1996 hanya berharap pameran dirgantara tersebut sukses dan meminta masyarakat berbondong-bondong menghadiri pameran, terutama pada public days pada 28, 29, dan 30 Juni 1996.