Lebih dari 4.000 pemudik terkonfirmasi positif Covid-19. Hal ini menunjukkan tingginya potensi penularan penyakit tersebut di tempat tujuan mudik.
Oleh
Mawar Kusuma
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun pemerintah telah memberlakukan pelarangan mudik, mobilitas tinggi di beberapa daerah masih terus terjadi. Kepolisian pun terus melakukan penyekatan di 381 lokasi. Dari hasil pengetesan acak Covid-19 dalam Operasi Ketupat 2021 dilaporkan bahwa jumlah pemudik yang positif Covid-19 terindikasi tinggi.
”Dalam Operasi Ketupat kemarin, jumlah pemudik yang di-random testing dari 6.742, konfirmasi positif 4.123 orang,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/5/2021).
Dari jumlah pemudik yang terkonfirmasi positif tersebut, sebanyak 1.686 orang telah melakukan isolasi mandiri dan 75 orang dirawat di rumah sakit. Pada masa pelarangan mudik ini, polisi juga telah memeriksa 113.694 kendaraan dan 41.097 unit di antaranya telah diputar balik. Pelanggaran travel gelap tercatat sebanyak 346 kendaraan.
Tren mobilitas penduduk nasional masih menunjukkan kenaikan dalam tujuh hari terakhir. Mobilitas tinggi dijumpai di Maluku Utara, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara. Sementara tiga provinsi dengan mobilitas tergolong rendah adalah Bali, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Riau.
”Kita melihat dalam bulan Ramadhan ini, sektor ritel, mal, dan toko bahan makanan, mobilitasnya tinggi,” tambah Airlangga yang juga didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seusai gelaran rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.
Menhub menambahkan, pada periode 6-9 Mei telah terjadi penurunan perjalanan mudik lewat udara, laut, ataupun darat. Penurunan mudik di jalur udara mencapai 93 persen, jalur laut dan kereta api turun 90 persen, serta jalur darat turun 40 persen. Untuk jalur udara, tidak akan ada lagi penerbangan carter selama peniadaan mudik. Terkait arus balik mudik, Budi memperkirakan sebanyak 22 persen pemudik atau 3,6 juta orang akan balik pada hari Minggu (16/5/2021).
Ketika berkunjung ke Merak, Bakauheni, dan Brebes, Budi juga melihat penurunan pergerakan penumpang yang begitu signifikan sebesar 90 persen, tetapi sektor logistik turun hanya 3-5 persen. ”Artinya, rencana kita untuk melakukan peniadaan mudik pada penumpang dan memberikan seluas-luasnya pergerakan logistik terjadi dengan baik,” tambahnya.
Demi menghindari lonjakan kasus Covid-19, pemerintah juga kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro tahap ke-8 dengan cakupan tetap 30 provinsi yang akan berlaku pada 18-31 Mei mendatang. Periode perpanjangan tersebut sengaja dibuat hingga dua pekan setelah mudik Lebaran.
Lonjakan Sumatera
Dari 30 provinsi yang telah melaksanakan PPKM skala mikro, 11 provinsi mengalami tambahan konfirmasi harian. Kasus konfirmasi harian di lima provinsi bahkan meningkat cukup tajam, yaitu Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Aceh, dan Kalimantan Barat. ”Dan sebagian itu akibat datangnya pekerja migran,” kata Airlangga.
Meskipun mobilitas rendah, kenaikan kasus justru tercatat di Kepulauan Riau karena kedatangan pekerja migran Indonesia (PMI). Pemerintah memprediksi jumlah PMI yang pulang ke Tanah Air pada periode Maret hingga Mei akan mencapai 49.682 orang. ”Untuk PMI, prokes (protokol kesehatan) ketat, baik dengan pengetesan, termasuk PCR, maupun karantina. Hasil positif yang cukup tinggi diantisipasi di daerah yang memang masuk untuk PMI,” tambahnya.
Sebanyak tujuh provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, dan Kalimantan Barat, juga mendapat perhatian khusus karena memiliki bed occupancy ratio (BOR) di atas 50 persen. BOR atau angka penggunaan tempat tidur rumah sakit di Sumatera Utara, misalnya, mencapai 63,4 persen, Riau (59,1 persen), Kepulauan Riau (59,9 persen), dan Sumatera Selatan (56,6 persen).
”Kenaikan terutama memang terjadi di Sumatera. Sumatera jadi perhatian pemerintah. Sementara di Jawa, BOR di bawah 40 persen dan ini merupakan yang terendah sepanjang periode PPKM mikro,” ujar Airlangga.
Total nasional jumlah ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, menurut Menkes, adalah 390.000, sebanyak 70.000-an di antaranya bisa dipakai untuk pasien Covid-19. Dari 70.000-an kamar untuk pasien Covid-19 tersebut, baru terisi sekitar 23.000. Sementara kamar ICU secara nasional berjumlah 22.000, dan 7.500 di antaranya didedikasikan untuk Covid-19. Dari 7.500 ICU untuk Covid-19, hanya terisi 2.500 ICU.
Seiring kenaikan kasus Covid-19 di beberapa provinsi, Menkes meminta pemerintah daerah mengantisipasi detail ketersediaan kamar di daerah masing-masing. Ketersediaan obat-obatan di tingkat nasional juga dilaporkan cukup dan bisa didistribusikan ke daerah yang kurang sebelum Lebaran.
Hingga Minggu (9/5/2021), tingkat kasus aktif tercatat 5,7 persen atau 98.395 kasus dibandingkan angka kasus global yang mencapai 12,13 persen. Tingkat kesembuhan per Minggu (9/5/2021) juga mencapai 91,5 persen atau 1.568.277 kasus, sedangkan tingkat kesembuhan global 85,78 persen. Tingkat kematian per bulan Mei sebesar 2,7 persen, sedangkan angka global 2,08 persen.
Vaksin Gotong Royong
Meskipun beberapa pekan terakhir sempat ada penurunan, total dosis vaksinasi secara nasional sudah mencapai 29,9 juta dosis. Terkait vaksin Gotong Royong, Airlangga menyebut sudah tersedia 500.000 dosis dari total 7,5 juta kontrak vaksin Sinopharm. ”Sudah ditetapkan harga vaksin Rp 375.000 per dosis dan penyuntikannya Rp 125.000 sehingga total Rp 500.000,” tambah Airlangga.
Jenis vaksin lain yang akan digunakan untuk vaksin Gotong Royong ini adalah CanSino yang sudah dipersiapkan sebanyak 5 juta dosis. Vaksin Gotong Royong diharapkan sudah bisa dilaksanakan pada akhir Mei ini. Vaksin tersebut sudah memperoleh sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Majelis Ulama Indonesia.
Menkes Budi menyebut vaksinasi akan terus digenjot, terutama setelah Lebaran atau memasuki bulan Juni. Daerah-daerah seperti Bali, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta yang angka vaksinasi lansianya sudah tinggi diharapkan bisa mempercepat pemberian vaksin ke seluruh warga lansia agar vaksin bisa segera diberikan ke masyarakat umum.
Vaksinasi semakin penting karena mutasi virus korona baru yang tergolong variant of concern atau virus relatif berbahaya versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari sejumlah negara, yaitu India, Afrika Selatan, dan Inggris, semakin banyak dijumpai. Jika varian B1351 dari Afrika Selatan hanya dijumpai satu kasus di Bali, varian B117 dari Inggris serta B1617 dari India terkonsentrasi cukup besar di Sumatera dan Kalimantan.