Perlancar Umrah, Wapres Amin Minta Arab Saudi dan China Dilobi
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menugaskan Menteri Kesehatan untuk melobi Pemerintah Arab Saudi dan China terkait penerimaan kembali jemaah umrah di Mekkah. Dari 50.000 anggota jemaah, belum diketahui kuota untuk RI.
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Arab Saudi akan menerima kembali jemaah umrah. Untuk memperlancar jemaah asal Indonesia menunaikan ibadah umrah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menugaskan Menteri Kesehatan melobi Pemerintah Arab Saudi dan Pemerintah China.
Semua bandara internasional di Arab Saudi akan kembali dibuka pada 17 Mei 2021. Selain itu, setidaknya 50.000 anggota jemaah dari seluruh dunia akan diizinkan menunaikan ibadah umrah setiap harinya.
Sejauh ini belum diketahui kuota jemaah umrah asal Indonesia yang diizinkan masuk. Selain itu, Pemerintah Arab Saudi sebelum ini memasukkan Indonesia dalam daftar 20 negara yang ditutup akses masuknya ke Arab Saudi.
Juru Bicara Wapres Masduki Baedlowi menyampaikan, kemungkinan pembukaan umrah di bulan Ramadhan ini adalah kesempatan baik. Namun, syarat jemaah yang ke Tanah Suci adalah sudah menerima vaksinasi dengan vaksin yang disertifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ternyata masyarakat Indonesia banyak yang sudah divaksin, tetapi menggunakan Sinovac, sedangkan Sinovac baru proses daftar ke WHO.
”Ternyata masyarakat Indonesia banyak yang sudah divaksin, tetapi menggunakan Sinovac, sedangkan Sinovac baru proses daftar ke WHO,” kata Masduki dalam keterangan pers yang disampaikan secara daring, Kamis (22/4/2021).
Karena itu, Wapres Amin meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk secepatnya melobi Pemerintah Arab Saudi dan Pemerintah China. ”Dengan Pemerintah Arab Saudi, supaya sebisa mungkin vaksin yang ada di Indonesia, Sinovac, diperbolehkan (menjadi syarat). Selain itu, Pemerintah Indonesia bisa mendorong Pemerintah China memproses sertifikasi vaksin Sinovac ke WHO secepatnya,” tambah Masduki.
Harapannya, tidak ada lagi hambatan bagi jemaah umrah asal Indonesia untuk beribadah di bulan Ramadhan.
Kemenkes fasilitasi
Pastinya kita akan memfasilitasi kebutuhan jemaah haji dan umrah.
Secara terpisah, juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, Kemenkes masih menunggu koordinasi dari Kementerian Agama. ”Pastinya, kita akan memfasilitasi kebutuhan jemaah haji dan umrah,” katanya kepada harian Kompas.
Sejauh ini, seperti disampaikan dalam situs resminya, WHO mengeluarkan daftar penggunaan darurat (EUL) untuk vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca/Oxford yang didistribusikan melalui Covax pada 15 Februari lalu. Vaksin ini diproduksi AstraZeneca_SKBio (Republik Korea) dan The Serum Institute of India.
WHO juga sudah memasukkan vaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech untuk penggunaan darurat pada 31 Desember 2020.