Presiden Minta Organisasi Kemahasiswaan Adaptif dengan Teknologi
Saat meresmikan pembukaan Kongres XXXI Himpunan Mahasiswa Islam dan Kongres XX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Presiden Jokowi menyatakan, organisasi kemahasiswa perlu adaptif dengan kemajuan teknologi.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo membuka secara resmi Kongres XXXI Himpunan Mahasiswa Islam dari Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Kongres ini dilangsungkan di Surabaya.
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi kepemudaan Islam perlu adaptif dengan perubahan teknologi yang deras terjadi saat ini. Sembari sigap beradaptasi, kontribusi para pemuda dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia juga tetap ditunggu secara konkret.
Pesan ini menjadi benang merah dalam sambutan Presiden Joko Widodo saat meresmikan pembukaan Kongres XXXI Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kongres XX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang diselenggarakan secara terpisah, Rabu (17/3/2021), di Jakarta, secara daring.
Tantangan perubahan yang semakin besar diingatkan kepada para kader PMII dan HMI. Era disrupsi membuat tidak boleh ada yang terpaku pada kebesaran di masa lalu. Jika tidak cepat beradaptasi, organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan bisa tertinggal tergilas zaman.
Kepada para kader HMI, Presiden Joko Widodo, dari Istana Negara, Jakarta, mengingatkan supaya HMI siap menjadi pelopor kemajuan bangsa. Tujuannya, mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang makin disegani, makin maju, dan makin sejahtera.
”Saya percaya, HMI bisa menjadi lokomotif kemajuan bangsa dan lebih aktif menyiapkan, melahirkan SDM unggul, mencetak dan melahirkan pemimpin masa depan yang akan mengantarkan bangsa ini siap berkompetisi dalam era hiperkompetisi sekarang ini,” ujar Presiden yang didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Saya percaya, HMI bisa menjadi lokomotif kemajuan bangsa dan lebih aktif menyiapkan, melahirkan SDM unggul, mencetak dan melahirkan pemimpin masa depan yang akan mengantarkan bangsa ini siap berkompetisi dalam era hiperkompetisi sekarang ini.
Penjabat Ketua Umum HMI Arya Kharisma Hardi mengakui, kongres adalah ajang untuk mengukur kematangan intelektual dan emosional kader sebelum memasuki gerbang pengabdian di wilayah publik. HMI juga akan selalu menjadi mitra kritis bagi pemerintah, termasuk di daerah.
Kongres HMI ini diselenggarakan di Surabaya. Kader dari 203 cabang HMI berkumpul di ”Kota Pahlawan” serta akan memperbarui gagasan berbangsa dan bernegara.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Aksi saling dorong antara petugas polisi dan TNI dengan para mahasiswa dari HMI saat berdemonstrasi menolak disahkannya UU Cipta Kerja di depan Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/10/2020). Para demonstran menilai, UU Cipta Kerja yang disahkan DPR melukai dan mengkhianati rakyat Indonesia.
Tak hanya berpesan supaya peka pada perubahan, Presiden Jokowi juga meminta kader-kader HMI bisa mewujudkan cita-cita besar para pendiri untuk menyelaraskan keislaman dan keindonesiaan dalam semangat pembaruan. Persatuan bangsa harus terus diperkokoh dalam keberagaman. HMI pun bisa menjadi pilar penyokong integrasi bangsa.
Di sisi lain, HMI bisa berkolaborasi dengan pemerintah dalam mendukung agenda-agenda penting pembangunan bangsa. Di masa pandemi, HMI bukan hanya bisa mendukung pemerintah mengatasi pandemi dan dampaknya, tetapi juga membantu masyarakat yang kesulitan serta membangkitkan optimisme.
Komitmen kebangsaan
Sementara kepada kader-kader PMII, Presiden Joko Widodo mengapresiasi komitmen kebangsaan PMII sebagai anak kandung Nahdlatul Ulama. ”PMII selalu terdepan dalam mengawal perjalanan bangsa, teguh membela NKRI, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan membela Bhinneka Tunggal Ika, juga konsisten menyebarkan toleransi dan kesejukan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk,” tutur Presiden yang didampingi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam acara ini.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo membuka secara resmi Kongres XX PMII yang diselenggarakan secara daring dan luring, Rabu (17/3/2021). Dalam acara ini, Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kiri) dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Presiden juga menuturkan, pemerintah terus bekerja keras memulihkan kesehatan masyarakat dan membangkitkan ekonomi nasional yang didera pandemi Covid-19. Kendati berbagai kebijakan dikeluarkan, Presiden mengklaim sudah ada tren positif kendati mengakui hasil belum maksimal.
”Ekonomi kita menunjukkan tren yang positif meskipun juga harus kita akui belum maksimal, tapi tidak ada kata lelah dalam kamus saya,” kata Presiden.
Untuk mengatasi krisis akibat pandemi, Presiden juga meminta dukungan dan partisipasi kader PMII untuk berkontribusi ide dan bekerja nyata menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa.
Ketum PB PMII Agus Mulyono Herlambang dalam laporannya menyampaikan komitmen PMII untuk terus beradaptasi dengan perubahan teknologi serta berbakti kepada ibu pertiwi. ”Kami berharap kongres ini tidak hanya menjadi momentum pergantian kepemimpinan dan konsolidasi, tetapi ingin berikrar melompat menjadi organisasi maju untuk peradaban Indonesia baru,” katanya.
Kami berharap kongres ini tidak hanya menjadi momentum pergantian kepemimpinan dan konsolidasi, tetapi ingin berikrar melompat menjadi organisasi maju untuk peradaban Indonesia baru.
Komitmen kebangsaan PMII, menurut Agus, tak perlu diragukan. Sejak pendiriannya, PMII telah mencantumkan Pancasila sebagai landasannya. Selain itu, pesan Presiden untuk menjaga NKRI, menangkal radikalisme, serta beradaptasi dan mengembangkan teknologi tetap dipegang. Kongres PMII tahun ini dilakukan secara daring dan luring. Kader-kader dikumpulkan dalam beberapa zona.
Kader dari Sumatera berkumpul di Kota Batam, kader di Jawa berada di Bekasi, sementara kader dari Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara berhimpun di Lombok Timur. Adapun kader dari Kalimantan berada di Balikpapan dan Samarinda, sedangkan kader dari Indonesia timur mengikuti kongres dari Kendari.
Model kongres yang memadukan pertemuan luring dan daring diharapkan menghindarkan kemungkinan penularan Covid-19.
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY
Pembacaan pernyataan sikap Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Cipayung Plus, Selasa (23/4/2019), di Menteng, Jakarta. Mereka meminta elite politik untuk bersikap layaknya negarawan. Cipayung Plus terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Kesatuan Mahasiswa Hindu Darma Indonesia, dan Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia.