Investasi Jangka Panjang dari Pembangunan Kapal Selam KRI Alugoro
Pembangunan kapal selam KRI Alugoro-405 yang menelan biaya Rp 1,5 triliun dinilai sebagai investasi jangka panjang. Selain kapal selam, ada pembangunan fasilitas produksi dan pengiriman personel untuk belajar ke Korsel.
Oleh
Edna C Pattisina
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan kapal selam KRI Alugoro-405 menelan biaya Rp 1,5 triliun yang didanai dari Penyertaan Modal Negara. Biaya ini merupakan investasi jangka panjang mengingat selain pembangunan kapal selam, juga ada pembangunan fasilitas produksi dan pengiriman 206 personel untuk belajar di Korea Selatan.
”Ini investasi jangka panjang untuk memiliki penguasaan teknologi tertinggi matra laut,” kata Pelaksana Tugas Direktur Utama PT PAL Etty Soewardani, dalam acara serah terima kapal selam ke-3 KRI Alugoro-405, yang diserahterimakan dari PT PAL kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, di Galangan DSME-Okpo Korea Selatan dan PT PAL Indonesia, Surabaya, Rabu (17/3/2021).
Etty mengatakan, penguasaan teknologi kapal selam diharapkan bisa jadi dasar untuk mengikuti teknologi tertinggi, peningkatan sumber daya manusia dan sistem teknologi.
Etty melanjutkan, pembangunan kapal selam Alugoro-405 sesuai dengan kontrak Kemhan dan DSME Korea Selatan. Proyek ini didanai penyertaan modal negara (PMN) 2015 senilai Rp 1,5 triliun.
Dana ini di antaranya digunakan untuk transfer teknologi dan pelatihan bagi 206 personel ke Korea Selatan. Selain itu, ada pula untuk pembangunan fasilitas kapal selam untuk pemeliharaan, perbaikan, dan perbaikan besar.
Pekerjaan yang dilakukan PT PAL, antara lain, joint section, trial, hydro test, harbor, sea acceptance, dan penyusunan working standard. Etty mengatakan, sebenarnya fasilitas pembangunan kapal selam di PT PAL belum lengkap. ”Kami mohon dukungan pemenuhan agar bisa lebih lengkap,” kata Etty.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengapresiasi acara peluncuran KRI Alugoro sebagai tonggak historis di mana untuk pertama kalinya galangan kapal milik perusahaan nasional, PT PAL, berhasil ikut serta dalam produksi kapal selam.
”Kita sadari bersama betapa pentingnya pertahanan kita. Kita sedang membangun kemampuan pertahanan kita. Bukan karena kita ingin gagah-gagahan. Bukan karena kita ingin mengancam siapa pun. Tidak. Berkali-kali, turun-temurun dari pendiri bangsa kita, kita tegaskan bahwa bangsa Indonesia cinta damai, tapi lebih cinta kemerdekaan,” kata Prabowo.
Walaupun tidak menjelaskan kelanjutan kerja sama dengan Korea Selatan, Prabowo mengatakan bahwa Indonesia harus memilki kekuatan yang cukup untuk menjaga kedaulatan, melindungi segenap tumpah darah, kesatuan, dan keutuhan wilayah dari ancaman tentara negara asing.
”Hari ini merupakan selangkah ke depan bagi kita semua untuk membangun tentara kita ke arah yang lebih kuat lagi,” katanya.
Prabowo mengatakan, alat pertahanan banyak yang sudah tua sehingga saatnya untuk diremajakan. Untuk itu, peran dari industri pertahanan akan sangat menonjol.
”Kita harap peran serta, inisiatif, kerja keras teknolog-teknolog kita, sarjana-sarjana kita, cendekiawan kita, dari ahli-ahli kita. Kita harap semua bersatu untuk kerja keras,” ujarnya.
Asal nama Alugoro
Sebelum Alugoro-405, Kemhan telah serah terimakan kapal selam pertama KRI Nagapasa-403 dan kapal selam kedua KRI Ardadedali-404 yang dibangun di Korea Selatan kepada TNI AL. Nama Alugoro diambil dari salah satu senjata berbentuk Gada yang dimiliki oleh Prabu Baladewa yang merupakan tokoh wayang yang dikenal adil, tegas dan jujur.
Kapal Selam Alugoro-405 merupakan kapal selam jenis Diesel Electric Submarine U209 (Nagapasa Class) yang memiliki panjang keseluruhan 61,3 meter dengan kecepatan mencapai 21 knot ketika berada dibawah air, mampu membawa 40 kru dengan kemampuan jelajah hingga 50 hari dan didesain dengan life time mencapai 30 tahun.
Selain Prabowo, hadir menyaksikan penandatangan berita acara serah terima kapal selam KRI Alugoro-405 adalah Minister for the Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan Gang Eun-Ho dan Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid.
Selain itu, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Tae-sung, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, Irjen Kemhan Letjen TNI Ida Bagus Purwalaksana, Kabaranahan Kemhan Marsda TNI Yusuf Jauhari serta sejumlah pejabat Kemhan dan beberapa pejabat perwakilan dari instansi terkait lainnya.
Meutya Hafid berharap, kerja sama antara Indonesia dan Korsel dapat terus terjalin dengan tetap mengedepankan prinsip saling menguntungkan dan saling menghormati. Ia pun mengapresiasi peluncuran KRI Alugoro-405 karena membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang mampu membuat kapal selam.