Mensesneg: Terima Surat Partai Demokrat, Istana Tak Perlu Jawab
Mensesneg Pratikno pada Kamis ini menjelaskan, pihaknya sudah menerima surat untuk Presiden yang dikirim Partai Demokrat. Namun, surat itu tak perlu dijawab karena pemerintah tak mau ikut campur urusan internal partai.
Oleh
ANITA YOSSIHARA dan SUHARTONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pihak Istana telah menerima surat yang dilayangkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono baru-baru ini. Istana tidak akan mencampuri urusan internal partai yang mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden selama dua periode pada 2004-2009 dan 2009-2014.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dalam keterangan resmi yang ditayangkan di saluran Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (4/2/2021), menjelaskan, pihaknya sudah menerima surat untuk Presiden Joko Widodo yang dikirimkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Surat yang berisi permohonan penjelasan keterlibatan pejabat di lingkungan Istana dalam upaya pengambilalihan paksa kursi ketua umum itu diantar langsung oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya.
”Iya, benar, kami sudah menerima surat dari Pak AHY yang ditujukan kepada Bapak Presiden, diantar langsung Sekjen Partai Demokrat. Jadi, kami sudah menerima surat itu,” ujar Pratikno.
Melalui keterangan resmi itu, Pratikno menegaskan bahwa pihak Istana merasa tidak perlu menjawab surat tersebut. Sebab, Istana merasa tidak berhak mencampuri urusan internal Partai Demokrat.
Iya, benar, kami sudah menerima surat dari Pak AHY yang ditujukan kepada Bapak Presiden, diantar langsung Sekjen Partai Demokrat. Jadi, kami sudah menerima surat itu.
”Kami rasa, kami tidak perlu menjawab surat tersebut karena itu perihal dinamika internal partai, perihal rumah tangga internal Partai Demokrat yang semuanya, kan, sudah diatur dalam AD-ART,” tutur Pratikno.
Saat Partai Demokrat pertama kali memberikan keterangan pers terkait tuduhan keterlibatan Istana, Pratikno sudah menyatakan sama sekali tidak mengetahui soal itu. ”Presiden juga tidak mungkin ikut campur urusan partai mana pun. Wong urusan PDI-P (yang mengusung dirinya) saja, Presiden tidak mau berkomentar, apalagi partai lain. Urusan partai, ya, urusan partai sendiri,” ungkapnya, Senin (1/2/2021), kepada Kompas.
Presiden Jokowi sendiri, menurut pejabat di Istana, terkejut dan kemudian tertawa membaca berita yang menyebutkan Istana dan menteri kabinet Presiden Jokowi disebut-sebut terlibat menggulingkan AHY.
Salah seorang menteri kabinet yang berasal dari partai politik besar dan dipercaya sebagai menteri utama hanya tersenyum dan berkomentar singkat, ”Iya, ngerti saja enggak, Mas. Presiden Jokowi juga kaget saat diceritakan.”
Moeldoko dua kali beri tanggapan
Seperti diketahui, pimpinan Partai Demokrat mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi berisi permohonan penjelasan atas keterlibatan pejabat di lingkungan Istana dalam upaya pengambilalihan kursi kepemimpinan partai. Pejabat yang dimaksud belakangan baru diketahui adalah Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Sampai hari ini, Moeldoko sudah dua kali memberikan tanggapan atas tudingan keterlibatannya dalam upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat. Mantan Panglima TNI itu mengakui bahwa ia pernah beberapa kali dikunjungi dan memenuhi undangan pertemuan dari sejumlah kader Demokrat. Namun, dalam pertemuan itu, ia tidak membahas upaya pengambilalihan kursi kepemimpinan Demokrat. Apalagi ingin memimpin Partai Demokrat.
Salah seorang anggota staf kepercayaan Moeldoko juga menuturkan, ”Pak Moel itu didatangi awalnya oleh para pendiri Partai Demokrat. Cerita-cerita soal pertanian awalnya, lalu bercerita soal kepengurusan Partai Demokrat di bawah Pak AHY. Selebihnya, saya enggak ikutin lagi. Tapi, setahu saya, Pak Moel tidak pernah ikut campur, apalagi mau kudeta Pak AHY. Beliau sebatas menemui dan memberikan masukan saja,” tuturnya.
Bingung saja, orang ngopi-ngopi, kok, bisa ramai begini. Apalagi ada yang grogi lagi. Apa, sih, urusannya ini? Saya, kan, ngopi-ngopi saja. Beberapa kali di sini (rumah), di luar juga. Biasa, wong kerjaan saya bicara sana-sini.
”Bingung saja, orang ngopi-ngopi, kok, bisa ramai begini. Apalagi ada yang grogi lagi. Apa, sih, urusannya ini? Saya, kan, ngopi-ngopi saja. Beberapa kali di sini (rumah), di luar juga. Biasa, wong kerjaan saya bicara sana-sini,” kata Moeldoko saat memberikan keterangan dari kediamanannya, Rabu (3/2/2021) sore.
Sejumlah mantan pendiri Partai Demokrat, di antaranya Marzuki Alie dan Joni Marbun, disebut-sebut menemui Moeldoko.
Menurut Moeldoko, semestinya Agus Yudhoyono tak perlu khawatir akan kehilangan kursi ketua umum karena ia memiliki pengaruh dan kekuatan yang besar di internal Demokrat. Hal itu setidaknya terlihat dari penetapan Agus sebagai ketua umum yang dilakukan secara aklamasi. Pemilihan secara aklamasi itu berarti semua pengurus satu kata mendukung Agus memimpin Partai Demokrat.