Dalam sambutan pada Perayaan Natal Nasional 2020, Presiden Jokowi mengajak umat Kristiani untuk tidak kehilangan harapan di tengah pandemi Covid-19. Natal diharapkan menjadi puncak tumbuhnya kesadaran baru.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 yang belum juga terkendali membuat Natal 2020 diperingati dalam suasana berbeda, tanpa perayaan meriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu, Presiden Joko Widodo mengajak umat Kristiani untuk tidak kehilangan harapan dan tetap meyakini bahwa semua bisa pulih serta kembali bangkit.
Ajakan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato virtual dalam Perayaan Natal Nasional 2020, Minggu (27/12/2020) malam. ”Saya mengajak umat Kristiani untuk tidak kehilangan harapan. Penyertaan Tuhan Yang Maha Kasih memampukan seluruh umat untuk melampaui segala kecemasan dan kekhawatiran,” kata Presiden dalam pidato yang disiarkan langsung di sejumlah stasiun televisi nasional.
Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir 10 bulan memang mengubah tatanan kebiasaan, termasuk perayaan Natal. Natal tak bisa dirayakan secara meriah karena masyarakat harus membatasi kegiatan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Tahun ini, kata Presiden Jokowi, tidak terhitung jumlah warga, termasuk umat Kristiani, yang kehilangan kesempatan bertemu keluarga dan sahabat pada hari Natal. Tak hanya itu, umat juga tidak dapat beribadah sebagaimana mestinya.
Selama pandemi, kegiatan belajar-mengajar juga dilakukan di rumah sehingga kesempatan untuk bertemu teman dan guru di sekolah pun hilang. Begitu pula bekerja, sebagian besar dilakukan dari rumah.
Presiden menyebut pandemi Covid-19 dengan segala dampaknya sebagai beban yang berat. Akan tetapi, beban berat itu semestinya tidak membuat umat cepat putus asa. Orang yang beriman tentu selalu meyakini kehadiran Tuhan dalam setiap kesempatan.
”Di dalam setiap perayaan Natal, kita akan menemukan cahaya lilin-lilin kecil yang dinyalakan di setiap rumah umat Kristiani di seluruh Tanah Air. Cahaya lilin itu mengingatkan kita semua tentang kehadiran Tuhan. Tuhan yang selalu bersama kita, hadir di antara kita, dan bekerja untuk pemulihan diri umat-Nya,” ujar Presiden.
Karena itu, tidak seharusnya umat Kristiani kehilangan harapan. Lebih dari itu, penting pula segera bertransformasi untuk menghadapi masa-masa sulit. Upaya lahir ataupun batin untuk memutus mata rantai Covid-19 harus dilakukan. Salah satunya adalah menjalankan protokol kesehatan dengan sepenuh hati. Semua harus disiplin mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak demi menjaga diri, keluarga, dan sahabat agar terhindar dari virus SARS-CoV-2.
Perayaan Natal, lanjut Presiden Jokowi, juga harus menjadi puncak tumbuhnya kesadaran baru. Menjadi momentum untuk instrospeksi diri, selalu mengingat bahwa saling mencintai, saling menjaga, dan saling mengasihi sesama manusia merupakan sebuah keharusan.
Natal juga semestinya menjadi momentum mewujudkan kasih Tuhan, seperti tolong-menolong, saling peduli, dan saling berbagi beban dengan sesama. Kasih Tuhan juga diwujudkan dengan senantiasa menghadirkan kebaikan bagi bangsa dan negara.
”Untuk itu, saya berharap umat Kristiani di mana pun berada terus menyalakan lilin-lilin dalam hati, lilin-lilin kebaikan,” ujar Presiden.
Umat Kristiani diharapkan terus memberi cahaya dalam kegelapan. Membawa semangat baru bahwa seluruh bangsa Indonesia bisa pulih dan bangkit kembali setelah terpuruk karena terkena pandemi Covid-19. Tak lupa, Presiden menyampaikan ucapan selamat Natal dan Tahun Baru 2021.