Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto inspeksi mendadak ke markas pasukan khusus TNI. Selain mengecek kesiapsiagaan, ia mengingatkan tugas TNI menjaga negara dari musuh.
Oleh
EDNA C PATTISINA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengecek kesiapsiagaan dan profesionalisme Komando Pasukan Khusus, Korps Marinir, dan Korps Pasukan Khas, Kamis (19/11/2020). Ia pun berpesan agar setiap prajurit siap sedia, kapan pun, menjaga negara dan bangsa dari ancaman dan gangguan musuh.
”Tugas TNI adalah menjaga Ibu Pertiwi dari gangguan dan ancaman atau musuh yang memiliki niat jahat untuk menginjak-injak persatuan bangsa. Komando…, komando…,” teriak Panglima TNI di depan pasukan Korps Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI Angkatan Udara di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2020).
Sebelumnya, Hadi memeriksa kesiapan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat di Markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, dan Korps Marinir (Kormar) TNI Angkatan Laut di markasnya di Cilandak, Jakarta Selatan. Pemeriksaan dilakukan dalam bentuk inspeksi mendadak (sidak).
Di Markas Kopassus, 530 anggota bisa berkumpul di lapangan dalam waktu 6 menit 52 detik. Sidak tersebut untuk mengecek kesiapsiagaan dari pasukan khusus TNI bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Di sana, Hadi memerintahkan Danjen Kopassus Mayjen Mohamad Hasan mengumpulkan seluruh personel Korps Baret Merah untuk apel kesiapsiagaan. Seusai memeriksa prajurit, Hadi menegaskan, Kopassus adalah pasukan kebanggaan bangsa.
“Kalian adalah kesatria bangsa yang siap ditugaskan untuk menjaga negara dan bangsa ini dari ancaman dan gangguan musuh yang ingin mencabik-cabik kesatuan dan persatuan bangsa. Kalian adalah prajurit terlatih dan hanya dalam hitungan enam menit, seluruh prajurit sudah berkumpul lengkap dengan perlengkapan standar,” tegas Hadi.
Ia pun berpesan, agar mereka terus berlatih untuk selalu meningkatkan performa tempur prajurit profesional. ”Kesenyapan adalah profesionalitasmu. Berani, benar, dan berhasil. Komando..., komando…,” teriak Panglima TNI.
Di Markas Korps Marinir TNI AL yang berada di Cilandak, Dankormar Mayjen (Mar) Suhartono rupanya sedang berlatih tembak. Hadi ditemui beberapa pejabat yang sedang berjaga. Kepada mereka, ia meminta agar seluruh pasukan dikumpulkan. Suhartono pun terburu-buru menemui Hadi. Lonceng dibunyikan dan seluruh pasukan langsung berkumpul di lapangan. Terkumpul sekitar 3.500 prajurit dengan masing-masing sudah membawa peralatannya.
Hati rakyat
Di hadapan prajurit Marinir, Hadi mengatakan, kesiapsiagaan adalah hal yang utama. Prajurit juga dimintanya untuk bisa mendapatkan hati rakyat.
”Saya bangga, hadir di tengah-tengah prajurit petarung. Tak seperti biasanya, saya mendadak melaksanakan alarm dan saya nilai kesiapsiagaan prajurit petarung sangat baik. Kebanggaan adalah kehormatan. Oleh sebab itu, harus dijaga dan dipertahankan,” jelasnya.
Terakhir, di Markas Wing I Paskhas Lanud Halim Perdanakusuma, Hadi disambut Dankorpaskhas Marsda Eris Widodo Y. Hadi pun memerintahkan prajurit Korps Baret Jingga untuk terus meningkatkan profesionalismenya karena profesionalisme adalah napas bagi setiap prajurit.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan, inspeksi mendadak dilakukan pada pasukan-pasukan khusus TNI. Mereka ditinjau sampai sejauh mana kesiapsiagaannya. ”Tujuannya, untuk jangan ada di Indonesia yang kita cintai ini, ada orang-orang yang merusak persatuan dan kesatuan. Kita sudah melihat ada beberapa yang identitas ini dan itu. TNI waspada. Jangan kita lengah, ternyata terjadi dan kita terlambat,” kata Achmad.
Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis, Beni Sukadis, menilai wajar jika Panglima TNI mengecek pasukan khusus TNI. Namun, yang jadi pertanyaan, situasi apa yang dinilai genting saat ini sehingga membutuhkan kesiapsiagaan prajurit.
"Misalkan apakah situasi di Laut China Selatan makin memanas atau kondisi apa yang membuat kesiapsiagaan tersebut. Kalau radikalisme yang menjadi sasaran, itu sudah jauh dari tugas pokok dan fungsi TNI,” kata Beni.
Menurut peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), M Haripin, kunjungan Panglima TNI itu dapat dimaknai sebagai upaya pimpinan militer dalam menjaga konsolidasi internal. Selain itu, sebagai upaya memperkuat kesiapsiagaan operasional dan menegaskan identitas kebangsaan yang pluralistis.
Langkah itu patut diapresiasi. Pasalnya, TNI merupakan instrumen koersif yang mesti bekerja secara profesional serta efektif dalam menanggulangi berbagai ancaman pada kedaulatan negara, dan merangkul serta melindungi segenap komponen masyarakat.