Setelah Presiden Jokowi, kini Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan simulasi vaksin sebelum dimulainya vaksinasi awal atau pertengahan Januari mendatang. Sebelumnya, harus disiapkan pendataan dan pelatihan petugas dulu.
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pemerintah tengah menyiapkan diri untuk menyelenggarakan vaksinasi Covid-19. Hal itu, antara lain, mencakup pendataan, pelatihan petugas kesehatan, penyiapan proses izin edar vaksin, simulasi distribusi vaksin, dan simulasi vaksinasi. Simulasi tersebut diharapkan membuat pemerintah benar-benar siap menyelenggarakan pada saatnya nanti.
Pemerintah sebelumnya menggelar simulasi vaksinasi Covid-19 perdana di Puskesmas Tanah Sareal di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Presiden Joko Widodo meninjau kegiatan tersebut. Sehari kemudian, Kamis (19/11/2020), simulasi digelar di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kali ini giliran Wakil Presiden Ma’ruf Amin hadir meninjau, didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja.
”Simulasi ini merupakan bagian dari persiapan pelaksanaan vaksinasi secara keseluruhan nanti yang sudah direncanakan pemerintah. Jadi, ada beberapa persiapan yang harus disiapkan supaya vaksinasinya itu berjalan baik, termasuk menyiapkan data, nama-nama yang akan divaksin di seluruh Indonesia, kemudian juga tahapan-tahapannya, kemudian juga nanti pendistribusian vaksinnya. Juga dilakukan simulasi-simulasi di sejumlah daerah dan pelatihan untuk semua petugas,” kata Wapres dalam keterangan pers seusai peninjauan.
Simulasi ini merupakan bagian dari persiapan pelaksanaan vaksinasi secara keseluruhan nanti yang sudah direncanakan pemerintah. Jadi, ada beberapa persiapan yang harus disiapkan supaya vaksinasinya itu berjalan baik, termasuk menyiapkan data, nama-nama yang akan divaksin di seluruh Indonesia, kemudian juga tahapan-tahapannya, kemudian juga nanti pendistribusian vaksinnya. Juga dilakukan simulasi-simulasi di sejumlah daerah dan pelatihan untuk semua petugas.
Bahkan, penanganan limbah vaksin, Wapres melanjutkan, juga sudah direncanakan. Ini semua merupakan bagian dari persiapan pemerintah untuk menyelenggarakan vaksinasi Covid-19.
Adapun vaksinnya, menurut Ma’ruf Amin, sudah ada. Vaksin yang tengah menjalani uji klinis tersebut pada saatnya akan melalui proses penelitian oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan izin edar sekaligus proses pengujian di MUI guna mendapatkan lampu hijau penggunaannya bagi umat Islam.
”Kebolehan itu bisa karena dia halal atau karena dasarnya kedaruratan. Yang penting MUI sebagai lembaga otoritas akan memberikan fatwanya tentang masalah itu. Jadi, persiapan ini betul-betul yang cukup matang, supaya nanti ketika terjadi vaksinasi itu tidak ada hambatan apa-apa,” kata Ma’ruf Amin.
Terkait kerangka waktu pelaksanaan vaksinasi, Wapres mengatakan, hal itu akan diselenggarakan secara bertahap. Ada vaksin yang gratis untuk penduduk miskin dan ada vaksin berbayar untuk penduduk yang mampu.
Presiden Jokowi saat wawancara khusus dengan Kompas, Jumat pekan lalu, menyatakan, vaksin diharapkan sudah tiba di Indonesia pada akhir November. Kemudian, melalui proses BPOM selama 3-4 minggu dan mendapatkan izin edar serta diharapkan awal atau pertengahan Januari baru bisa disuntikkan ke warga.
Persiapan agar tak gagap
Secara terpisah, Terawan menyatakan, pemerintah menyelenggarakan simulasi vaksinasi. Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah menyiapkan diri untuk penyelenggaraan vaksinasi Covid-19. Harapannya, penyelenggara tidak gagap sehingga vaksinasi berjalan lancar pada saatnya nanti.
”Apa yang kurang, apa yang belum lancar. Kami coba untuk melihat apa kelemahannya sehingga bisa kami segera selesaikan sehingga saat pelaksanaan tidak gagap dan semuanya bisa berjalan dengan lancar. Itu yang diharapkan dari simulasi-simulasi yang kita kerjakan. WHO juga ikut memantau. Kita pokoknya hanya simulasi. Berlatih. Kapan vaksinasi dilakukan, sudah siap. Tugas saya sebagai menteri kesehatan, menyiapkan. Dinamika dunia selalu kita ikuti.
Simulasi vaksinasi, menurut Terawan, tidak hanya digelar di puskesmas-puskesmas, tetapi juga sejumlah rumah sakit. Dalam beberapa waktu mendatang, simulasi juga akan dilakukan untuk pendistribusian vaksin.
”Apa yang kurang, apa yang belum lancar. Kami coba untuk melihat apa kelemahannya sehingga bisa kami segera selesaikan sehingga saat pelaksanaan tidak gagap dan semuanya bisa berjalan dengan lancar. Itu yang diharapkan dari simulasi-simulasi yang kita kerjakan. WHO juga ikut memantau. Kita pokoknya hanya simulasi. Berlatih. Kapan vaksinasi dilakukan, sudah siap. Tugas saya sebagai menteri kesehatan, menyiapkan. Dinamika dunia selalu kita ikuti," kata Terawan.
Saat ditanya tentang kisaran harga vaksin, Terawan mengatakan, masih harus menunggu perkembangan.
”Dunia saja belum menentukan apa-apa. Kita ikuti saja dinamikanya. Presiden melalui Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), saya kerjakan. Saya sebagai menteri ikuti yang menjadi arahan beliau, baik apa yang beliau utarakan atau apa yang beliau tuangkan dalam perpres,” ujar Terawan.