Soal Penyuntikan Vaksin, Presiden Jokowi: Kalau Diminta Paling Depan, Saya Siap
”Kalau ada yang bertanya, Presiden nanti di depan atau di belakang? Kalau oleh tim diminta saya yang paling depan, saya siap,” tutur Presiden Joko Widodo menjelaskan soal penyuntikan vaksin Covid-19.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyatakan siap menjadi orang pertama yang menerima vaksin Covid-19. Dengan demikian, diharapkan warga juga tak lagi ragu menerima vaksin Covid-19 saat vaksin tersebut siap.
”Kalau ada yang bertanya, Presiden nanti di depan atau di belakang? Kalau oleh tim diminta saya yang paling depan, saya siap,” tutur Presiden Joko Widodo seusai meninjau simulasi imunisasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal ”Harapan Keluarga” Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020).
Simulasi imunisasi Covid-19 diselenggarakan Kementerian Kesehatan kepada sekitar 100 orang dari berbagai kalangan di Puskesmas Tanah Sareal. Turut hadir dalam acara ini Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto serta perwakilan WHO Indonesia.
Sejauh ini, Pemerintah Indonesia berupaya mengadakan vaksin dari tiga perusahaan farmasi dan biotek, yakni Sinovac Biotech, Sinopharm, dan CanSino Biologics. Beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia juga menjajaki pembelian calon vaksin yang dikembangkan perusahaan AstraZeneca dan University of Oxford sebanyak 100 juta dosis, tetapi belum ada kepastian lebih lanjut.
Mengenai vaksin yang akan diberikan, Presiden Jokowi ataupun Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tak menjawab secara detail. ”Kita akan membeli vaksin dari perusahaan/merek yang ada di daftar list-nya WHO. Kedua, juga kemanfaatan dari vaksin itu juga harus maksimal,” kata Presiden Jokowi.
Terawan pun mengatakan, dinamika penelitian vaksin masih sangat tinggi. Pemerintah Indonesia juga terus konsultasi dengan WHO. Saat ditanya vaksin mana yang akan datang lebih dulu, Terawan mengatakan, ”Belum datang, kan. Nanti kalau datang, pasti diumumkan.”
Presiden menegaskan, tenaga medis, baik dokter maupun para perawat, akan mendapat prioritas pertama untuk divaksin. Setelah itu, TNI-Polri dan ASN yang memberikan pelayanan publik juga diprioritaskan untuk divaksin paling awal. Prioritas berikutnya adalah para guru.
Presiden Jokowi menambahkan, vaksin, baik dalam bentuk vaksin jadi maupun bahan baku, akan datang akhir November atau Desember ini. Namun, setelah tiba, vaksin tak bisa langsung disuntikkan. Sebab, masih ada proses sampai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan emergency use authorization. Proses ini memakan waktu sekitar tiga minggu.
”Kaidah-kaidah saintifik, kaidah-kaidah ilmiah, ini wajib diikuti. Kita ingin keselamatan, keamanan masyarakat itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi,” tuturnya.
Selain itu, distribusi vaksin ke seluruh Tanah Air juga disiapkan. Karena itu, diperkirakan vaksinasi dimulai akhir 2020 atau awal 2021. Supaya masyarakat mau menerima vaksin Covid-19, sosialisasi dilakukan sebanyak-banyaknya. Vaksinasi ini dilakukan baik melalui program yang tidak berbayar maupun vaksinasi mandiri dan akan berjalan beriringan.
Adapun untuk mempersiapkan tenaga yang akan menyuntikkan vaksin, Terawan mengatakan, pelatihan dilakukan terus baik untuk para pelatih maupun tenaga vaksinator. Dengan demikian, tenaga penyuntik vaksin akan semakin banyak.
”Kita terus menyiapkan diri dan terus berlatih supaya ketika vaksin ada, kita tinggal melaksanakan supaya tidak kagok atau gagap. Kita harus latihan terus dan kami berkoordinasi dengan segala elemen, wakil rakyat, pemda, dan juga konsultasi dengan WHO,” tutur Terawan.