Penerima Beasiswa Didorong Perkuat Kemanusiaan dan Keindonesiaan
Para penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP tak hanya mengasah ilmu, tetapi juga memanfaatkan kesempatan belajar di sejumlah negara untuk perkokoh rasa kebangsaan, kemanusiaan, dan keindonesiaan.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo berpesan supaya para penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP tak hanya mengasah ilmu, tetapi juga memanfaatkan kesempatan belajar di sejumlah negara untuk memperkokoh rasa kebangsaan, kemanusiaan, dan keindonesiaan. Selain itu, sebagai duta Indonesia, mereka juga diminta menunjukkan Indonesia yang damai, indah, penuh toleransi, dan berbineka tunggal ika kepada dunia.
Pesan ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Studium Generale 2020: Rekacipta Generasi Muda Menuju Indonesia Emas yang dilangsungkan secara virtual, Senin (2/11/2020). Tentu, Presiden Jokowi pun memberikan semangat kepada para penerima beasiswa untuk belajar, mempersiapkan masa depannya, serta membangun Indonesia ke depan.
”Gunakan kesempatan ini untuk mengejar pengetahuan baru yang bermunculan. Disrupsi terjadi di seluruh sendi kehidupan kita. Otomatisasi, artificial intelligence, big data, dan lain-lain bukan hanya sebagai fenomena teknologi, melainkan memengaruhi landscape ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan,” tutur Presiden.
Gunakan kesempatan ini untuk mengejar pengetahuan baru yang bermunculan. Disrupsi terjadi di seluruh sendi kehidupan kita. Otomatisasi, artificial intelligence, big data, dan lain-lain bukan hanya sebagai fenomena teknologi, melainkan memengaruhi landscape ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim bicara pentingnya para penerima beasiswa dari LPDP untuk kembali ke Indonesia jika sudah menyelesaikan studinya. Para penerima beasiswa LPDP diharapkan bisa mengembangkan Indonesia dengan ilmu yang dimiliki.
Mendikbud juga mengingatkan para penerima beasiswa LPDP yang menjadi duta kebanggaan negara untuk kembali ke Indonesia, berkarya, dan mendukung kemajuan bangsa.
Dalam sesi tanya jawab, Nadiem juga mengingatkan, tak mudah untuk memprediksi kebutuhan di masa depan dan mengaitkan dengan pendidikan. ”Kepastian di masa depan adalah ketidakpastian. Dunia industri, di sektor sosial, dan sektor pemerintahan akan berubah secara dramatis karena disrupsi yang diciptakan teknologi akan menghasilkan berbagai restrukturisasi,” tuturnya.
Karena sulit untuk memprediksi secara akurat, ada beberapa hal yang harus dimiliki setiap manusia untuk bertahan dan maju. Pertama, belajar mencintai proses belajar. Bisa saja apa yang dipelajari saat ini tak lagi relevan di masa depan. Karena itu, semua akan dituntut terus belajar hal baru.
Kedua, kemampuan berkolaborasi mahapenting untuk generasi muda. ”Kemampuan generasi muda untuk menciptakan sesuatu, melakukan berbagai hal produktif secara tim, akan semakin penting dengan perkembangan teknologi,” kata Nadiem.
Saat ini dana abadi pendidikan yang dikelola sebesar Rp 51,12 triliun. Diharapkan tahun 2025 dana abadi pendidikan akan berjumlah Rp 100 triliun. Dengan ketersediaan dana tersebut, LPDP akan bisa mengelola secara maksimal layanan pemberian pendidikan antargenerasi.
Selain itu, diperlukan pula keberanian mengambil risiko sehingga inovasi terus lahir. Kemampuan untuk secara mandiri berpikir serta terus memotivasi diri untuk belajar, berkarya, berinovasi juga sangat penting selain memiliki moral, iman, integritas, serta kebinekaan.
Tahun 2020, LPDP memberikan beasiswa kepada 1.659 orang yang terdiri dari 784 pria dan 875 perempuan. Adapun sejak berdiri pada 30 Januari 2012 dan mulai melayani pemberian beasiswa pada 2013, sudah 25.326 orang menerima beasiswa dengan 11.767 di antaranya sudah lulus.
Direktur LPDP Rionald Silaban menambahkan, saat ini dana abadi pendidikan yang dikelola sebesar Rp 51,12 triliun. Diharapkan tahun 2025 dana abadi pendidikan akan berjumlah Rp 100 triliun. Dengan ketersediaan dana tersebut, LPDP akan bisa mengelola secara maksimal layanan pemberian pendidikan antargenerasi.