Pengendalian Covid-19 di 10 Provinsi Prioritas Belum Sepenuhnya Berhasil
Dua pekan terakhir, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus naik seiring peningkatan kasus positif di 10 provinsi prioritas. Enam provinsi mengalami peningkatan kasus positif jika dibanding pekan sebelumnya.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengendalian Covid-19 di sepuluh provinsi prioritas belum sepenuhnya berhasil. Meski kontribusi provinsi prioritas terhadap kasus terkonfirmasi positif nasional turun, sumbangan terhadap angka kematian nasional naik, sementara kontribusi terhadap kesembuhan turun.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, dalam jumpa virtual dari Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (1/10/2020), memaparkan, selama dua pekan terakhir, jumlah kasus terkonfirmasi positif terus naik seiring dengan peningkatan kasus positif di sepuluh provinsi prioritas. Sepuluh provinsi prioritas penanganan itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Papua, Bali, dan Banten.
Dari sepuluh provinsi prioritas penanganan itu, enam di antaranya mengalami peningkatan kasus positif jika dibandingkan pekan sebelumnya. Keenam provinsi itu adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jateng, Bali, Papua, Banten, dan Kalsel. Bahkan, dua diantaranya mengalami peningkatan kasus positif tertinggi, yakni Jabar dengan 1.726 kasus dan DKI Jakarta dengan 1.002 kasus.
Meski begitu, menurut Wiku, kontribusi 10 provinsi prioritas terhadap jumlah kasus aktif secara nasional cenderung turun. Pada 13 September, sepuluh provinsi itu menyumbang 71,8 persen jumlah kasus aktif nasional. Kemudian pada 20 September turun menjadi 70,4 persen dan 27 September 67,6 persen.
”Ini adalah kabar baik dan perlu untuk terus ditekan sehingga kasus aktif di sepuluh provinsi ini akan terus menurun,” kata Wiku.
Seperti diketahui pada 14 September, Presiden Joko Widodo memerintahkan Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo untuk membantu penanganan kasus Covid-19 di sepuluh provinsi prioritas. Targetnya menekan angka penularan dan kematian, serta meningkatkan kesembuhan.
Namun pada kenyataannya, kontribusi sepuluh provinsi nasional pada angka kesembuhan nasional justru menurun. Dari 80,15 persen pada 13 September, menjadi 79,6 persen di 20 September, dan kembali turun menjadi 79,35 persen pada 27 September.
Begitu pula peningkatan angka kematian nasional pada dua pekan terakhir juga masih banyak disumbang oleh sepuluh provinsi prioritas. Pada 13 September, sepuluh provinsi prioritas menyumbang 77,6 persen angka kematian nasional. Kontribusi provinsi prioritas terhadap angka kematian nasional terus meningkat menjadi 80,47 persen pada 20 September, kemudian sedikit menurun pada 27 September menjadi 80,18 persen.
Oleh karena itu, Satgas Penanganan Covid-19 meminta sepuluh provinsi prioritas untuk terus berupaya meningkatkan angka kesembuhan. Pasalnya, jika angka kesembuhan di sepuluh provinsi prioritas itu naik, secara otomatis tingkat kesembuhan nasional juga akan naik secara signifikan.
”Kami mohon kepada sepuluh provinsi prioritas ini dan tentunya seluruh provinsi di Indonesia untuk terus menekan angka kematian dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, penanganan kasus, terutama pada gejala sedang dan berat, sehingga angka kematian bisa ditekan,” ujar Wiku.
Pada kesempatan itu, Wiku juga kembali mengingatkan bahwa kunci utama memutus mata rantai Covid-19 adalah pelaksanaan 3M, yakni mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Namun, kepatuhan terhadap protokol kesehatan akan efektif mencegah penularan Covid-19 jika dilakukan secara kolektif. Dibutuhkan kerja sama dari seluruh masyarakat untuk saling mengingatkan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Hasil penelitian dari berbagai jurnal internasional, kata Wiku, menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko penularan hingga 35 persen. Sementara memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan hingga 45 persen dan mengenakan masker bedah dapat menurunkan risiko hingga 70 persen.
”Yang paling utama menjaga jarak minimal 1 meter, dapat menurunkan risiko penularan sampai dengan 85 persen,” tutur Wiku. Semua usaha dalam berperang melawan Covid-19 akan membuahkan hasil positif jika seluruh masyarakat benar-benar konsisten dan dilakukan seacara kolektif.
Sementara, Kamis, jumlah kasus positif bertambah 4.175 kasus sehingga secara kumulatif menjadi 291.182. Dari total kasus positif, saat ini terdapat 61.829 kasus aktif atau sekitar 21,2 persen. Angka ini sedikit di bawah angka rata-rata kasus aktif dunia saat ini, yakni 22,5 persen.
Adapun jumlah kasus sembuh sebanyak 218.487 atau 75 persen, sedikit di atas rata-rata dunia yang masih 74,43 persen. Sementara jumlah kumulatif kasus meninggal sebanyak 10.856 atau 3,7 persen, masih di atas rata-rata dunia yang berada di angka 2,98 persen.
Libatkan komunitas
Dihubungi secara terpisah, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo meminta pemerintah melibatkan komunitas yang ada sekitar masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Pemerintah perlu memberikan pemahaman kepada komunitas mengenai pentingnya protokol kesehatan sekaligus dampak ketidakpedulian terhadap kesehatan.
”Komunitas itulah yang nanti membantu satgas penanganan untuk mengampanyekan gerakan disiplin protokol pencegahan Covid-19,” kata Bambang.
Selain itu, penting pula bagi pemerintah dan Satgas Penanganan Covid-19 dibantu aparat TNI-Polri untuk menyelesaikan berbagai kendala yang terjadi di lapangan. Salah satunya dengan memasifkan operasi yustisi untuk menegakkan disiplin protokol kesehatan. Namun, penegakan disiplin protokol kesehatan harus dilakukan dengan cara-cara yang humanis dan persuasif.