Presiden Joko Widodo meminta Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional segera menyusun rencana detail vaksinasi. Secara paralel, pemerintah juga menyiapkan Perpres tentang Peta Jalan Vaksinasi.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo, Senin (28/9/2020), meminta Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional segera menyusun rencana detail vaksinasi. Tidak hanya waktu pemberian vaksin, tetapi juga daftar lokasi, pelaksana, dan penerima vaksin diminta sudah tersedia paling lambat dua pekan ke depan.
Dengan perencanaan matang sejak awal diharapkan vaksinasi bisa langsung dilaksanakan begitu vaksin tersedia. ”Saya minta untuk rencana vaksinasi, rencana suntikan vaksin itu direncanakan secara detail seawal mungkin. Saya minta dalam dua minggu ini sudah ada perencanaan yang detail, kapan dimulai, lokasinya di mana, siapa yang melakukan, siapa yang divaksin pertama, semuanya harus terencana dengan baik. Sehingga saat vaksin ada, itu (rencana) tinggal langsung diimplementasikan di lapangan,” kata Presiden saat menyampaikan pengantar rapat terbatas (ratas) virtual membahas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Saat ini, selain mengembangkan vaksin buatan dalam negeri, pemerintah juga telah bekerja sama dengan sejumlah negara untuk penyediaan vaksin. Kerja sama, di antaranya, dilakukan dengan China, Korea Selatan, dan Inggris. Kerja sama dengan China dilakukan untuk mendapatkan vaksin dari perusahaan Sinofac, Sinopharm, dan G42.
Saya minta untuk rencana vaksinasi, rencana suntikan vaksin itu direncanakan secara detail seawal mungkin. Saya minta dalam dua minggu ini sudah ada perencanaan yang detail, kapan dimulai, lokasinya di mana, siapa yang melakukan, siapa yang divaksin pertama, semuanya harus terencana dengan baik. Sehingga saat vaksin ada, itu (rencana) tinggal langsung diimplementasikan di lapangan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam jumpa wartawan secara virtual seusai ratas, mengungkapkan, sejumlah persiapan untuk bisa memberikan vaksin tepat waktu terus dilakukan secara seksama dan hati-hati. Salah satunya dengan memantau hasil uji klinis tahap III vaksin Sinovac yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat.
”Berdasarkan komunikasi dengan tim uji klinis, dengan Profesor Kusnadi dan timnya, kami tadi pagi melakukan rapat dan memperoleh informasi bahwa laporan yang diterima, sampai saat ini, uji klinis berjalan dengan lancar dan tidak diperoleh laporan ada efek yang berat. Jadi, intinya dapat berjalan dengan lancar dan sejauh ini hasilnya baik,” kata Retno menjelaskan.
Pemerintah juga terus memantau persiapan PT Biofarma (Persero) yang akan memproduksi vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Pemantauan juga dilakukan karena Biofarma juga akan memproduksi vaksin lain, seperti vaksin hasil pengembangan Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI) yang merupakan hasil kerja sama multilateral atau banyak negara. Untuk kepentingan itu, kapasitas produksi Biofarma juga ditingkatkan dari 100 juta menjadi 250 juta dosis vaksin per tahun.
Kerja sama pengembangan dan produksi vaksin Sinovac dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Untuk itulah, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan kunjungan ke Beijing untuk melihat secara langsung kualitas vaksin yang dikembangkan Sinovac. ”Jadi, sekali lagi, ini merupakan salah satu bagian dari kehati-hatian dalam mempersiapkan vaksin yang akan digunakan di Indonesia,” kata Retno.
Selain Sinovac, lanjut Retno, pemerintah juga terus melakukan komunikasi dengan Sinopharm dan G24 dari China yang juga tengah mengembangkan vaksin Covid-19. Komunikasi juga dilakukan dengan Pemerintah Uni Emirat Arab karena uji klinis kedua vaksin itu dilakukan di negara tersebut.
”Termasuk komunikasi mengenai data sharing karena sharing data ini sangat penting bagi BPOM untuk penggunaan vaksin yang berasal dari Sinopharm dan G24. Ini sekali lagi merupakan langkah yang sangat hati-hati, memastikan safety, efikasi, dan kualitas vaksin,” ujar Retno.
Peta jalan vaksinasi
Sementara terkait rencana vaksinasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto menjelaskan, saat ini pemerintah tengah menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Peta Jalan Vaksinasi. Sejauh ini, rancangan Perpres Pengadaan dan Distribusi Vaksin Covid-19 sudah selesai disusun, tetapi masih dalam proses permintaan paraf dari para menteri.
Saat ini pemerintah tengah menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Peta Jalan Vaksinasi. Sejauh ini, rancangan Perpres Pengadaan dan Distribusi Vaksin Covid-19 sudah selesai disusun, tetapi masih dalam proses permintaan paraf dari para menteri.
Tim teknis penyusunan peta jalan vaksinasi juga sudah dibentuk. Begitu pula pedoman program vaksinasi, termasuk daftar prioritas penerima vaksin, juga tengah disusun.
Airlangga menjelaskan, skema pemberian vaksin tengah dimatangkan. Namun, sesuai dengan arahan Presiden, lanjut Airlangga, vaksin diprioritaskan diberikan untuk para dokter dan tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19.