Organisasi Sayap PDI-P Anugerahi Pemuda Berprestasi
Taruna Merah Putih memberikan penghargaan TMP Award 2020 kepada lima pemuda berprestasi Indonesia. Kelima pemuda dipilih berdasarkan capaian prestasi di bidang olahraga, lingkungan hidup, pegiat desa, dan seni budaya.
Oleh
RINI KUSTIASIH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi sayap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Taruna Merah Putih, memberikan penghargaan atau TMP Award 2020 kepada lima pemuda berprestasi Indonesia. Lima pemuda dipilih berdasarkan kategori capaian prestasi mereka di bidang olahraga, lingkungan hidup, pegiat desa, seni-budaya, dan ekonomi kreatif serta kewirausahaan sosial.
Untuk kategori olahraga, pelari cepat dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Zohri, terpilih sebagai pemuda berprestasi dari bidang olahraga. Dari bidang lingkungan hidup, pemuda yang terpilih adalah Swieteina Puspa Lestari, pegiat kebersihan laut. Bidang penggiat desa, anugerah diberikan kepada Bayu Setyo Nugroho, Kepala Desa Dermaji. Bidang Seni Budaya diberikan kepada penyanyi campursari, almarhum Didi Kempot. Adapun bidang kewirausahaan sosial diberikan kepada Muhammad Alfatih Timur, pendiri Kita Bisa.Com. Setiap peraih anugerah mendapatkan Rp 25 juta dan pelakat penghargaan.
Ketua Umum TMP Maruarar Sirait mengatakan, anugerah TMP Award diberikan setiap tahun sejak 2009. Pemberian anugerah ini diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi banyak pemuda lainnya di Indonesia dalam berbuat banyak hal bagi bangsa dan negara. ”TMP terus berusaha untuk menularkan inspirasi-insipirasi anak muda luar biasa kepada semua anak-anak muda di Indonesia,” kata Maruarar dalam sambutannya saat membuka acara penganugerahan, Selasa (18/8/2020), yang dilakukan melalui webinar.
TMP terus berusaha untuk menularkan inspirasi-insipirasi anak muda luar biasa kepada semua anak-anak muda di Indonesia.
Sejumlah tokoh dan kader PDI-P terlibat langsung menjadi dewan juri yang memilih nama-nama anak muda berprestasi. Mereka yang menjadi juri, antara lain, ialah Richard Sam Bera dan Utut Adianto (bidang olahraga), Arif Wibowo dan Budiman Sudjatmiko (bidang pegiat desa), Sony Keraf dan Yenadi Jagau (bidang lingkungan), Mindo Sianipar dan Charles Honoris (bidang ekonomi kreatif dan socio-preneur), Aria Bima dan Edo Kondologit (bidang seni budaya).
Maruarar mengatakan, acara itu sepenuhnya digelar dengan biaya gotong royong dari para kader TMP. Masukan dan usulan dari para peraih anugerah ditampung oleh DPP TMP dan diupayakan untuk dijadikan gerakan kolektif bersama antara TMP dan para pemuda tersebut. ”Tidak ada yang namanya superman, yang ada adalah supertim. Oleh karena itu, yang dibutuhkan ialah kerja sama atau kolaborasi untuk melakukan perbaikan dan tindak lanjut dari ide-ide yang berkembang,” ujarnya.
Salah satu peraih penganugerahan, Swieteina Puspa Lestari, mengusulkan ada pusat-pusat pengelolaan sampah dari laut di setiap provinsi. Ia bersama teman-teman jaringannya rutin menyelam di laut di sejumlah daerah di Indonesia dan membersihkan sampah di laut. Sampah-sampah itu kemudian diubah menjadi berbagai ragam kerajinan. Namun, tidak semua sampah dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan. Sebagian dari sampah-sampah itu harus didaur ulang di pusat-pusat pengelolaan sampah.
”Kami berharap ini tidak hanya menjadi seremonial, tetapi ada tindak lanjut atau kolaborasi. Saat ini ada kebutuhan di provinsi-provinsi yang memerlukan pusat pengelolaan sampah,” ujarnya.
Bayu Setyo Nugroho, Kepala Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengungkapkan perlunya permodalan dalam badan usaha milik desa (BUMDes). Saat ini sudah ada BUMDes yang bergerak dalam bidang pengelolaan air minum sebab selama ini desa tersebut kerap kesulitan air. Kondisi geografis desa mengakibatkan sumber air tidak terlalu mudah dilakukan. ”Penyediaan air ini merupakan bagian dari pelayanan terhadap warga,” ucapnya.
Juri bidang seni budaya, Aria Bima, mengatakan, Didi Kempot dipilih sebagai peraih penghargaan TMP Award 2020 karena penyanyi tersebut mampu mengekspresikan kesedihan dan duka dengan tanpa kehilangan semangat. ”Didi Kempot justru memberikan nuansa semangat dan tidak kehilangan daya juang dalam menghadapi kesedihan. Sekalipun lagunya sedih, musik-musiknya justru dibuat untuk melawan kesedihan itu,” katanya.
Pemuda pelopor
Bung karno mengedepankan pemuda pelopor. Beliau mengatakan, berilah saya 10 pemuda, maka saya bisa mengubah dunia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, yang menyampaikan pidato kunci, mengatakan, pemuda memainkan peran kepeloporan yang sangat penting dalam membangun bangsa dan negara. ”Bung karno mengedepankan pemuda pelopor. Beliau mengatakan, berilah saya 10 pemuda, maka saya bisa mengubah dunia,” katanya.
Hasto mengatakan, falsafah penting yang harus diingat oleh semua anak bangsa, termasuk pemuda, ialah semangat ”satu untuk semua, semua untuk satu”. Dalam falsafah itu, persatuan dan kolaborasi menjadi kunci bagi tercapainya keberhasilan. Setiap pemuda Indonesia pun diharapkan menghayati falsafah itu.
Di samping itu, kedisiplinan, menurut Hasto, adalah penopang bagi budaya prestasi. Kedisiplinan menjadi modal bagi semangat juang dan daya saing. Sayangnya, semangat kedisiplinan ini tidak semuanya dimiliki oleh anak-anak muda. ”Dalam mentalitet ini, saya berikan otokritik bagi kita semua. Budaya disiplin kurang karena hilangnya national and character building sehingga kita makin jauh dari kodrat kita sebagai bangsa pemimpin,” kata Hasto.