Tidak Ada ”Open House”, Silaturahmi Dilakukan secara Virtual
Presiden Jokowi dan para anggota kabinet tidak akan menggelar ”open house” pada hari raya Idul Fitri yang jatuh pada Minggu (23/5/2020) besok. Seluruh warga diminta untuk tetap di rumah dan bersilaturahmi secara virtual.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Presiden Joko Widodo dan Nyonya Iriana tidak akan mengadakan gelar griya atau open house pada Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah, tahun 2020, ini. Semua anggota kabinet juga diminta tidak melakukan hal ini untuk mencegah penularan Covid-19.
”Presiden Jokowi dan keluarga tidak akan menggelar open house saat Lebaran tahun ini. Hal ini sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, seperti disampaikan dalam keterangan pers yang diterima harian Kompas, Jumat (22/5/2020) malam.
Juru Bicara Presiden Fajroel Rachman juga menambahkan, Presiden Jokowi meminta tidak ada open house, baik di Istana Presiden maupun Istana Wakil Presidenm, untuk mematuhi peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Open house di kementerian/lembaga ataupun rumah para menteri dan kepala lembaga di mana pun selama berlaku PSBB semestinya tidak dilangsungkan.
Presiden Jokowi meminta tidak ada open house, baik di Istana Presiden maupun Istana Wakil Presiden, untuk mematuhi peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Kendati demikian, menurut Bey, Presiden Jokowi tetap mendorong agar tradisi silaturahmi saat Lebaran terus dilakukan meski tidak berjumpa secara tatap muka. Silaturahmi bisa dilakukan secara virtual dengan memanfaatkan berbagai media dan teknologi.
”Tradisi silaturahmi bersama keluarga dan kerabat agar terus dijaga. Meski tidak bertemu secara langsung, silaturahmi bisa dilakukan secara virtual,” ujarnya.
Sidang isbat telah menetapkan hari raya Idul Fitri tahun 1441 Hijriah jatuh pada Minggu, 24 Mei 2020. Hal ini juga telah ditetapkan Menteri Agama Fachrul Razi.
Presiden Jokowi, seperti juga presiden yang memimpin sebelum ini, biasa mengadakan gelar griya bagi semua masyarakat saat Idul Fitri. Lebaran tahun lalu, Presiden Jokowi melakukannya di Istana Negara Jakarta, sedangkan dua tahun sebelumnya, acara diselenggarakan di Istana Kepresidenan Bogor.
Hari raya Idul Fitri kali ini dihadapi dalam situasi darurat. Sebab, penularan virus korona baru yang memang sulit dihadapi semakin kompleks karena Indonesia berpenduduk sangat banyak dan tersebar di wilayah sangat luas.
Secara terpisah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan bahwa hari raya Idul Fitri kali ini dihadapi dalam situasi darurat. Sebab, penularan virus korona baru yang memang sulit dihadapi semakin kompleks karena Indonesia berpenduduk sangat banyak dan tersebar di wilayah sangat luas. Selain itu, masih ada masyarakat yang kurang disiplin dengan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak, menggunakan masker, dan tidak membuat keramaian-keramaian. Kendati demikian, diharapkan Covid-19 segera berlalu.
Wapres Amin pun menyampaikan, ”Selamat Idul Fitri, Minal aidin walfaidzin” sembari meminta masyarakat untuk merayakan Idul Fitri di rumah saja, tidak di masjid ataupun di lapangan terbuka. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terbentuknya keramaian yang menaikkan risiko penularan Covid-19.
”Agama juga mengajarkan kita untuk menjaga kehidupan kita dari kemungkinan tertimpa bahaya. Andaikata kita memaksakan (shalat Idul Fitri) di masjid atau di lapangan kemudian terjadi penularan-penularan, itu berarti tidak sesuai dengan prinsip ajaran agama yang seharusnya memperkecil bahaya. Tapi (yang terjadi) justru memperbesar bahaya itu,” tutur Ma’ruf Amin.