Kesan Empat Panglima TNI tentang Jenderal (Purn) Djoko Santoso
Empat Panglima TNI menyampaikan kesannya tentang sosok Jenderal (Purn) Djoko Santoso. Salah satunya adalah Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menggambarkan dengan singkat sosok almarhum sebagai patriot sejati.
Oleh
Edna C Pattisina
·2 menit baca
Bangsa ini kehilangan salah satu putra terbaiknya. Ia adalah Jenderal (Purn) Djoko Santoso, sosok Panglima TNI yang keenambelas yang menjabat mulai dari 28 Desember 2007 hingga 28 September 2010. Pada Minggu (10/5/2020) pagi, beliau mengembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, setelah dirawat sejak 2 Mei.
Sosok Djoko yang kalem dikenal tenang dalam menghadapi berbagai masalah. Tidak mudah menjadi Panglima TNI, apalagi dengan banyaknya masalah konflik di dalam negeri. Empat Panglima TNI memberikan kesan-kesan pribadi mereka tentang salah satu putra bangsa terbaik yang mangkat pada usia 67 tahun.
Marsekal (Purn) Djoko Suyanto adalah Panglima TNI sebelum Djoko Santoso. Perwira tinggi TNI AU ini menjadi panglima mulai dari 13 Februari 2006 hingga 28 Desember 2007. Djoko Suyanto merasa sependirian dan sepaham dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Ketika menjadi kepala staf angkatan mereka kompak. Hubungan yang erat dan saling menghargai ini berlanjut terus hingga Djoko Suyanto menjadi Panglima TNI.
”Jenderal Djoko Santoso seorang prajurit yang sederhana, humble, tidak meledak-ledak. Sangat tenang dalam melaksanakan tugasnya,” katanya.
Laksamana (Purn) Agus Suhartono adalah sosok Panglima TNI yang menggantikan Djoko Santoso yang pensiun. Agus menjabat sejak 28 September 2010 hingga 30 Agustus 2013 pada saat perwira tinggi TNI AL itu pensiun.
”Pak Djoko, dalam pandangan saya, beliau sangat tenang dan sabar dalam menghadapi dinamika yang berkembang. Beliau memiliki wawasan kebangsaan yang sangat mendalam dan memegang teguh nilai-nilai itu dalam kesehariannya. Saya merasa kehilangan. Kami doakan semoga diampuni segala kekhilafannya dan diterima amal ibadahnya. Selamat jalan jenderal,” kata Agus.
Beliau sangat tenang dan sabar dalam menghadapi dinamika yang berkembang. Beliau memiliki wawasan kebangsaan yang sangat mendalam dan memegang teguh nilai-nilai itu dalam kesehariannya
Jenderal (Purn) Moeldoko dan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo adalah dua panglima TNI berikutnya. Keduanya merupakan perwira tinggi TNI AD yang juga pernah juga menjadi Kepala Staf TNI AD, sebagaimana almarhum Djoko Santoso.
”Panglima yang lengkap, profesional di bidangnya. Matang dalam dunia politik dan seorang mediator yang handal dalam konflik sosial. Putra terbaik bangsa,” kata Moeldoko.
Setelah pensiun dari militer, Djoko Santoso bergabung dengan Partai Gerindra pada 2015. Pada Pemilu 2019, ia menjadi Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Selain di dunia militer dan politik, Djoko juga pernah menjadi Ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) periode 2008-2012.
Almarhum Djoko Santoso akan dibaringkan di peristirahatan terakhir di Sandiego Hills, Karawang, Jawa Barat. Pemakamannya dilakukan dengan upacara militer. Sejumlah pejabat teras TNI, kerabat, dan keluarganya turut mengantarkan kepergian Djoko.