Mundurnya Staf Khusus Presiden, Adamas Belva, yang juga CEO Ruangguru, memberi pelajaran Stafsus Presiden lainnya dan mereka yang ada di lingkungan Istana Presiden, tak melakukan sesuatu yang bisa konflik kepentingan.
Oleh
BOW/EDN/LAS
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Mundurnya Staf Khusus Presiden, Adamas Belva Syah Devara, yang juga CEO Ruangguru, memberi pelajaran Stafsus Presiden lainnya dan mereka yang bekerja di lingkungan Istana Presiden, yaitu agar tak melakukan hal-hal yang dapat dinilai berbenturan dengan kepentingan tugasnya membantu Presiden Joko Widodo.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, Selasa (21/4/2020), di Jakarta, menilai, mundurnya Belva tak sesederhana yang diduga. Menurut dia, itu puncak gunung es dari potensi konflik kepentingan (conflict of interest) dari siapa pun yang punya bisnis dan masih menempati posisi aktif dalam manajemen perusahaan, tetapi jadi lingkar dalam Presiden. Belva salah satu contoh.
Stafsus lainnya yang pernah disorot karena diduga konflik kepentingan adalah Andi Taufan Garuda Putra. Ia tidak mengundurkan diri, tetapi meminta maaf dan menarik suratnya. Sebelumnya, lewat surat edaran berkop Sekretariat Kabinet, ia minta para camat di sejumlah daerah mendukung sukarelawan perusahaannya, PT Amartha Mikri Fintek, membantu penanggulangan Covid-19. Di perusahaan fintek itu, Andi jadi CEO.
”Beberapa stafsus lainnya juga CEO, yang menjalankan bisnisnya dengan sangat aktif. Ketika dia memutuskan jadi stafsus, kode etiknya dia harus mengundurkan diri dari perusahaan”
”Beberapa stafsus lainnya juga CEO, yang menjalankan bisnisnya dengan sangat aktif. Ketika dia memutuskan jadi stafsus, kode etiknya dia harus mengundurkan diri dari perusahaan,” ujar Yunarto.
Meski diangkat sebagai stafsus atau lainnya di Istana, seharusnya tugas itu tak boleh jadi pekerjaan sambilan. Pengunduran diri Belva dinilai tak selesaikan masalah karena proyek Kartu Prakerja tetap jalan. ”Dia mundur dari stafsus. Artinya, dia utamakan bisnisnya. (Stafsus) hanya sambilan. Harusnya, porsi utama sebagai stafsus jalankan tugas negara,” kata Yunarto. Pelajaran yang bisa dipetik dari kasus ini, lanjut Yunarto, adalah pertegas kode etik.
Hal sama disampaikan peneliti ICW, Wana Alamsyah, yang mengomentari surat pengunduran diri Belva. Wana mengatakan, mundurnya Belva harus disertai evaluasi dan penundaan Kartu Prakerja.
Presiden sudah terima
Sekretaris Kabinet Pramono Anung membenarkan soal mundurnya Stafsus Presiden, Adamas Belva. ”Presiden sudah terima surat pengunduran Belva tertanggal 15 April. Presiden Jokowi memahami alasan pengunduran dirinya,” kata Pramono.
”Dari awal, Presiden ingin anak-anak muda bergabung sehingga bisa berkontribusi dengan gagasan-gagasan inovatif, kreatif, sekaligus beri ruang belajar tata kelola pemerintahan”
Ruangguru merupakan salah satu penyedia aplikasi bimbingan belajar daring yang jadi salah satu mitra pemerintah dalam proyek Kartu Prakerja. CEO Ruangguru adalah Belva.
Pramono menjelaskan, proses verifikasi mitra kerja berjalan sesuai aturan dan tak ada konflik kepentingan di dalamnya. ”Dari awal, Presiden ingin anak-anak muda bergabung sehingga bisa berkontribusi dengan gagasan-gagasan inovatif, kreatif, sekaligus beri ruang belajar tata kelola pemerintahan,” katanya.
Terkait Ruangguru, mengutip Kemenko Bidang Perekonomian, Pramono menyebut sesuai aturan proses verifikasi mitra Kartu Prakerja. Belva menyatakan mengambil keputusan berat dengan mengundurkan diri.