Akibat pandemi Covid-19, dua staf khusus Presiden dari kalangan muda jadi sorotan masyarakat. Keterlibatan perusahaan yang mereka dirikan untuk tanggulangi Covid 19 dinilai mengandung konflik interes. Apa sikap istana?
Oleh
Laksana Agung Saputra
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua staf khusus Presiden dari kalangan muda sedang dalam sorotan masyarakat. Keterlibatan perusahaan yang mereka dirikan dalam penanggulangan Covid-19 dinilai mengandung konflik kepentingan.
Kedua staf khusus Presiden itu adalah Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra. Ruangguru, perusahaan yang didirikan Belva di bidang bimbingan belajar daring, telah ditunjuk sebagai salah satu mitra kerja pemerintah dalam Program Prakerja.
Sementara Andi meminta para camat di sejumlah daerah untuk mendukung relawan PT Amartha Mikri Fintek, perusahaan di mana Andi menjadi CEO-nya, dalam penanggulangan Covid-19. Permintaan ini disampaikan dalam surat edaran dengan kop Sekretariat Kabinet.
Belva, di Jakarta, Rabu (15/4/2020), menegaskan, dirinya tidak ikut dalam pengambilan keputusan apa pun dalam Program Prakerja, termasuk penganggaran dan mekanisme penentuan mitra kerjanya. Semua itu dilakukan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana (PMO).
Dirinya tidak ikut dalam pengambilan keputusan apa pun dalam Program Prakerja, termasuk penganggaran dan mekanisme penentuan mitra kerjanya. Semua itu dilakukan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana (PMO).
”Dapat dicek di semua daftar kehadiran rapat mengenai Prakerja bersama Kemenko dan PMO, saya tidak pernah hadir,” kata Belva.
Saat ini, menurut Belva, mitra kerja resmi pemerintah dalam Kartu Prakerja berjumlah delapan mitra. Semuanya mengikuti proses seleksi terbuka sejak akhir 2019. Para mitra pun kemudian juga membuka platformnya masing-masing untuk mitra umum sehingga total mitra yang berpartisipasi di program itu mencapai puluhan mitra, termasuk e-commerce.
”Tidak benar bahwa seakan-akan kebijakan ini menguntungkan salah satu pihak karena prosesnya jelas dan mitra pun jumlahnya saat ini puluhan, dengan total lebih dari 2.000 kelas dari berbagai bidang,” kata Belva.
Kebijakan Program Prakerja, Belva melanjutkan, adalah bagian dari kampanye Presiden Jokowi pada pertengahan tahun 2019. Sementara dirinya ditunjuk sebagai staf khusus pada November 2019. Artinya, kebijakan Program Prakerja sudah dilakukan sebelum ia dilantik menjadi staf khusus.
Program Skill Academy, masih menurut Belva, juga sudah didirikan sejak tahun lalu dan merupakan ekstensifikasi dari produk Ruangguru. Pemasaran Skill Academy di berbagai media pun sudah dilakukan sejak 2019. Sejauh ini, program tersebut sudah berjalan dengan lebih 1 juta pengguna. Dengan demikian, wajar jika Ruangguru terpilih menjadi salah satu mitra.
Saat ini, Belva mengaku sedang mengonfirmasi ke pihak Istana Kepresidenan tentang adanya kemungkinan konflik kepentingan dirinya sebagaimana ditanyakan sejumlah pihak. Jika ada, Belva mengaku siap mundur dari staf khusus Presiden secepatnya.
”Saya tidak mau menyalahi aturan apa pun. Walau tidak ada yang dilanggar secara hukum, sebenarnya demi menghindari persepsi atau asumsi, saya siap dan sudah menawarkan untuk mundur. Namun, keputusan mundur adalah keputusan besar dan harus didiskusikan dengan Istana. Jadi, mohon dipahami, bukan hanya masalah saya mau atau tidak (untuk mundur),” tutur Belva.
Andi minta maaf
Sementara sehari sebelumnya, Andi melalui siaran persnya menyatakan apresiasi dan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mengkritiknya. Hal itu akan ia jadikan pelajaran penting dalam memberikan kontribusi untuk negeri.
”Saya mohon maaf atas hal ini dan menarik kembali surat tersebut. Perlu saya sampaikan bahwa surat tersebut bersifat pemberitahuan dukungan kepada program Desa Lawan Covid-19 yang diinisiasi oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,” kata Andi.
Sekali lagi terima kasih dan mohon maaf atas kegaduhan dan ketidaknyamanan yang timbul. Apa pun yang terjadi, saya tetap membantu desa dalam kapasitas dan keterbatasan saya.
Pendistribusian surat kepada para camat itu, menurut Andi, dimaksudkan untuk membantu percepatan pencegahan dan penanggulangan Covid-19 di desa melalui dukungan secara langsung oleh tim lapangan Amartha. Dukungan tersebut adalah murni atas dasar kemanusiaan dan dengan biaya Amartha dan donasi masyarakat, yang akan dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.
”Sekali lagi terima kasih dan mohon maaf atas kegaduhan dan ketidaknyamanan yang timbul. Apa pun yang terjadi, saya tetap membantu desa dalam kapasitas dan keterbatasan saya,” kata Andi.
Dari informasi yang diterima Kompas, akibat langkah staf mileneal itu, Istana sudah menegurnya. Namun, seperti apa hasil tegurannya, masih belum diketahui.