Kasus Positif Melonjak, Pemerintah Putuskan Gandeng Lembaga Lain
Kasus positif Covid-19 melonjak dua kali lipat, dari 34 orang menjadi 69 pasien pada Jumat (13/3/2020). Pemerintah memutuskan menggandeng lembaga lain agar dapat efektif mengatasi virus tersebut.
Oleh
Anita Yossihara dan Edna C Pattisina
·5 menit baca
AP PHOTO/DITA ALANGKARA
Petugas kesehatan menyemprotkan disinfektan sebagai antisipasi wabah virus korona baru menjelang shalat Jumat di sebuah masjid di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Sebagian besar orang pulih dari virus baru. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, orang dengan penyakit ringan sembuh dalam waktu sekitar dua minggu, sementara mereka yang sakit parah membutuhkan tiga hingga enam minggu untuk pulih.
JAKARTA, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 melonjak dua kali lipat, dari 34 orang bertambah menjadi 35 orang dan kini menjadi 69 orang, Jumat (13/3/2020). Karena itu, pemerintah memutuskan menggandeng lembaga lain agar dapat menemukan serta mengidentifikasi kasus positif lain dengan cepat untuk kepentingan pengendalian penyebaran virus korona baru.
Dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (13/3/2020) sore, juru bicara pemerintah untuk penanganan korona Achmad Yurianto memaparkan kondisi 35 pasien baru yang dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Pemerintah mengidentifikasi pasien positif Covid-19 itu dengan sebutan kasus 35 hingga kasus 69.
Sebanyak 31 pasien positif Covid-19 di antaranya tidak menunjukkan gejala sakit berat, tetapi hanya ringan dan sedang. Dua di antaranya adalah anak lelaki berusia 2 dan 3 tahun yang tertular karena pernah kontak dekat dengan pasien positif Covid-19 lainnya.
Pemerintah memutuskan menggandeng lembaga lain agar dapat menemukan serta mengidentifikasi kasus positif lain dengan cepat untuk kepentingan pengendalian penyebaran virus korona baru.
Adapun empat pasien positif lainnya menunjukkan gejala sakit berat. Satu di antaranya perempuan berusia 80 tahun dengan kondisi sakit sedang-berat, tetapi tidak sampai menggunakan ventilator.
Sementara tiga orang lainnya dilaporkan meninggal karena kondisinya terus memburuk. Dengan begitu, jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal menjadi empat orang, satu di antaranya warga negara asing.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS
Petugas membersihkan troli atau kereta pengangkut barang di Terminal B Bandara Internasional Adisutjipto, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (13/3/2020). Kegiatan pembersihan dan penyemprotan disinfektan itu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit Covid-19 akibat virus korona jenis baru.
”Perempuan usia 57 tahun, kasus 35, masuk rumah sakit sudah menggunakan ventilator. Namun, sebelum dilakukan pemeriksaan Covid, perburukan terjadi cepat dan hari itu meninggal. Hasil spesimennya positif. Pasien 36, perempuan 37 tahun, masuk RSPI Sulianti Saroso bersama pasien 35, menggunakan ventilator, mengalami perburukan cepat kemudian meninggal, dan pemeriksaan spesimen hasilnya positif,” tutur Yurianto.
Satu pasien positif Covid-19 lain yang meninggal adalah seorang lelaki berusia 59 tahun. Dia juga mengalami perburukan cepat dan kemudian meninggal. Hasil pemeriksaan spesimen pasien itu menunjukkan positif terpapar virus korona baru.
Sebanyak 35 kasus positif baru itu merupakan hasil penelusuran kontak 34 pasien positif Covid-19 sebelumnya. Dari hasil itu, pemerintah menyimpulkan bahwa penelusuran kontak para pasien positif Covid-19 merupakan langkah yang penting dan harus dilakukan.
”Data yang saya berikan adalah hasil tracing yang dilaksanakan dua hari lalu setelah kami merilis 34 positif. Ini menggambarkan bahwa tracing harus dilaksanakan,” ujar Yurianto.
KOMPAS/NINA SUSILO
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan terkait penanganan Covid-19 yang telah dilakukan pemerintah, Jumat (13/3/2020), setelah meninjau Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Sementara itu, seusai meninjau antisipasi penyebaran Coronavirus Disease (Covid)-19 di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/3/2020) sore, Presiden Joko Widodo mengatakan, dirinya sendiri yang memimpin tim satuan tugas penanggulangan Covid-19. Adapun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ditunjuk untuk mengoordinasikan tim reaksi cepat. Salah satu tugas tim ini menelusuri orang-orang yang kontak langsung dengan pasien yang positif terinfeksi virus korona baru.
”Sejak awal sudah ada task force (satuan tugas). Saya komandani sendiri, jelas? BNPB mengoordinasi tim reaksi cepat sehingga saya beri contoh, saat evakuasi (WNI) dari Wuhan (tempat pertama kali Covid-19 muncul dan mewabah di China), hanya dalam dua hari kita putuskan dan langsung bisa disiapkan tempatnya oleh TNI di Natuna,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden menekankan, pemerintah telah mengambil banyak langkah dalam upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19. Salah satunya, tim reaksi cepat yang dipimpin Kepala BNPB Doni Monardo, dibantu Kementerian Kesehatan, TNI/Polri, dan Badan Intelijen Negara, menelusuri orang-orang yang kontak dengan para pasien yang terinfeksi virus korona baru tersebut.
Kompas/Wawan H Prabowo
Presiden Joko Widodo meninjau penyemprotan disinfektan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020). Penyemprotan yang dilakukan di sekitar mimbar dan ruang utama jemaah masjid itu dilaksanakan oleh tim gabungan dari Palang Merah Indonesia, Kesdam, Gegana, Kodam Jakarta Pusat, dan PT KAI Daop I yang berjumlah sekitar 35 orang. Mereka melakukan penyemprotan disinfektan dengan berpakaian azmat atau pakaian dekontaminasi. Penyemprotan disinfektan tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus korona yang kian meningkat. Masjid Istiqlal tetap menggelar shalat Jumat di tengah merebaknya virus korona di Indonesia.
Gandeng lembaga lain
Setelah terjadi lonjakan kasus positif, pemerintah memutuskan menggandeng lembaga lain untuk melakukan pemeriksaan spesimen, di antaranya Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) di sejumlah daerah, Universitas Airlangga Surabaya, dan Lembaga Eijkman.
Pemerintah memutuskan, mulai Senin besok, pemeriksaan laboratorium bisa dilaksanakan di BPTKLPP, Unair, Lembaga Eijkman, dan beberapa tempat lagi yang saat ini sedang dilaksanakan on the job training.
”Pemerintah memutuskan, mulai Senin besok, pemeriksaan laboratorium bisa dilaksanakan di BPTKLPP, Unair, Lembaga Eijkman, dan beberapa tempat lagi yang saat ini sedang dilaksanakan on the job training,” kata Yurianto.
Pelibatan lembaga lain itu ditujukan untuk mempercepat proses pemeriksaan spesimen hasil penelusuran kontak pasien positif Covid-19. Pemerintah menyadari identifikasi kasus positif harus dilakukan dengan cepat untuk mengendalikan penyebaran virus korona baru di masyarakat.
Kompas/Riza Fathoni
Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala BNPB Doni Monardo, dan Dirut PT KAI Edi Sukmoro (dari kiri ke kanan) meninjau proses penyemprotan cairan disinfektan di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020). BNPB melakukan langkah ini berdasarkan perintah Presiden Joko Widodo untuk melakukan pembersihan di fasilitas publik guna mencegah penularan virus korona jenis baru.
Sembuh
Sementara itu, hingga Jumat (13/3/2020), lima pasien positif korona dinyatakan sembuh. Setelah pasien 6, 14, dan 19, Jumat kemarin giliran pasien kasus 1 dan 3 yang dinyatakan sembuh.
”Pasien nomor 1 dan nomor 3 sudah dua kali diperiksa, hasilnya negatif. Tadinya nomor 1 dan nomor 3 sudah diizinkan pulang, tetapi mereka tidak mau pulang duluan karena nomor 2 baru sekali negatif. Besok baru bisa pulang karena kemungkinan hasil pemeriksaan spesimen negatif,” kata Yurianto menjelaskan.
Besok baru bisa pulang karena kemungkinan hasil pemeriksaan spesimen negatif.
Saat ini pemerintah tengah memberikan edukasi untuk melakukan isolasi dan pemantauan secara mandiri selama satu pekan setelah pulang dari rumah sakit.
Tak hanya itu, sembilan WNI kru kapal pesiar Diamond Princess juga dinyatakan sembuh setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit di Yokohama, Jepang. Mereka secepatnya akan dipulangkan ke Tanah Air.
Sebanyak 188 awak kapal pesiar Dream World juga dalam kondisi sehat, tidak menunjukkan tanda-tanda terjangkit Covid-19. Mereka akan diantar dari Sebaru menuju Semarang menggunakan KRI dan selanjutnya dipulangkan ke daerah masing-masing.
Kompas/Riza Fathoni
Penumpang kereta mengenakan masker saat berlangsung aksi bersih-bersih dan penyemprotan cairan disinfektan di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020). BNPB melakukan langkah ini berdasarkan perintah Presiden Joko Widodo untuk melakukan pembersihan di fasilitas publik guna mencegah penularan Covid-19.
188 pasien dipulangkan
Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu Laksamana Madya Yudo Margono di sela-sela bakti sosial di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, kemarin menyatakan, 188 WNI anak buah kapal World Dream akan dipulangkan ke daerah masing-masing setelah menjalani 14 hari observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.
”Kondisi terakhir mereka semua sehat dan akan dipulangkan pada Sabtu, rencananya dengan KRI Semarang,” kata Yudo. Kapal tersebut memiliki tujuan akhir Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Menurut Yudo, prosedur pemulangan mirip dengan prosedur yang dilakukan kepada WNI dari Wuhan, China, yang dikarantina di Natuna. Para anak buah kapal itu akan diambil dengan kapal pendarat (LCU), lalu diangkut dengan KRI Semarang untuk dibawa ke Jakarta. Di Dermaga Kolinlamil, Yudo sebagai penanggung jawab akan menyerahkan mereka kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Selanjutnya para anak buah kapal itu akan diterima oleh perwakilan daerah masing-masing. Penyerahan juga akan ditandai dengan pemberian sertifikat sehat dari Kementerian Kesehatan. ”Setelah diberikan sertifikat sehat oleh Menkes, kami serahkan ke pemda terkait,” kata Yudo yang merupakan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bersama rombongan meninjau kesiapan Pulau Sebaru Kecil di Kepulauan Seribu sebagai lokasi observasi bagi 188 WNI yang menjadi awak kapal World Dream, Jumat (28/2/2020). Para WNI itu akan diobservasi kesehatannya selama 14 hari terkait Covid-19.