Setelah masa observasi selama 14 hari di Natuna, Pemerintah Indonesia mengapresiasi dan berterima kasih kepada warga yang telah menerima 285 WNI asal Wuhan, China. Sabtu ini, mereka kembali ke daerah masing-masing.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia mengapresiasi dan berterima kasih kepada warga Natuna, Kepulauan Riau, yang telah menerima 285 saudara sebangsanya menjalani observasi di Pulau Natuna. Sabtu (15/2/2020), warga yang diobservasi itu akan kembali ke daerah masing-masing.
”Terima kasih sebanyak-banyaknya dan hormat sehormat-hormatnya untuk semua warga Natuna yang menjadi tuan rumah saudara sebangsa kita menjalani transit observasi dari Provinsi Hubei, China, hingga hari kepulangan Sabtu, 15 Februari 2020,” kata Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, melalui rilis yang diterima Kompas, Sabtu.
Terima kasih sebanyak-banyaknya dan hormat sehormat-hormatnya untuk semua warga Natuna yang menjadi tuan rumah saudara sebangsa kita menjalani transit observasi dari Provinsi Hubei, China, hingga hari kepulangan Sabtu, 15 Februari 2020.
Pemerintah juga menjamin semua WNI yang kembali dari kota Wuhan, Provinsi Hubei, tersebut dalam keadaan sehat. Mereka telah menjalani program transit observasi di Natuna sesuai dengan protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
”Itu proses protokol kesehatan dari WHO yang kita ikuti secara ketat. Karantina di Natuna juga ketat diawasi, dicek harian. Sekarang sudah 14 hari, memang protokolnya seperti itu,” kata Presiden Joko Widodo kepada wartawan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sehari sebelumnya.
Warga yang diobservasi itu terdiri dari 237 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 warga negara asing (suami dari WNI), 5 anggota tim pendahulu KBRI di Beijing, dan 42 orang tim penjemput, termasuk kru pesawat dan petugas kesehatan.
Presiden Jokowi juga meminta warga masyarakat di daerah tidak perlu khawatir dengan kondisi WNI yang pulang dari Wuhan itu. ”Jadi, kalau sekarang mereka kembali ke masyarakat, ya itu dipastikan bahwa prosedur sudah dilalui,” ujar Presiden.
Pemerintah Indonesia juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu evakuasi WNI dari Wuhan. Presiden Jokowi bahkan menyampaikan terima kasih secara langsung saat menelepon Presiden China Xi Jinping. Saat itu, Presiden Jokowi juga mengucapkan belasungkawa atas banyaknya korban meninggal akibat virus Covid-19. Bahkan, Presiden menyatakan siap membantu apabila Pemerintah China memerlukan.
Para warga yang telah menjalani observasi berangkat dari Pangkalan Udara Raden Sadjad, Natuna, Sabtu (15/2/2020) pukul 13.15 dan tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 15.46. Mereka diterbangkan dengan tiga pesawat milik TNI, terdiri dari dua pesawat jenis Boeing dan satu jenis Hercules.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo hadir dalam acara pelepasan WNI itu. Hadir pula perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr Paranietharan, yang memantau proses observasi WNI di Natuna selama dua pekan.
Paranietharan pun mengapresiasi kerja cepat Pemerintah Indonesia dalam menyelamatkan warganya dari ancaman wabah virus korona yang merebak di wilayah China. ”Pemerintah Indonesia sudah sangat baik dalam menangani dan melayani mereka yang dievakuasi dari China terkait korona,” katanya.
Paranietharan menambahkan, penanganan Pemerintah Indonesia terhadap warganya sudah melalui proses yang tepat sesuai rekomendasi protokoler WHO. Hal itu dilakukan untuk memastikan para WNI dalam keadaan sehat sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing. Karena itu, warga tak perlu khawatir menerima kehadiran mereka.
Sementara itu, terhadap WNI yang kembali ke kampung halaman, Fadjroel mengajak semua warga menyambut hangat. ”Kegotongroyongan ini merupakan modal sosial bersama kita menghadapi masa-masa sulit ini dan semoga wabah virus korona atau Covid-19 segera berakhir,” ujar Fadjroel.