Prabowo Minta Kader Gerindra Menjaga Iklim Politik
Sebagai bagian dari kekuasaan, Gerindra berpeluang untuk terus mengembangkan diri. Potensi keterpilihan di hajatan politik selanjutnya pun terbuka selama Gerindra bisa membawa manfaat bagi rakyat.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan iklim politik di Indonesia berlangsung sejuk. Kondisi ini harus terus dirawat untuk menjaga Indonesia sebagai bangsa majemuk.
Prabowo menyampaikan hal itu pada Hari Ulang Tahun Ke-12 Gerindra, Kamis (6/2/2020), di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Gerindra, Jakarta. Sejumlah elite politik turut hadir dalam acara itu, antara lain Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan pasangan Prabowo sewaktu menjadi calon presiden di Pemilu 2019, Sandiaga Uno.
”Kita bersama-sama ternyata bisa membangun suasana iklim politik yang baik, sejuk, tenang, dan bersuasana kekeluargaan serta rukun. Ini harus sangat kita jaga. Sebab, negara kita sangat besar, majemuk, banyak suku, ras, agama, dan budaya,” katanya.
Dia mengimbau agar kader Gerindra berjuang dengan semangat dan penuh tanggung jawab. Setiap kader harus saling mengingatkan, jangan saling menjegal.
”Jangan cari titik-titik gesekan. Berbeda itu baik. Berbeda itu biasa. Jangan terjadi rebutan apa pun. Jabatan, ini dan itu,” lanjut Prabowo.
Menurut Prabowo, keputusan Gerindra untuk bergabung dengan pemerintah pun tak lepas dari niat untuk menjaga persatuan. Ia tak ingin masyarakat terpecah belah oleh perbedaan pilihan politik.
Seperti diketahui, dua menteri dalam pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin berasal dari Gerindra. Mereka adalah Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dan Edhy Prabowo yang menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.
Di Pemilu 2019, Prabowo merupakan rival Jokowi yang lalu terpilih menjadi presiden. Kemudian Prabowo memilih bergabung ke pemerintahan. ”Kami masuk pemerintahan karena ingin memenuhi janji kepada rakyat,” katanya.
Prabowo menjelaskan, ada lima janji politik ketika dirinya mengajukan diri sebagai calon presiden di Pemilu 2019. Bersama Sandiaga, Prabowo ingin mewujudkan swasembada pangan, kedaulatan energi, kedaulatan terhadap air, pemberantasan korupsi, dan memperkuat pertahanan Indonesia.
Paling tidak, kata Prabowo, ada dua janji yang bisa dilaksanakan. Melalui Edhy di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gerindra bisa lebih menyejahterakan nelayan serta menyediakan protein untuk rakyat miskin. Sementara Prabowo akan memperkuat pertahanan agar bangsa Indonesia tidak tercerai-berai.
Selain itu, Prabowo juga mengingatkan kader agar loyal terhadap cita-cita partai. Berdiri 12 tahun lalu, partai berlambang garuda ini mengusung cita-cita agar Indonesia menjadi bangsa mandiri, konsisten terhadap penerapan Undang-Undang Dasar 1945 dan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan.
Ia pun meminta kepada kader yang menjabat di legislatif maupun eksekutif agar tidak menyalahgunakan kekuasaan. ”Jangan ada kader yang mengkhianati rakyat. Jangan sekali-sekali Gerindra menjadi partai munafik dan menipu rakyat,” katanya.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menambahkan, Gerindra memperoleh kepercayaan rakyat karena kebijakan partai berorientasi terhadap kemaslahatan umat, bangsa, dan negara. Hal itu dibuktikan dengan raihan suara di Pemilu 2019. Gerindra mendapat raihan suara terbesar kedua setelah PDI-P.
Pada pemilihan kepala daerah 2020 nanti, Gerindra berharap dapat kembali meraih kepercayaan publik. Gerindra akan menjaga tren perolehan suara di daerah-daerah yang dikuasai sewaktu Pemilu 2019.
”Kami berharap kontestasi demokrasi itu berlangsung baik, aman, lancar, dan dapat memilih calon-calon yang baik di daerah masing-masing. Dan, tentu saja calon yang diusung Gerindra dapat didukung oleh rakyat,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, peneliti senior Centre for Strategic and International Studies, J Kristiadi, menjelaskan, sebagai bagian dari kekuasaan, Gerindra berpeluang untuk terus mengembangkan diri. Potensi keterpilihan di hajatan politik selanjutnya pun terbuka selama Gerindra bisa membuktikan diri sebagai partai yang memang membawa manfaat nyata bagi rakyat.
Menurut dia, gagasan untuk menyejahterakan rakyat tidak boleh berhenti sebagai jargon politik. Gerindra juga harus berani mengintrospeksi diri.
Kultur partai yang terkesan militeristik harus ditanggalkan karena hal itu membuat rakyat kian inferior terhadap orang berseragam.
Kristiadi menjelaskan, penyakit hampir setiap partai sama, yakni tidak konsisten menjalankan fungsinya untuk memberikan pendidikan politik bagi rakyat. Loyalitas partai hanya dibangun berdasarkan ketokohan ketua umum, bukan cita-cita dan ideologi partai.
Selain itu, kultur partai yang terkesan militeristik harus ditanggalkan karena hal itu membuat rakyat kian inferior terhadap orang berseragam. ”Gerindra juga harus berani membuktikan diri sebagai partai yang demokratis dan menjunjung tinggi akuntabilitas,” katanya.