Amien Rais Tolak Musyawarah Mufakat dalam Pemilihan Ketum PAN
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais menolak usulan penggunaan metode musyawarah mufakat dalam pemilihan ketua umum saat Kongres V PAN pada Maret 2020.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais menolak usulan penggunaan metode musyawarah mufakat dalam pemilihan ketua umum saat Kongres V PAN pada Maret 2020. Pemilihan ketua umum periode 2020-2025 diharapkan tetap menggunakan sistem voting.
”Saya pikir-pikir kalau kongres musyawarah itu malah sebetulnya bagi-bagi, orang yang mungkin agak busuk bisa masuk lagi karena kan sudah musyawarah,” kata Amien saat Rapat Kerja Wilayah III PAN Jawa Timur, Minggu (12/1/2020) di Surabaya.
Menurut dia, metode musyawarah mufakat tidak mampu mencegah adanya kader partai yang tidak kompeten kembali menduduki jabatan di PAN. Metode ini berpotensi mengakomodasi semua kelompok masuk dalam kepengurusan. Jika musyawarah mufakat dipakai, berpotensi merusak masa depan partai.
”Saya pikir-pikir kalau kongres musyawarah itu malah sebetulnya bagi-bagi, orang yang mungkin agak busuk bisa masuk lagi karena kan sudah musyawarah,” kata Amien Rais
Dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PAN, metode musyawarah mufakat memang diperbolehkan. Namun, jika musyawarah mufakat gagal, pemilihan ketua umum menggunakan sistem voting.
Pernyataan tersebut dilontarkan Amien saat menanggapi usulan dari Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. ”Kongres PAN bisa menggunakan karisma dari Pak Amien sehingga nanti bisa menunjuk satu orang agar tercapai musyawarah mufakat,” kata Zulkifli saat membuka Rakerwil III PAN Jatim.
Amien mengungkapkan, saat ini ada empat nama calon ketua umum PAN yang mengemuka. Selain Ketua Umum PAN 2015-2020 Zulkifli yang mencalonkan diri kembali, ada pasangan Wakil Ketua Umum PAN Mulfachri Harahap yang menggandeng putra sulung Amien Ahmad Hanafi Rais. Calon lain yang menguat, yakni Wakil Ketua Umum PAN Asman Abnur, serta Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo.
Amien mengingatkan siapa pun yang memenangi kursi Ketua Umum PAN harus bisa merangkul semua pihak. Kemudian saat kontestasi agar tidak melibatkan pihak dari luar partai. Sebab, ada kekhawatiran pihak dari luar PAN memiliki kepentingan tersendiri sehingga dapat menghancurkan masa depan PAN.
”Jadi hati-hati, ya. Jangan sampai ada oknum yang mencoba melibatkan kekuatan dari luar karena itu destruktif pada PAN,” katanya.
Dia juga menegaskan bahwa siapa pun ketua umum yang terpilih, Presiden Joko Widodo tetap tenang dan tidak perlu khawatir. Mereka tidak akan mencoba menurunkan pemerintahan dan membuat kegaduhan hingga masa jabatan Presiden Jokowi berakhir.
Tanggung jawab
Di hadapan pengurus PAN di Jatim, Zulkifli menyatakan bertanggung jawab atas menurunnya perolehan suara PAN pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. PAN yang pada Pileg 2014 mendapatkan 49 kursi di DPR kini turun menjadi 44 kursi. Bahkan, partai yang berdiri pada 1998 tersebut tidak mendapatkan satu kursi pun di seluruh daerah pemilihan di Jawa Tengah.
Ketua DPW PAN Jatim Masfuk mengatakan, seluruh kader di Jatim telah bekerja keras memenangkan PAN dalam Pileg 2019. Mereka mampu mendapatkan tujuh kursi DPR dari 11 daerah pemilihan di Jatim. ”Apa pun hasil pemilihan ketua umum saat Kongres V PAN mendatang, semoga partai tetap bisa jaya dan terus berkembang,” katanya.