Kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah terus mengembangkan metode serangan teror. Setelah melakukan aksi teror yang dilakukan keluarga, jaringan teroris itu telah menyiapkan serangan teror jarak jauh yang menargetkan aksi massa pada pengumuman hasil Pemilu 2019, tanggal 22 Mei, di Komisi Pemilihan Umum, Jakarta.
Oleh
M Ikhsan Mahar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah terus mengembangkan metode serangan teror. Setelah melakukan aksi teror yang dilakukan keluarga, jaringan teroris itu telah menyiapkan serangan teror jarak jauh yang menargetkan aksi massa pada pengumuman hasil Pemilu 2019, tanggal 22 Mei, di Komisi Pemilihan Umum, Jakarta.
Sejak akhir pekan lalu, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri telah menangkap 10 anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi di sejumlah lokasi di Bekasi, Jawa Barat.
Diawali penangkapan SL, tim Densus 88 Antiteror menangkap pemimpin JAD Bekasi, yaitu EY, Rabu (8/5/2019). Selain EY, tim kepolisian juga menangkap YM yang mengajarkan SL dan tujuh orang lain untuk merakit bom. Kelompok itu telah merencanakan aksi teror dengan dua target utama, yaitu anggota kepolisian dan peserta unjuk rasa pada hari pengumuman hasil Pemilu 2019.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara di rumah salah satu terduga teroris itu ditemukan bahan baku bom rakitan yang cukup modern. Bom itu berbahan utama TATP (triaseton triperoksida). Sejumlah bom itu juga telah memiliki rangkaian switching yang dapat mengontrol peledakan dari jarak jauh.
Berdasarkan keterangan EY, lanjut Dedi, sejumlah bom rakitan itu telah dipasang alat yang mampu menangkal alat peredam atau penghilang sinyal (jammer). Sebab, bom yang disiapkan EY dikendalikan secara jarak jauh melalui alat yang serupa dengan sambungan Wi-Fi.
”Apabila nanti terjadi demo dengan jumlah massa cukup besar di KPU, EY telah mempersiapkan menaruh beberapa ransel berisi bom yang bisa ia atur untuk diledakkan dengan telepon genggam dari jarak 1 kilometer. Kemampuan ini dipelajari EY di media sosial,” ujar Dedi, Jumat (10/5/2019), di Markas Besar Polri, Jakarta.
Sistem Wi-Fi, lanjut Dedi, digunakan oleh EY karena kelompok itu telah mengantisipasi pengaturan bom jarak jauh dengan sinyal telepon genggam akan lebih sulit dan berbahaya karena aktifnya alat peredam sinyal. Adapun bom jarak jauh yang menggunakan sinyal telepon genggam telah digunakan pada peristiwa bom Bali 1, Oktober 2002.
Dedi mengungkapkan, dari penangkapan EY dan YM ditemukan dua bom yang sudah siap digunakan. ”EY memiliki sumber dana yang cukup baik, ia juga memiliki keahlian melatih dan merekrut orang lain. Oleh karena itu, tim Densus 88 Antiteror masih terus bergerak untuk mencari kemungkinan bahan peledak lain yang telah diberikan ke jaringan lain,” kata Dedi.
Pengejaran anggota JAD Bekasi dilakukan di sekitar wilayah Jawa Barat. Namun, untuk menangkap anggota jaringan teroris itu, Dedi memastikan, tim Densus 88 Antiteror mengedepankan prinsip kehati-hatian. Melalui pengalaman dari penangkapan jaringan teroris sebelumnya, seperti di Lampung dan Sibolga, Sumatera Utara, ujarnya, kelompok JAD memiliki naluri untuk bertahan. Alhasil, mereka telah mempersiapkan diri untuk melakukan perlawanan ketika akan ditangkap.
Secara terpisah, pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail, menilai, kelompok JAD semakin berkembang tidak lepas dari radikalisasi yang dilakukan di dunia maya. Hal itu, katanya, didasari oleh perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan lemahnya pemahaman agama Islam yang dimiliki para pendukung Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) sehingga mereka mudah terpapar paham radikal.
Selain perekrutan anggota, media sosial juga digunakan simpatisan NIIS untuk berbagi taktik serangan teror. Salah satu metode serangan yang telah mereka rencanakan ialah penggunaan bom jarak jauh itu.
”Dari segi taktik, serangan menggunakan bom jarak jauh itu mereka bahas. Tetapi, kelompok di Bekasi ini yang telah siap untuk mempraktikkan,” kata Huda.