Pagi-pagi benar, Ibu Negara, Nyonya Iriana, sudah berada di Pangkalan Udara Tentara Nasional Indonesia Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (12/12/2018). Tak terlihat Presiden Joko Widodo mendampingi Nyonya Iriana yang datang dengan mengenakan pakaian dan sepatu serba kasual.
Kali ini Nyonya Iriana memang memiliki agenda sendiri. Ia akan terbang ke Provinsi Lampung untuk melakukan kunjungan kerja bersama Nyonya Mufidah, istri Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta sejumlah istri menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK).
Salah satu agenda Ibu Negara di Lampung adalah menyosialisasikan parenting atau pola asuh anak dan kesehatan, terutama menyangkut stunting (kekerdilan) dan TBC di Gedung Mahligai Agung Pascasarjana Universitas Bandar Lampung. Dalam acara itu Iriana berdialog langsung dengan sekitar seribu peserta sosialisasi yang berasal dari sejumlah organisasi kewanitaan serta guru pendidikan anak usia dini (PAUD) di Provinsi Lampung.
Iriana punya cara sendiri untuk menyosialisasikan pola asuh anak yang baik. Sosialisasi tak dilakukan dengan memaparkan materi, tetapi dengan menguji para peserta yang hadir.
Ibu tiga anak itu menanyakan pola asuh anak yang benar kepada para peserta sosialisasi. ”Tadi sudah diberi materi tentang pola asuh anak. Salah satu cara pengasuhan anak yang baik adalah dengan memberikan CUP. Apa itu CUP?” ujarnya bertanya.
Para peserta sosialisasi pun serempak menjawab, ”Cium, usap, peluk.”
Iriana kemudian meminta seorang guru TK Nurul Ikhlas Rajabasa, Bandar Lampung, bernama Rudi Hartono, untuk memeragakan CUP yang merupakan kependekan dari cium, usap, peluk. Kebetulan, Rudi datang bersama neneknya yang juga bekerja sebagai guru PAUD.
”Kalau anaknya tidak mau (dicium, diusap, dipeluk), bagaimana?” katanya melanjutkan pertanyaan.
”Bersabar, karena itu harus tetap dilakukan. Lalu dengan membujuk dan memberikan pujian, ‘anak pintar, anak baik’,” kata Rudi. Iriana pun sepakat dengan jawaban Rudi dan para ibu lainnya bahwa pujian merupakan salah satu cara untuk mengobati kemarahan anak.
Nyonya Mufidah yang mendampingi Iriana juga turut melontarkan pertanyaan. Salah satunya pertanyaan mengenai definisi emosi positif anak. Seorang peserta bernama Febri pun menjawab bahwa emosi positif adalah meminta pemahaman anak untuk menerima keadaan.
Iriana menyampaikan bahwa orangtua harus menjalankan pola asuh yang baik. Hal itu penting untuk membentuk anak yang berkarakter. Karena itulah, ia mengharapkan para peserta sosialisasi akan mengimplementasikan ilmu yang didapat di rumah.
”Saya berharap ibu-ibu yang sudah mendapatkan materi bisa mengimplementasikannya di rumah,” ujarnya.
Di lokasi lain, yakni di Gedung Graha Adoramenanti, Iriana menyosialisasikan bahaya narkoba, bullying (perundungan), dan hoaks kepada sekitar seribu pelajar sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Narkoba
Di acara ini, Iriana kembali menguji pengetahuan para peserta sosialisasi dengan melontarkan berbagai pertanyaan, di antaranya mengenai arti narkoba dan jenis-jenis narkoba serta ciri-ciri orang yang mengonsumsi narkoba. Nenek dari dua cucu itu pun sempat membagikan dua laptop untuk dua siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar.
Acara sosialisasi itu juga dimanfaatkan para pelajar untuk membacakan ikrar kebulatan tekad pelajar Indonesia. Ikrar di antaranya berisi kebulatan tekad pelajar untuk selalu bertakwa kepada Tuhan YME, menjaga kelangsungan hidup NKRI, menolak narkoba, menolak segala bentuk hoaks dan ujaran kebencian, serta menolak aksi kekerasan di rumah, sekolah, ataupun lingkungan masyarakat.
Pada kunjungan kerja kali ini, Ibu Negara juga melakukan sosialisasi pentingnya makan sehat kepada para siswa PAUD di TK Ekadyasa, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Tak hanya mengajak seluruh siswa untuk selalu mengonsumsi makanan sehat, Iriana juga sempat menikmati kudapan hasil olahan ikan bersama anak-anak. Sosialisasi makan sehat diakhiri dengan pembagian tas bertuliskan ”Aku Anak Berkarakter” oleh para istri menteri.
Ibu Negara, Nyonya Mufidah, dan sejumlah istri menteri yang tergabung dalam OASE-KK merasa perlu turut bertanggung jawab atas masa depan generasi muda Indonesia. Karena itu, mereka pun rela turun ke daerah untuk menularkan resep mencetak anak dengan karakter mulia.