JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo mengakhiri aktivitasnya pada hari Kamis (29/11/2018), dengan menghadiri acara penutupan Festival Bintang Vokalis Qasidah Tingkat Nasional tahun 2018 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Tak hanya bercerita tentang grup musik gambus Tanah Air yang tengah naik daun, Sabyan, Presiden Jokowi juga sempat mendendangkan satu bait lagu Deen Assalam yang dipopulerkan oleh Sabyan.
Di hadapan para peserta lomba yang diadakan Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia (LASQI), Presiden Jokowi menceritakan bahwa baru-baru ini ia melihat video grup musik gambus, Sabyan, di saluran Youtube. "Sekarang yang terbaru ada grup Sabyan yang dimotori oleh anak-anak muda dan Nissa Sabyan yang baru berusia mungkin 19 atau 20. Sabyan muncul sebagai grup kasidah dengan gaya milenial dan fenomenal," tuturnya Kamis malam.
Salah satu yang ditonton Presiden Jokowi adalah video grup Sabyan yang menyanyikan lagu berjudul Deen Assalaam. Video yang diunggah pada 17 Mei 2018 itu sudah ditonton lebih dari 174 juta kali.
"Sudah hampir sebanyak jumlah penduduk Indonesia," kata Presiden Jokowi.
Saat menyinggung soal video tersebut, Presiden tiba-tiba menyanyikan satu bait lagu Deen Assalam yang berarti agama perdamaian.
"Abtahiyyat..., wabsalam. Ansyuru ahlal kalam, jainuddin yahtirom...," ujar Jokowi mendendangkan lagu yang dipopulerkan oleh Sabyan tersebut.
Mendengar Jokowi berdendang, para hadir sontak ikut menyanyikan lagu Deen Assalam.
"Sudah, saya hanya hafal itu," tuturnya.
Presiden menyampaikan, para pelantun lagu qasidah sebenarnya sedang melakukan syiar Islam. Syiar dilakukan dengan menghadirkan rasa damai hati serta membangkitkan perilaku positif.
"Coba kalau kita artikan tadi, \'abttahiyyat wabsalam\', melalui perilaku mulia dan damai. Kemudian \'ansyaru ahlal kalam jainuddin yahtirom\', sebarkanlah ucapan yang manis," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden mengaku teringat akan lagu qasidah di era 1975 hingga 1980-an. Salah satu lagu qasidah yang diingat berjudul Merdeka Membangun yang dibawakan oleh grup qasidah legendaris, Nasida Ria.
"Saya langsung teringat lagu qasidah. Mungkin bapak, ibu ingat, ini tahun 75-80-an, \'Merdeka Membangun\' yang dibawakan oleh Nasida Ria. Saya masih remaja tapi sering dengar karena Bapak saya punya kasetnya," ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyampaikan, dalam sejarah peradaban dan kebudayaan Islam, ilmu pengetahuan, sains, teknologi, dan seni berkembang pesat dan tumbuh subur. Kesenian seperti qasidah dapat terus berkembang hingga saat ini dan memberikan semangat kepada umat serta mengingatkan mengenai akhlakul karimah.
"Melalui qasidah rasa optimis bisa muncul dan bertumbuh di hati umat. Memang sebagai umat muslim kita jangan pernah pesimistis, jangan pernah putus asa," tuturnya.
Presiden melanjutkan, kesenian seperti qasidah tak pernah lekang oleh waktu. Kesenian-kesenian tersebut terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.
Sebelum memberikan sambutan, Presiden menyerahkan Piala Presiden kepada Juara Umum Festival Bintang Qosidah Gambus Tingkat Nasional Tahun 2018 kepada kontingen Sumatera Utara.
Di akhir acara, Pemenang Festival Bintang Qosidah Gambus Tingkat Nasional Tahun 2018 Kategori Anak-anak Putra Ananda Muhamad Fahrizal dari Provinsi Sumatera Utara mempersembahkan lagu “Ya Umri”.
Penampilan Fahrizal ini menarik perhatian Presiden. Setelah Fahrizal bernyanyi, Presiden mengajak berswafoto.