Dalam usia 76 tahun, aktivitas Wakil Presiden Jusuf Kalla tetap padat. Bahkan, setahun menjelang masa jabatan berakhir, pria kelahiran Bone, 15 Mei 1942, itu justru semakin sibuk.
Sebagai wakil presiden, Kalla mengemban berbagai tugas negara. Namun, di luar itu dia tetap berkiprah menjalankan sejumlah tanggung jawab besar untuk bangsa.
Sebut saja, misalnya, saat ia menjalankan tugas sebagai Ketua Dewan Pengarah Panitia Nasional Pelaksana Asian Games 2018. Beberapa kali ia memimpin rapat pemangku kepentingan sekaligus meninjau langsung kesiapan venue acara.
Setengah bulan menjelang pembukaan Asian Games, persisnya 29 Juli, tiba-tiba gempa melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Selanjutnya, Kalla ditugaskan Presiden Joko Widodo mengawal penanggulangan dampak bencana, mulai tanggap darurat sampai rekonstruksi.
Selang sebulan kemudian, gempa, likuefaksi, dan tsunami melanda Sulawesi Tengah. Pada rapat terbatas di Jakarta, 2 September, Presiden Jokowi menunjuk Wapres Jusuf Kalla sebagai Ketua Tim Penanganan Dampak Bencana Gempa dan Tsunami di Sulteng.
Maka, sejak awal Agustus lalu salah satu kesibukan paling dominan Kalla adalah mengawal penanggulangan dampak bencana di NTB dan Sulteng. Berulang kali ia memanggil sejumlah pejabat pemerintah pusat dan daerah untuk rapat di Kantor Wakil Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Bahkan, Wapres juga mengajak CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres melihat dampak bencana alam di Sulteng.
Kegiatan ini lebih sering dilakukan dengan cara pergi-pulang di hari yang sama. Berangkat pagi-pagi benar bersama rombongan menggunakan pesawat kepresidenan dari Base-Ops Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan kembali lagi malam harinya. Esok paginya, Kalla langsung bekerja dan tetap gesit seperti biasa.
Pada kunjungan kerja sehari ke Sulteng, 5 Oktober, ia turun sedikitnya 11 kali dari mobil di kawasan terdampak bencana alam dan berbincang-bincang dengan rakyat.
Bersinar
Ibarat peribahasa, tua-tua kelapa, makin tua makin berminyak. Begitulah Kalla. Tidak hanya dalam pemerintahan, kiprahnya di dunia politik, kemasyarakatan, dan kebangsaan pun terus bersinar.
Dalam dinamika bangsa mutakhir di tahun politik ini, Kalla tetap mampu masuk ke semua golongan. Kemampuannya berkomunikasi dengan cair dan membangun sikap saling percaya membuat Kalla bisa diterima semua golongan. Maka, tak heran jika Kalla yang kemudian menjadi Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf menjadi tujuan ”sowan” sejumlah tokoh oposisi.
Kedatangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno ke kediaman resmi Wapres di Jalan Diponegoro, Jakarta, 15 Agustus lalu, adalah salah satu potret kekuatan komunikasi Kalla. Ia lincah dan tidak pernah membangun tembok pemisah dengan siapa pun.
Ia politisi mumpuni, birokrat matang, dan saudagar ulung. Ada di mana-mana. Itulah Jusuf Kalla. (FX LAKSANA AS)