Perwira Remaja TNI-Polri Diajak Pahami Masalah Bangsa
Oleh
Anita Yossihara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tentara Nasional Indonesia/ Kepolisian RI merupakan garda terdepan dalam menjaga pertahanan dan keamanan nasional. Karena itu sudah semestinya para prajurit serta perwira TNI/ Polri memahami persoalan serta tantangan kebangsaan.
Pesan agar anggota TNI/ Polri memahami permasalahan kebangsaan disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan pembekalan kepada para calon perwira remaja TNI/ Polri di Gelora Olah Raga Ahmad Yani, Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (18/7/2018).
Wapres Kalla menyampaikan, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia ke depan semakin kompleks. Bukan hanya persoalan pertahanan dan keamanan, tetapi juga perekonomian yang saling berkelindan satu sama lain.
Ekonomi tidak akan bertumbuh dalam kondisi keamanan yang tidak stabil. Begitu pula pertahanan dan keamanan akan sulit terjaga dalam kondisi perekonomian yang buruk, karena negara tidak bisa mengalokasikan anggaran lebih banyak untuk kedua sektor tersebut.
“Karena itu kita, termasuk Anda para perwira TNI dan Polri harus mendalami masalah kebangsaan kita,” tutur Kalla.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut, salah satu tantangan ketahanan nasional, saat ini, adalah gejolak politik yang terjadi di kawasan regional. Gejolak politik, seperti yang terjadi di Laut Cina Selatan, dapat mempengaruhi stabilitas di dalam negeri. Karena itu, TNI/ Polri harus siap siaga menjaga keamanan di dalam negeri maupun di kawasan.
Radikalisme
Tantangan lain adalah radikalisme, yang saat ini terus berkembang hingga melintas batas negara. Radikalisme semakin mudah menyebar seiring dengan kemajuan teknologi.
Kalla mengingatkan, radikalisme harus ditumpas dari akarnya. Sebab jika radikalisme dan terorisme masih berkembang sebuah negara, maka investor akan takut menanamkan modalnya atau berusaha di negara tersebut.
“Kalau terjadi banyak begal, kriminal, dan radikalisme, maka orang akan berinvestasi, takut berdagang. Apabila tidak ada orang yang mendirikan pabrik, tidak ada orang yang berusaha, maka kurang lapangan pekerjaan. Itulah pengaruhnya keamanan kepada perekonomian,” kata Wapres Kalla. .
TNI dan Polri perlu mengubah strategi dalam menghadapi fenomena menguatnya paham radikal. Kalla mengingatkan, radikalisme tidak bisa hanya diselesaikan dengan pendekatan hukum. Penyelesaian menggunakan pendekatan manusiawi diyakini lebih efektif untuk menumpas radikalisme.
Seluruh anggota TNI/ Polri, dari pusat hingga desa, semestinya dapat memahami strategi yang paling efektif dalam menjaga keamanan. Prajurit dan perwira perlu bersama-sama mendekati masyarakat untuk mencegah berkembangnya radikalisme.
Hal yang tak kalah penting dalam menghadapi tantangan kebangsaan adalah menjaga soliditas TNI dan Polri. “Tentara perlu menjalin hubungan yang baik dengan Kepolisian, karena tantangan bangsa ini harus diselesaikan bersama-sama,” kata Wapres Kalla.
Pembekalan oleh Wapres Kalla diikuti 724 calon perwira remaja, yang terdiri dari 225 orang TNI AD, 102 orang TNI AL, 119 orang TNI AU, dan Polri sebanyak 278 orang. Para calon perwira remaja itu akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo dalam upacara di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Kamis ini.