PALANGKARAYA, KOMPAS – Persoalan pelayanan publik dan tata ruang menjadi sorotan dalam debat publik kedua pilkada Kota Palangkaraya. Debat terakhir yang difasilitasi oleh KPU Kota Palangkaraya itu dipenuhi janji-janji dari para kandidat.
Debat tersebut dilaksanakan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Sabtu (24/06/2018) malam dari pukul 20.00 wib hingga pukul 22.00 wib. Kegiatan kampanye itu dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Ketua DPRD Provinsi Kalteng Atu Narang, dan para tim pendukung masing-masing kandidat.
Pilkada di Kota Palangkaraya diikuti oleh empat pasangan calon yakni berurutan, Tuty Dau-Rahmadi, Rusliansyah-Rogas Usup, Fairid Naparin-Umi, dan Aris Narang-Habib Said Fauzy.
Ketua KPU Kota Palangkaraya Eko Riadi mengatakan, pihaknya menetapkan “Tata Kelola Pemerintahan dan Inovasi Daerah” sebagai tema yang dibahas dalam debat tersebut. Para kandidat bisa menjabarkan program dan kebijakan yang berkaitan dengan tema sesuai dengan visi misi masing-masing.
“Kami berharap melalui debat ini masyarakat lebih mengenal visi dan misi para kandidat dalam pembangunan daerah,” ungkap Eko.
Keempat pasangan calon memiliki konsep pelayanan publik yang relatif sama. Mereka akan menerapkan kemudahan pelayanan dengan menggunakan fasilitas daring.
Meskipun relatif sama, strategi dan inovasi pelayanan publik berbeda-beda, seperti pasangan dari jalur independen Rusliansyah-Rogas Usup yang akan memberikan tunjangan daerah tambahan untuk para aparatur sipil negara (ASN) yang berprestasi. “Agar para ASN bisa bekerja lebih maksimal dalam melayani,” ujar Rogas.
Pasangan Fairid Naparin-Umi akan menerapkan konsep smart society dan smart city untuk membentuk transparansi dalam penyelenggaraan dan akuntabilitas kinerja daerah. Caranya dengan membuat e-budgeting dan promosi usaha kecil menengah melalui sistem daring.
“Palangkaraya harus menjadi kota masa depan yang cerdas. Melalui sistem ini masyarakat bisa memantau dan terlayani dengan mudah,” kata Fairid.
Sedangkan pasangan Tuty Dau-Rahmadi tetap fokus pada pembangunan infrastruktur yang lestari untuk kesejahteraan masyarakat. Ia mengedepankan pelayanan terhadap masyarakat.
“Prinsipnya itu pada pelayanan, kalau sudah menjabat kami ini adalah pelayan masyarakat,” kata Tuty.
Pasangan nomor urut empat, Aris Narang- Habib Said Fauzy menggunakan prinsip good and clean governance dengan mengedepankan transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan negara. Pasangan ini akan menerapkan sistem kerja ASN yang berprinsip one man one inovation.
“Inovasi yang beragam akan membuat Palangkaraya menjadi kota yang lebih cantik,” kata Aris.
Tata ruang
Salah satu pertanyaan yang paling menarik untuk para kandidat adalah soal tata ruang. Pasalnya, sampai saat ini Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palangkaraya belum juga rampung.
Keempat pasangan calon sepakat bahwa RTRW memang sangat penting dan berjanji akan menyelesaikannya ini dengan berkoordinasi dengan semua pihak.
Namun, strategi dan konsep penyelesaian tata ruang tidak secara jelas dijabarkan dalam debat tersebut. Apalagi, tiap pasangan hanya memiliki waktu 1,5 menit dalam menjawab pertanyaan.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalteng Dimas Novian Hartono mengungkapkan, kebutuhan masyarakat dapat diakomodir dalam penyusunan tata ruang. Selain itu, masyarakat juga harus dilibatkan untuk memberi masukan karena diatur dalam undang-undang.
“Berbicara tata ruang tidak hanya sebatas infrastruktur saja, tetapi ada aspek lingkungan hidup, budaya, sosial-politik, dan hukum. Itu semua harus dikaji lebih dalam,” ungkap Dimas.
Menurutnya, Kota Palangkaraya yang merupakan ibu kota provinsi merupakan cermin pertama dalam melihat Kalteng secara keseluruhan. Sehingga harus dengan serius dibahas dan diselesaikan.
“Selain itu harus ada koordinasi juga dengan kabupaten tetangga atau kabupaten perbatasan lainnya,” ungkap Dimas.