JAKARTA, KOMPAS — Sejalan dengan peringatan Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia yang jatuh pada 28 April, Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang fokus pada kebutuhan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja muda. ILO bekerja sama dengan Sindikasi, serikat pekerja media dan kreatif, menggelar Festival K3 bertajuk ”Generasi Aman dan Sehat” pada Sabtu, 28 April, di Gedung Kerta Niaga Kota Tua, Jakarta.
Festival K3 ini merupakan bagian dari kampanye global bersama yang bertujuan mempercepat aksi mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) Sasaran 8.8 untuk mempromosikan hak kerja dan mempromosikan lingkungan yang aman dan terjamin bagi semua pekerja pada 2030. Mencapai tujuan ini membutuhkan komitmen dan pendekatan baru dalam mempromosikan budaya pencegahan K3 bagi pekerja muda.
”Tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan PBB dengan jelas menegaskan bahwa masa depan dunia yang kita inginkan adalah bagi anak-anak dan kaum muda untuk memiliki kesempatan berkembang dengan aman dan sehat, memiliki kesempatan untuk bersekolah dan saat usia mereka mencukupi dapat memasuki dunia kerja, serta memiliki kesempatan untuk terlibat dalam pekerjaan yang tidak membahayakan dan mendukung kesehatan dan ksejahteraan mereka,” ujar Direktur Jenderal ILO Guy Ryder, dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Ryder menyatakan bahwa terdapat 151,6 juta anak-anak, yang seharusnya bersekolah, saat ini bekerja dan hampir setengahnya, sekitar 72,5 juta, terlibat dalam pekerjaan berbahaya. Sementara kaum muda yang sudah cukup umur untuk memasuki dunia kerja mengalami lebih dari 40 persen cedera akibat kerja dibandingkan pekerja dewasa.
”Hampir lebih dari 100 tahun, ILO telah menangani masalah pekerja anak dan K3 dengan berbagai pencapaian signifikan. Program-program utama ILO, IPEC + and Global Action for Prevention, akan terus melanjutkan upaya penting ini dengan memadukan kekuatan melalui kampanye bertema \'Generasi Aman dan Sehat\',” ujarnya.
Ryder menegaskan bahwa bersama dengan UN Youth Envoy, ILO menyerukan kepada para pemangku kepentingan terkait K3 untuk melakukan tindakan dan investasi terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja muda. Ajakan ini diserukan di Buenos Aires, pada November, selama Konferensi Global IV mengenai Penghapusan Pekerja Anak dan selama serangkaian konsultasi global di mana kaum muda bersama dengan para pembuat kebijakan dan lainnya berkomitmen untuk membangun generasi pekerja yang aman dan sehat.
”Berbagai upaya ini tertuang dalam Rencana Aksi K3 bagi Kaum Muda. Rencana Aksi ini menegaskan bahwa kaum muda harus menjadi bagian dari solusi K3 dan akan membantu memastikan aspirasi mereka tersuarakan dan terdengar. Kaum muda di seluruh dunia saat ini telah bergerak menyuarakan aspirasi mereka dan memberikan dukungan terhadap generasi yang berkomitmen terhadap keselamatan dan kesehatan,” katanya.
Secara global, 541 juta pekerja muda (antara usia 15 dan 24 tahun) mencapai 15 persen angkatan kerja dunia. Mereka mengalami lebih dari 40 persen cedera kerja nonfatal dibandingkan pekerja dewasa (pekerja berusia di atas 24 tahun) dan bahaya tempat kerja mengancam kehidupan mereka.
Sementara Indonesia dikenal dengan populasi mudanya dengan setengah dari jumlah penduduknya adalah orang berusia di bawah 30 tahun. Dengan pergeseran dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa, salah satu sektor yang banyak mempekerjakan pekerja muda adalah sektor konstruksi. Namun, 90 persen dari mereka yang bekerja di sektor tersebut tidak memiliki kesadaran dan belum menerapkan K3 sehingga mayoritas kecelakaan kerja terjadi di sektor ini.