PANGANDARAN, KOMPAS - Presiden Joko Widodo menyatakan, waktu untuk memilih calon wakil presiden pendampingnya cukup panjang sehingga dia akan tetap fokus bekerja menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.
”Kalau sudah saatnya (memilih), akan saya putuskan dengan semua partai pendukung dan juga relawan,” tutur Presiden Jokowi tersenyum menjawab pers seusai meninjau rumah khusus bagi nelayan di Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (24/4/2018).
Didesak apakah karena sulit mencari cawapres di tengah kondisi sekarang ini, Presiden Jokowi tak langsung menjawab. Setelah jeda sejenak, Presiden menjawab sambil tertawa, ”Emm, gampang.”
Meskipun Pemilu 2019 baru akan digelar serentak pada 17 April 2019, Komisi Pemilihan Umum menetapkan tahapan pendaftaran pasangan calon presiden dan cawapres mulai 4 Agustus hingga 10 Agustus 2018.
Sementara itu, dalam konferensi pers rutin di kantor Wapres, Jakarta, Wapres Jusuf Kalla menegaskan tidak akan mengikuti Pemilu 2019 walaupun 15,7 persen publik—sesuai survei Litbang Kompas—menghendakinya mendampingi Presiden Jokowi.
”Seperti yang sering saya katakan, saya tentu ingin istirahat. Apalagi konstitusi menetapkan hal itu, harus dua kali menjabat,” tuturnya.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai narasi yang dibangun Jokowi sebagai petahana sangat tepat. Sebab, modal dasar seorang petahana dalam kontestasi adalah angka kepuasan publik dan variabel penentu adalah kinerja.
Pengajar ilmu politik Universitas Airlangga, Surabaya, Haryadi, menambahkan, kerja-kerja-kerja secara faktual akan menjadi sarana kampanye efektif bagi Jokowi. (INA/NDY/NTA)