SURABAYA, KOMPAS – Partisipasi pemilih dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018 diharapkan meningkat dibandingkan dengan kontestasi yang sama sebelumnya. Partisipasi yang tinggi diharapkan menghasilkan pemenang yang mendapat legitimasi untuk menjalankan pemerintahan.
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jatim saat ini terus mengupayakan agar tingkat partisipasi pemilih dalam Pilgub Jatim 2018 menembus 70 persen. Mengacu pada Daftar Pemilih Sementara (DPS) sebanyak 30.385.986 jiwa, partisipasi pada Pilkada 27 Juni mendatang diharapkan sebanyak 21.270.190 pemilih. Pilihan diharapkan diberikan kepada salah satu dari dua pasangan calon yang ikut dalam kontestasi, yaitu nomor urut 1 mantan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa-Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak yang diusung koalisi Partai Demokrat, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Nasdem, dan Hanura (total 42 kursi DPRD Jatim) serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKP) (nonparlemen). Sementara pasangan calon nomor urut 2 yakni Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf-anggota DPR Puti Guntur Soekarno yang diusung koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PDI-P, Gerindra, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) (total memiliki 58 kursi DPRD Jatim).
“Selain mengharapkan partisipasi yang tinggi, kami juga mengharapkan suara yang diberikan sah atau tidak golput,” ujar Anggota KPU Jatim Gogot Cahyo Baskoro, Jumat (23/3), di Surabaya.
Partisipasi pada Pilgub Jatim 2008 yang diikuti oleh lima pasangan kandidat mencapai 61,6 persen atau 17,902 juta orang. Pada kontestasi berikutnya, Pilgub Jatim 2013 yang diikuti oleh empat pasangan kandidat, tingkat partisipasi turun ke 57,7 persen atau 17,343 juta orang.
“Jumlah pasangan kandidat saat ini turun tetapi diharapkan membuat pemilih berpartisipasi tinggi. Yang datan ke TPS diharapkan memberikan hak politiknya dengan benar,” kata Gogot.
Sebanyak 30.385.986 jiwa dalam DPS terdiri dari 15.425.4659 perempuan dan 14.960.517 lelaki. Mereka tersebar di 38 kabupaten/kota dengan 666 kecamatan dan 8.497 desa/kelurahan.
Untuk meningkatkan partisipasi, KPU Jatim dan KPU kabupaten/kota terus menyosialisasikan adanya Pilgub Jatim dan 18 pemilihan bupati/walikota di Jatim pada 2018 ke masyarakat. Seluruh komunitas coba dimasuki dan diingatkan agar yang sudah mendapat hak politik untuk berpartisipasi. Selain itu, mengupayakan pembentukan TPS khusus untuk mengakomodasi pemilih yang ingin memberikan hak politik tetapi bertugas, disabilitas, sakit, atau sedang ditahan dan dihukum.
Ketua Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jatim Zainuddin dalam diskusi sosialisasi Pilgub Jatim meminta seluruh kader yang telah memiliki hak politik untuk berpartisipasi. Memberikan hak pilih dianggap merupakan ‘kewajiban’ untuk berbuat baik. Pilgub Jatim merupakan satu-satunya dan cara terbaik untuk melahirkan pemimpin Jatim. “Jika teman-teman tidak berpartisipasi, itu menjadi tidak baik untuk kehidupan demokrasi di Jatim,” katanya.
Pendapat senada diutarakan Koordinator Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Wilayah V Arnold Panjaitan dalam sosialisasi Pilgub Jatim di Surabaya. Partisipasi diperlukan mengingat masa depan mahasiswa di Jatim lima tahun ke depan juga akan dipengaruhi oleh kebijakan gubernur baru.
“Pilihlah yang paling sesuai dengan kemantapan hati,” katanya.