Indonesia Ingin Mainkan Peran di Dewan Keamanan PBB
Oleh
ANDY RIZA HIDAYAT
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah Indonesia ingin memainkan peran lebih besar dalam mewujudkan perdamaian dunia. Peran ini merupakan bagian dari amanat konstitusi yang perlu direalisasikan. Karena alasan itu, Indonesia kembali berjuang untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) 2019-2020.
Sekretaris Wakil Presiden Mohamad Oemar menyampaikan misi utama delegasi Indonesia pada Sidang Umum PBB ke-72 kali ini adalah mengupayakan agar RI dapar diterima sebagai anggota tidak tetap DK PBB 2019-2020. "Yang jelas, Indonesia ingin lebih aktif dalam menciptakan perdamaian dan keamanan internasional," kata Oemar, Minggu (17/9).
Dalam sidang umum PBB kali ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Rangkaian acara sidang umum ini diawali dengan acara makan siang bersama bertajuk Financing The 2030 Agenda : Unlooking The Prosperity di Markas Besar PBB, Senin (18/9) waktu setempat. Malam harinya delegasi Indonesia mengikuti jamuan makan malam bertema Global Hope Coalition.
Adapun sesi debat Sidang Umum PBB berlangsung pada hari Selasa (19/9) waktu setempat. Di hari yang sama, Wapres Jusuf Kalla dijadwalkan menghadiri jamuan makan malam oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Palace 445 Hotel Madison Avenue. Rabu (20/9) waktu setempat, Wapres Jusuf Kalla kembali mendatangi Markas Besar PBB menghadiri rangkaian acara, salah satunya adalah debat pada sidang Dewan Keamanan PBB.
Rangkaian acara debat pada sidang umum PBB ini berlangsung hingga Kamis (21/9). Wapres dijadwalkan menghadiri Forum Pemimpin Dunia pada hari Jumat (22/9) di Columbia University. Di acara ini, Wapres akan menyampaikan pidato dengan tema Indonesia dan Keberagaman Serta Peran Islam Wasathiyah.
Menurut Oemar, mendukung kampanye pencalonan RI sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Wapres Jusuf Kalla berencana menghadiri pertemuan dengan beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan negara anggota yang belum menyatakan dukungannnya. "Wapres juga akan menjadi tuan rumah Resepsi Diplomatik Indonesia Jumat (22/9) petang di Markas Besar PBB," kata Oemar.
Perjuangan untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB sudah dikampanyekan Indonesia sejak tahun lalu. Sebelumnya, Indonesia pernah jadi anggota tidak tetap DK PBB sebanyak tiga kali, yaitu pada 1973-1974, 1995-1996 dan yang terakhir 2007-2008.
Agenda umum Sidang Umum PBB tahun ini adalah membahas pelaksanaan program global terkait pembangunam berjelanjutan dan situasi perdamaian dan keamanan internasional. Agenda besar itu tertuang dalam tema sidang yakni "Focusing on people :
striving for peace and a decent life for all
on a sustainable planet�."
Secara terpisah, Juru Bicara Wapres Jusuf Kalla Husain mengatakan kehadiran Wapres pada Sidang Umum PBB Dua merupakan yang ketiga kalinya di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Pada setiap kesempatan, Wapres Jusuf Kalla selalu mengupayakan menarik dukungan negara sahabat agar Indonesia terpilih jadi anggota tidak tetap DK PBB.
Saat ini, Wapres Jusuf Kalla sudah berada di AS setelah sebelumnya menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi Organiasi Kerjasama Negara-negara Islam di Kazakhstan. Mendampingi Wapres Jusuf Kalla di rangkaian acara Sidang Umum PBB Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Duta Besar RI untuk PBB Dian Trianshah Djani, dan Duta Besar RI untuk AS Budi Bowoleksono.