JAKARTA, KOMPAS — Pelajar Islam Indonesia bertekad mengawal gerakan literasi yang didorong terus oleh pemerintah. Komitmen ini disampaikan para pengurusnya setelah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (3/8/2017). Gerakan literasi dianggap penting untuk menyiapkan generasi emas Indonesia pada tahun 2030.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) Aris Darussalam mengatakan, gerakan ini dibutuhkan untuk memperluas pengetahuan generasi muda. Salah satu hal terpenting yang perlu dipahami generasi saat ini adalah penguatan pengetahuan tentang pendiri bangsa. ”Tantangan realitas di zaman saat ini harus dihadapi dengan literasi yang kuat,” kata Aris Darussalam setelah pertemuan dengan Presiden.
Aris mencontohkan, pada era perjuangan mencapai kemerdekaan kebetulan sedang tumbuh dan berkembang kelompok studi, diskusi, dan organisasi masyarakat maupun politik. Karena tradisi literasi yang kuat, para pendiri bangsa rata-rata memiliki kemampuan bahasa asing yang bagus. Namun, kemampuan itu kini tidak lagi terlihat.
Dengan demikian, kata Aris, bukan tidak mungkin bangsa ini akan menjadi penonton pertarungan peradaban. ”PB PII akan kawal generasi emas Indonesia tahun 2030. Kami sangat berharap bangsa Indonesia menjadi bangsa yang paling hebat di dunia,” kata Aris.
Pertemuan PB PII dengan Presiden berlangsung tertutup sekitar 1 jam. Setelah acara zikir kebangsaan yang digelar pada Selasa (1/8) malam, Presiden secara bergantian menerima sejumlah perwakilan tokoh agama. Presiden mengajak seluruh umat beragama untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan negara ini seraya memanjatkan doa kepada Sang Pencipta Semesta.