Vietnam benar-benar telah menyiapkan ekonomi masa depan. Kita mungkin bisa belajar dari cara-cara mereka.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Vietnam, negara tetangga, tengah melangkah lebih maju. Mereka mulai memasuki penggerak ekonomi baru, yaitu basis teknologi digital.
Vietnam punya ambisi besar: mencetak 50.000 insinyur elektronika. Ambisi bagian dari menjadikan Vietnam salah satu produsen semikonduktor global. Generasi Z jadi tumpuan ambisi tersebut. Industri semikonduktor menjadi salah satu fokus aras baru kemitraan Vietnam dengan Amerika Serikat. AS akan membantu Vietnam mengembangkan ekosistem industri, infrastruktur, dan keterampilan pekerja semikonduktor. Salah satu wujudnya adalah investasi 2 juta dollar AS untuk pelatihan perakitan, pengujian, dan pengemasan semikonduktor (Kompas.id, 19/3/2024).
Vietnam tak bisa dipandang enteng lagi dalam pengembangan teknologi digital. Mereka telah menyadari bahwa mereka harus mulai melepas penggerak ekonomi lama, seperti produksi pakaian, sepatu, dan perabot murah. Oleh karena itu,mereka telah melangkah ke depan dengan ekonomi yang lebih memberi nilai tambah.
Semikonduktor menjadi inti dari ekonomi digital karena produk ini menjadi komponen penting dalam pemrosesan komputer. Vietnam menyadari fungsi penting ini, apalagi di tengah pasokan semikonduktor yang kadang bermasalah sehingga mereka ingin memastikan ekosistem digital bisa lengkap di negara itu mulai dari hulu hingga hilir.
Keberanian Vietnam melangkah tidak sekadar keputusan jangka pendek. Mereka telah lama menyiapkan mulai dari bekerja sama dengan produsen semikonduktor, menjadi tempat atau bagian dari rantai pasok semikonduktor, hingga mengirim anak-anak muda untuk studi di luar negeri yang saat ini mulai kembali ke Vietnam.
Lebih dari itu, kepentingan Vietnam adalah lebih jauh lagi, yaitu, seperti disebut di atas,mengembangkan ekonomi baru yang menjadi tumpuan pada masa depan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mereka memprioritaskan generasi Z untuk mendukung ekonomi ini. Di banyak negara, ekonomi lama sudah tak lagi mampu mendukung pendapatan bagi generasi baru. Mereka memerlukan penggerak ekonomi yang bisa memberi lapangan kerja baru dan pendapatan berlipat.
Melihat secara keseluruhan, Vietnam benar-benar telah menyiapkan ekonomi masa depan. Kita mungkin bisa belajar dari cara-cara mereka mulai dari berpartner dengan perusahaan yang sudah memiliki keahlian dan kemudian membangun sumber daya manusia. Beberapa cara sudah ditempuh oleh Indonesia. Namun, sepertinya kita masih perlu belajar dalam banyak hal, termasuk kultur mereka yang ulet dan juga keberanian mereka untuk memasuki sumber-sumber ekonomi baru. Dengan kenyataan kapasitas sumber daya manusia yang masih rendah, sepertinya kita harus segera membangun sumber daya ini melalui berbagai cara. Ekonomi ke depan lebih mengandalkan otak.