Dampak nyata pemanasan global terus terjadi. Dalam tiga dekade terakhir, dampak nyata itu berlangsung di Greenland.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Perubahan alam di Greenland, daerah otonom Kerajaan Denmark, dilaporkan Kompas.id dan harian Kompas, mengutip publikasi jurnal ilmiah Scientific Reports edisi Selasa, 13 Februari 2024. Penelitian ilmiah oleh tim ilmuwan Universitas Leeds, Inggris, itu berjudul ”Perubahan Tutupan Lahan di Greenland Didominasi Vegetasi Dua Kali Lipat dalam Tiga Dekade”.
Michael Grimes dan tiga anggota timnya dari Universitas Leeds melacak perubahan jangka panjang di Greenland dari tahun 1980-an hingga tahun 2010-an. Mereka menganalisis citra satelit resolusi tinggi sehingga bisa menghasilkan catatan rinci tentang perubahan tutupan lahan yang sedang terjadi di pulau seluas 2,1 juta kilometer persegi, dengan mayoritas lahannya ditutupi gletser dan lapisan es ini.
Mereka menemukan, memanasnya suhu udara di Greenland hingga 3 derajat celsius dalam tiga dekade terakhir telah menyebabkan 28.707 kilometer persegi gletser dan lapisan es menghilang. Gletser dan lapisan es itu berubah menjadi bebatuan tandus, lahan basah, dan semak belukar. Selama tiga dekade itu, jumlah lahan dengan vegetasi yang tumbuh di atasnya meningkat 87.475 kilometer persegi, lebih dari dua kali lipat selama penelitian.
Hilangnya lapisan es ini berdampak pada suhu permukaan daratan. Salju dan es merupakan pemantul yang baik dari energi matahari yang mengenai permukaan bumi dan menjaga bumi tetap dingin. Ketika es menyusut, batuan dasar akan terbuka, yang kemudian menyerap lebih banyak energi matahari sehingga meningkatkan suhu permukaan tanah. Demikian pula, ketika es mencair, jumlah air di danau meningkat. Air menyerap lebih banyak energi matahari dibandingkan dengan salju dan hal ini juga meningkatkan suhu permukaan tanah.
Peneliti menambahkan, perluasan vegetasi yang bersamaan dengan menyusutnya gletser dan lapisan es secara signifikan mengubah aliran sungai, sedimen, dan nutrisi ke perairan pantai di Greenland. Perubahan ini berdampak sangat penting, terutama bagi masyarakat lokal yang praktik perburuan tradisionalnya bergantung pada stabilitas ekosistem yang rentan ini. Mayoritas penduduk Greenland adalah suku Inuit yang menggantungkan hidupnya pada kekayaan alam di tempat mereka hidup.
Hasil riset di Greenland ini menambah pengetahuan bagi kita tentang betapa pemanasan global sungguh nyata berdampak pada kehidupan manusia. Penelitian di Greenland ini juga menunjukkan pentingnya riset perubahan iklim untuk memprediksi dampak pada masa depan dan bagaimana kita memitigasinya. Masalah di Greenland bukan masalah lokal yang terisolasi di sana, melainkan juga dapat terjadi di belahan lain di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Editor:
PAULUS TRI AGUNG KRISTANTO, ANTONIUS TOMY TRINUGROHO