logo Kompas.id
OpiniTepatkah Kalimat ”Warga...
Iklan

Tepatkah Kalimat ”Warga Melintasi Baliho Caleg dan Capres”?

Penulisan takarir foto sama pentingnya dengan penulisan berita. Kalimat yang dibuat dalam takarir harus cermat.

Oleh
DIDIK DURIANTO
· 4 menit baca
Penggunaan kata <i>melintasi</i> sering tidak tepat, terutama dalam kalimat untuk keterangan foto.
CAHYO HERYUNANTO

Penggunaan kata melintasi sering tidak tepat, terutama dalam kalimat untuk keterangan foto.

Biarlah foto berbicara. Sebuah gambar bernilai seribu kata (one picture is worth a thousand words).

Tentu saja itu berlaku untuk foto dokumentasi, foto-foto yang sekadar menunjukkan suatu kegiatan, peristiwa, atau semacamnya. Narasi foto bukan sebuah keniscayaan.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Namun, semboyan dan ungkapan itu galibnya tidak berlaku bagi foto fotografi. Dibutuhkan teknik pengambilan gambar memakai kamera dengan memasukkan unsur konsep suasana, kondisi, keindahan, dan sebagainya dalam satu gambar.

Ada pula tuntutan menuliskan keterangan atau takarir (caption) pada foto yang diterbitkan di media cetak ataupun dipublikasikan di media daring. Rasa-rasanya, keterangan foto yang baik antara lain bisa menjelaskan siapa, apa, di mana, dan kapan sebuah peristiwa; memberikan konteks pada berita; dan tentu saja menyajikan dengan kalimat yang baik dan benar dengan pertimbangan idealisme panjang-pendek kalimat dalam sebuah keterangan foto.

Baca juga: Jitu Memosisikan Kata ”Tadi” dalam Tulisan

Soal keterangan foto berbasis pada kalimat yang baik dan benar, di beberapa pemberitaan media massa dijumpai kalimat yang mengandung kata melintasi yang kurang tepat penempatannya pada foto bertema baliho dan mural. Kita cermati kalimat-kalimat keterangan foto berikut.

1. Pengendara melintasibaliho calon anggota legislatif dan partai politik di Jakarta, Senin (8/1/2024).

2. Pengendara melintasibendera partai politik peserta Pemilu 2024 di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (27/12/2023).

3. Pejalan kaki melintasimural bertema Tragedi Kanjuruhan di Jalan Simpang Gajayana, Malang, Jawa Timur, Jumat, 14 Oktober 2022.

Warga melintasi baliho yang dipasang untuk menyambut KTT ASEAN di Naypyidaw, Myanmar, Senin (10 November 2014). Alih-alih <i>warga melintasi baliho</i>, frasa tersebut dapat diganti menjadi <i>warga melintas di sekitar baliho </i>atau <i>warga melintasi jalan yang terdapat baliho</i> agar kalimat menjadi baik dan benar.
KOMPAS/ALIF ICHWAN

Warga melintasi baliho yang dipasang untuk menyambut KTT ASEAN di Naypyidaw, Myanmar, Senin (10 November 2014). Alih-alih warga melintasi baliho, frasa tersebut dapat diganti menjadi warga melintas di sekitar baliho atau warga melintasi jalan yang terdapat baliho agar kalimat menjadi baik dan benar.

Ketiga kalimat di atas tergolong kalimat yang benar karena telah memenuhi kaidah tata bahasa (ada subyek, predikat, obyek, dan keterangan). Misalnya pada kalimat pertama, pengendara berperan sebagai subyek; melintasi bertugas sebagai predikat; baliho calon anggota legistatif dan partai politik berposisi sebagai obyek; dan di Jakarta, Senin (8/1/2024) berfungsi sebagai keterangan tempat dan keterangan waktu.

Akan tetapi, kalimat-kalimat tersebut tidak memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik karena tidak dapat menyampaikan pesan secara efektif. Orang akan bertanya-tanya, bagaimana cara melintasi baliho dan bendera partai politik? Apakah baliho dan bendera partai politik tersebut dalam kondisi roboh dan melintang di jalan sehingga bisa dilewati atau dilompati? Bagaimana cara pejalan kaki pada kalimat ketiga untuk melintasi mural (lukisan pada dinding)? Mungkinkah dengan cara dipanjat terlebih dulu untuk melewatinya?

Pertanyaan-pertanyaan itu wajar adanya terlintas di benak pembaca mengingat kata melintasi memiliki makna ’melewati (sawah, ladang, hutan belantara, dan sebagainya); melalui’. Contoh: Stephanus Kuswantaro rela melintasi sawah nan becek dan berliku demi sang bunga desa.

Makna lain kata melintasi ialah ’menyeberangi (jalan, sungai, dan sebagainya)’. Misal: Dengan bergandengan tangan, Dwi dan si pujaan hati melintasi Jalan Palmerah Barat, Jakarta.

Melintasi merupakan tindakan untuk melewati, melalui, ataupun menyeberangi satu tempat, ruang, lokasi, dan sebagainya menuju tempat, ruang, dan lokasi berikutnya.

Selain dua makna tersebut, Kamus Besar Bahasa Indonesia VI juga memaknai kata melintasi sebagai tindakan abstrak, yaitu ’mengatasi (kesulitan dan sebagainya)’. Barangkali pembaca bisa membuat contoh kalimat untuk makna ’mengatasi kesulitan’ ini?

Dapat dipahami, melintasi merupakan tindakan untuk melewati, melalui, ataupun menyeberangi satu tempat, ruang, lokasi, dan sebagainya menuju tempat, ruang, dan lokasi berikutnya.

Iklan

Contoh takarir berikut masuk dalam klasifikasi kalimat yang baik dan benar: Peserta pawai dengan membawa spanduk sedang melintasi panggung kehormatan di Gedung Agung dalam rangka memperingati 78 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Warga melintas di depan spanduk bertuliskan ”Stop Korupsi & Gratifikasi”, Kamis (13 September 2018), di Jalan MH Thamrin, Jakarta. Kata <i>melintas</i> dapat dipilih untuk menggantikan kata <i>melintasi</i> yang sering keliru digunakan.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Warga melintas di depan spanduk bertuliskan ”Stop Korupsi & Gratifikasi”, Kamis (13 September 2018), di Jalan MH Thamrin, Jakarta. Kata melintas dapat dipilih untuk menggantikan kata melintasi yang sering keliru digunakan.

Mengacu pada penjabaran makna melintasi, penulis menawarkan solusi berikut untuk ketiga contoh keterangan foto di atas.

Kata kerja melintasi direkayasa menjadi kata kerja taktransitif (kata kerja yang tidak memerlukan obyek), yaitu melintas. Dengan demikian, perbaikan kalimat takarir tersebut menjadi:

1. Pengendara melintas di samping baliho calon anggota legislatif dan partai politik di Jakarta, Senin (8/1/2024).

2. Pengendara melintas di depan bendera partai politik peserta Pemilu 2024 di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (27/12/2023).

3. Pejalan kaki melintas di depan mural bertema Tragedi Kanjuruhan di Jalan Simpang Gajayana, Malang, Jawa Timur, Jumat, 14 Oktober 2022.

Penempatan kata di samping dan di depan—bisa saja dengan kata depan yang lainnya—menyebabkan kata baliho, bendera, dan mural bukan lagi sebagai obyek, melainkan pelengkap.

Misalnya pada kalimat pertama, pengendara berperan sebagai subyek; melintas bertugas sebagai predikat; di samping baliho calon anggota legistatif dan partai politik berposisi sebagai pelengkap; dan di Jakarta, Senin (8/1/2024) berfungsi sebagai keterangan tempat dan keterangan waktu.

Apabila kata melintasi hendak dipertahankan, seyogianya dimunculkan obyek langsung (tanpa preposisi/kata depan) yang mengacu pada suatu tempat, ruang, lokasi (misalnya jalan), bukan alat peraga ataupun bangunan (misalnya baliho, bendera, dan tembok bergambar mural).

Melintasi tergolong kata kerja transitif (kata kerja yang memerlukan obyek).

Melintasi tergolong kata kerja transitif (kata kerja yang memerlukan obyek). Berikut contoh perbaikan takarir berpredikat melintasi: Pengendara melintasi jalan yang terdapat baliho calon anggota legislatif dan partai politik di Jakarta, Senin (8/1/2024). Meskipun berpanjang kata, kalimat tersebut memenuhi kualifikasi kalimat yang baik dan benar.

Di sisi lain, bisa saja penulis keterangan foto berdalih bahwasanya taktik pelesapan (penghilangan) sah-sah saja dalam laras jurnalistik. Dalam hal ini, frasa jalan yang terdapat dilesapkan sehingga hanya menjadi, misalnya, pengendara melintasi baliho alih-alih pengendara melintasi jalan yang terdapat baliho dan pejalan kaki melintasi mural alih-alih pejalan kaki melintasi jalan yang terdapat mural. Walakin, seyogianya berkalimat yang efektif tetap dijadikan acuan.

Baca juga:

1. Penulisan Bentuk Jadian dengan Akhiran ”-Kan”

2. Komisioner Versus Anggota dalam Lembaga Negara

3. ”Suka” Tidak Sama dengan ”Sering”

Berbicara soal baliho, alat peraga kampanye tersebut masih menjadi andalan partai-partai politik mengampanyekan jagoan masing-masing. Saat kita melintas di jalan ataupun melintasi jembatan penyeberangan atau tempat umum lainnya, terdapat beragam baliho. Dari baliho yang biasa-biasa saja bergambar caleg/capres-cawapres dengan pose berdiri tegap hingga bergambar unik dengan posisi foto berjungkil balik, kepala caleg di bawah, bertuliskan ”Siap Jungkir Balik demi Rakyat”.

Semoga saja, ya, Pak/Bu calon legislator. Janganlah nantinya yang terjungkil balik nasib rakyat yang diakibatkan oleh janji-janji kampanye yang tak tertunai. Selamat berpesta demokrasi Pemilu 2024. Selamat mencoblos.

Didik Durianto, Penyelaras Bahasa Kompas

Editor:
ALBERTUS SUBUR TJAHJONO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000