logo Kompas.id
Opini”Undecided Voters” Penentu
Iklan

”Undecided Voters” Penentu

Hasil survei Litbang ”Kompas” menunjukkan jumlah pemilih yang belum menentukan pilihannya pada Pemilihan Presiden 2024 justru meningkat. Sebanyak 24,9 persen responden survei menjawab tidak tahu, tidak ada, dan rahasia.

Oleh
REDAKSI
· 2 menit baca
Prabowo Subianto (kiri), Anies Baswedan (tengah), dan Ganjar Pranowo (kanan) setelah bertemu dan makan siang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023). Setelah memberikan keterangan pers, ketiganya berfoto bersama.
KOMPAS/NINA SUSILO

Prabowo Subianto (kiri), Anies Baswedan (tengah), dan Ganjar Pranowo (kanan) setelah bertemu dan makan siang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023). Setelah memberikan keterangan pers, ketiganya berfoto bersama.

Tidak seperti biasanya, pemilihan presiden semakin dekat, kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters justru semakin meningkat. Fenomena yang tak biasa itu terekam dalam survei lapangan yang dilakukan mandiri oleh Litbang Kompas terhadap 1.364 responden pada 29 November 2023 hingga 4 Desember 2023 yang laporannya diturunkan secara berturut-turut mulai Senin (11/12/2023) hingga Rabu (13/12/2023).

Kelompok undecided voters dalam survei terdiri dari akumulasi jawaban responden yang menjawab tidak ada, tidak tahu, atau rahasia. Pada survei November, responden yang menjawab tidak tahu terkait elektabilitas tiga calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, terakumulasi 24,9 persen. Padahal, pada Juni hanya 18 persen dan pada Agustus bahkan mengecil lagi menjadi 15,4 persen.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Membesarnya kelompok ini berarti semakin banyak yang tidak mengetahui atau belum meyakini harus menjawab. Bisa juga disebabkan kian banyak responden yang merahasiakan pilihannya karena khawatir atau takut.

Sejumlah anggota Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih menyerahkan dukungan petisi dari lebih dari 10.000 orang yang mendukung agar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) mengusut tuntas dugaan kecurangan pemilu di Kantor DKPP, Jakarta, Selasa (28/2/2023).
KOMPAS/IQBAL BASYARI

Sejumlah anggota Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih menyerahkan dukungan petisi dari lebih dari 10.000 orang yang mendukung agar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) mengusut tuntas dugaan kecurangan pemilu di Kantor DKPP, Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Apabila kemungkinan pertama yang terjadi, tugas para kandidat dan tim kampanye untuk lebih meyakinkan pemilih bahwa pasangan capres-cawapres merekalah yang paling memberikan harapan lebih baik dan layak dipilih.

Meyakinkan undecided voters tidaklah mudah karena mereka umumnya justru pemilih yang berusia matang, kritis, dan memiliki banyak tuntutan. Mereka ini sangat cermat memilih karena itu pula mereka menentukan pilihan di saat-saat akhir.

Iklan

Baca juga: Cegah Kampanye Hitam di Jagat Maya, Pemerintah Terapkan Penyaringan Berlapis

Debat menjadi sarana yang biasanya diandalkan mereka untuk menentukan pilihan. Pasangan capres-cawapres yang tampil meyakinkanlah yang bisa meyakinkan mereka menjatuhkan pilihan.

Perwakilan tiga koalisi peserta pilpres tampil dalam debat bertajuk Arah dan Wajah Pasar Modal Indonesia 2024 yang diselenggarakan Kontan dan Bareksa di Jakarta, Kamis (9/11/2023) malam.
KOMPAS/ERIKA KURNIA

Perwakilan tiga koalisi peserta pilpres tampil dalam debat bertajuk Arah dan Wajah Pasar Modal Indonesia 2024 yang diselenggarakan Kontan dan Bareksa di Jakarta, Kamis (9/11/2023) malam.

Fenomena ini sesungguhnya menggembirakan karena berarti semakin banyak pemilih yang rasional, bukan emosional, dan cermat memilih yang terbaik dari kandidat yang tersedia. Bukan memilih atas dasar pokoknya kandidat tertentu.

Kemungkinan lain, fenomena ini muncul karena banyak yang masih sangat merahasiakan pilihannya. Mereka merasa tidak aman.

Baca juga: Polisi Tidak Netral di Pemilu 2024, Mabes Polri: Laporkan!

Apabila ini yang terjadi, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) perlu lebih memastikan pemilu berjalan bebas, tidak ada intimidasi dari pihak mana pun. Lebih berbahaya lagi ketika kelompok ini menunjukkan apatisme dengan pemilu kali ini karena merasa tidak ada pilihan yang baik atau suasana pemilu yang tidak nyaman.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bersama Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Selasa (5/12/2023). Selain silaturahmi, pertemuan keduanya membahas beberapa hal, khususnya pengamanan Pemilu 2024.
KOMPAS/NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bersama Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Selasa (5/12/2023). Selain silaturahmi, pertemuan keduanya membahas beberapa hal, khususnya pengamanan Pemilu 2024.

Mereka memutuskan untuk tidak memilih atau tidak datang ke tempat pemungutan suara. Apabila kondisi ini tidak bisa diatasi, tentu akan mencoreng Komisi Pemilihan Umum (KPU) kali ini sebagai penyelenggara pemilu yang gagal.

Kelompok undecided voters tidak bisa diremehkan. Mereka justru akan menjadi penentu pemilu. Penyelenggara, terlebih peserta pemilu, yaitu para kandidat capres-cawapres ataupun partai politik, sangat perlu memperhitungkannya.

Editor:
KHAERUDIN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000