Semangat berinovasi akan menjadi cara semua pihak untuk menemukan jalan menangani perubahan iklim.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Untuk mereka yang masih tidur saat perubahan iklim, hal itu telah berdampak nyata. Untuk mereka yang meremehkan perubahan iklim, musibah di depan mata.
Anomali iklim berimbas pada beratnya beban warga miskin memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pengeluaran warga miskin desa atau kota rata-rata naik 82 persen pada 2030 hingga 578 persen pada 2045.
Tim Jurnalisme Data Harian Kompas selama sebulan hingga Rabu (29/11/2023) memproyeksikan peningkatan pengeluaran warga untuk membeli pangan, listrik, dan air bersih jika terjadi anomali iklim seperti El Nino, La Nina, serta Dipol Samudra Hindia (Indian Ocean Dipole/IOD) positif dan negatif hingga 2045. Hasilnya, semua anomali iklim semakin membebani warga miskin (Kompas, 30/11/2023).
Sampai sekarang tidak sedikit kalangan yang menganggap sepele masalah perubahan iklim. Ada yang cuek, ada yang membantah, dan tidak sedikit yang belum bertindak. Proyeksi di atas seharusnya makin meyakinkan kita bahwa dampak anomali iklim akibat perubahan iklim sangat nyata dan berkait dengan perikehidupan kita sehari-hari.
Bahaya besar mengancam kita ketika republik ini kelak berusia 100 tahun. Iklim ekstrem akan berdampak langsung pada kemampuan akses pada pangan, air bersih, dan energi (listrik). Penduduk miskin akan semakin terdampak karena mereka harus menerima beban lima kali lebih berat ketimbang saat ini. Mereka akan makin sulit mengakses berbagai kebutuhan di atas.
Proyeksi ini seharusnya membuat kita bertindak melalui dua hal, yaitu mengendalikan potensi perubahan iklim yang makin cepat dan menangani masalah yang bakal muncul.
Untuk yang pertama, tidak ada jalan lain selain kita mengubah sikap kita terhadap faktor yang membuat perubahan iklim semakin cepat terjadi. Untuk yang kedua, inovasi harus menjadi pilihan di setiap masalah yang dihadapi. Tanpa inovasi, masalah tak akan tertangani.
Sikap yang tidak berubah terlihat dalam kegiatan sehari-hari. Orang tidak peduli dengan penggunaan bahan bakar fosil dan bahkan makin boros. Orang membuang sampah tanpa melakukan daur ulang.
Di level yang lebih besar, perusakan hutan dan penambangan material yang tak mengindahkan aspek lingkungan tampak nyata di berbagai tempat. Kesadaran pribadi dan kelompok untuk ikut mengurangi perubahan iklim memang belum tampak. Gerakan-gerakan massal belum cukup berarti dalam mengendalikan iklim.
Inovasi harus menjadi semangat dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Semangat berinovasi akan menjadi cara semua pihak untuk menemukan jalan menangani perubahan iklim. Kita belajar dari negara-negara maju yang mengedepankan sains dan pengetahuan dalam menangani perubahan iklim. Ide dan pikiran cerdas muncul ketika kedua hal melingkupi keseharian mereka.
Bekal sains yang memadai akan membuat orang bisa memunculkan inovasi. Dalam konteks proyeksi di atas, inovasi yang dibutuhkan adalah produksi pangan, produksi air bersih, dan produksi energi yang mudah dan murah. Kita berharap dengan cara ini warga miskin tidak tertinggal dan ditinggalkan saat republik ini mencapai usia emas.