Kata ”maha-” dan kata yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan. Bagaimana dengan ”maha-” yang tidak terkait dengan sifat Tuhan?
Oleh
RETMAWATI
·3 menit baca
Pada suatu siang, sebuah pesan Whatsapp masuk ke ponsel saya. Isinya, ”Mbak, penulisan yang benar itu Tuhan Yang Mahakuasa atau Maha Kuasa?” Pertanyaan yang sungguh menarik karena perjalanan kata maha- dalam panduan berbahasa Indonesia bisa dibilang tidaklah simpel.
Kata maha-, yang merupakan bentuk terikat, dalam khazanah berbahasa Indonesia mengalami beberapa perubahan. Jejaknya bisa dilihat dalam revisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pada beberapa edisi.
Dalam KBBI Edisi III, misalnya, kata maha- mempunyai dua arti. Pertama, ’sangat, amat, teramat’, dan kedua, ’besar’. Untuk arti yang pertama dicontohkan kata mahabesar; mahamulia. Adapun untuk contoh yang kedua ialah mahaguru; mahasiswa.
Sementara itu, dalam KBBI Edisi VI yang merupakan edisi terbaru, kata maha- diartikan sebagai ’sangat, amat’; ’teramat’ (tentang Tuhan). Adapun arti kedua, yakni ’besar’, sudah tidak ada lagi.
Kata yang berarti ’besar, hebat, tinggi, agung, kuat’, seperti tersua pada kata mahasiswa dan mahaguru, diberi keterangan secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta mahat. Kata mahaguru, umpamanya, berasal dari bentukan kata mahat + guru sehingga mahaguru diartikan sebagai ’guru besar; profesor (pada perguruan tinggi)’.
1. ChatGPT memeriksa mahadata yang tersebar di internet, lalu mengolahnya menjadi tanggapan dalam bentuk tertulis atau berupa gambar. Aplikasi itu hanya terbukti manjur jika terkait informasi di Amerika Utara dan Eropa. (Kompas, 15 Februari 2023)
2. Tak heran apabila lahirnya kesepakatan di Washington itu membawa angin segar. Setidaknya, pencapaian itu dapat menjadi acuan untuk mencegah konfrontasi yang bisa berujung pada bencana nuklir mahadahsyat. (Kompas, 5 Januari 2022)
Dari contoh di atas, aturan berbahasa kata maha- tampak sungguh simpel. Karena merupakan bentuk terikat, maha- harus selalu menempel dengan kata yang mengikutinya. Benarkah demikian?
Nama atau sifat Tuhan
Selain KBBI, sebagai panduan berbahasa, kita juga mengenal Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Khusus PUEBI, pedoman ini berlaku sejak 2015 menggantikan EYD Edisi III. Namun, per 16 Agustus 2022, PUEBI digantikan kembali oleh EYD terbaru, yaitu EYD Edisi V.
Dalam perubahan PUEBI menjadi EYD Edisi V, panduan kata maha- juga mengalami perubahan, khususnya yang terkait dengan nama atau sifat Tuhan. Pada PUEBI (2015), ada dua aturan penulisan maha-.
Pertama, bentuk maha- yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Misalnya:
1. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
2. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
Kedua, bentuk maha- yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali esa, ditulis serangkai. Misalnya:
1. Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
2. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Bentuk terikat maha- yang menyertai kata dasar atau kata berimbuhan, dan mengacu pada nama atau sifat Tuhan, ditulis terpisah.
Namun, saat ini, dalam EYD Edisi V (2022), bentuk terikat maha- yang menyertai kata dasar atau kata berimbuhan, dan mengacu pada nama atau sifat Tuhan, ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan. Misalnya, Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, dan Tuhan yang Maha Pengampun.
Dengan demikian, jawaban dari pertanyaan pada awal tulisan ini adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Kata maha- ditulis terpisah dengan kata yang menyertainya karena terkait dengan sifat Tuhan.
Adapun kata maha- yang tidak terkait dengan sifat Tuhan ditulis gabung. Perlakuannya sama dengan penulisan kata yang merupakan bentuk terikat dalam bahasa Indonesia. Contoh: Presiden negara itu tetap merasa dirinya mahakuasa meski rakyat sudah tidak memercayainya. Contoh lain: Murid-murid tak kuasa menahan tangis saat guru mereka yang mahabaik itu pergi meninggalkan mereka.