Pemulihan Stroke
Pemulihan fisik setelah stroke harus disertai pemulihan kejiwaan. Dukungan profesional dari dokter psikiater dapat membantu mengembalikan rasa percaya diri.
Saya pernah mengikuti pembahasan mengenai pencegahan stroke di ruang konsultasi ini. Ayah saya menderita stroke tiga bulan lalu. Beliau dirawat selama dua minggu di rumah sakit dan boleh pulang dengan anjuran menjalani fisioterapi serta minum obat secara teratur.
Sebagai anak perempuan yang tak bekerja dan mengurus rumah, menjadi tugas sayalah menemani serta membujuk ayah untuk mengerjakan fisioterapi, baik di rumah sakit maupun di rumah. Semula ayah amat terpukul dengan kejadian stroke yang dialaminya. Ayah pekerja keras dan menjadi panutan di kantor, dianggap sebagai karyawan yang punya komitmen tinggi terhadap tugas yang dihadapi.
Dua tahun menjelang pensiun, pagi hari ayah jatuh ketika hendak bangun dari tempat tidur. Tangan dan kaki kirinya tak dapat digerakkan. Ayah masih sadar, tetapi tampak amat khawatir. Kami segera membawa ayah ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Pemulihan pada stroke tidak hanya berupa pemulihan fisik, tetapi juga pemulihan psikis dan sosial.
Ternyata setelah diperiksa di unit gawat darurat dan menjalani pemeriksaan CT scan, ayah telah mengalami stroke. Bagian otak ayah ada yang tak mendapat sirkulasi darah karena sumbatan. Dokter melakukan pemeriksaan laboratorium lengkap dan berharap dapat membuka sumbatan tersebut dengan obat. Ayah dirawat sekitar 10 hari di rumah sakit.
Kami merasa selama perawatan ayah sudah mengalami perbaikan. Kaki dan tangannya sudah dapat digerakkan meski masih lemah. Kesadarannya baik dan cara berpikirnya juga tidak terganggu. Namun, kami merasakan bahwa ayah amat sedih dengan kejadian stroke yang dialaminya. Dia menyesal tak memelihara kesehatan dengan baik.
Ayah memang sudah didiagnosis darah tinggi dua tahun yang lalu. Beliau tak berkonsultasi dengan dokter secara teratur. Obat darah tingginya jarang diminum. Beliau sibuk bekerja dan seolah tak punya waktu untuk menjaga kesehatan.
Saya berusaha menenangkan ayah agar beliau berhenti menyesali diri. Saya mencoba memberi semangat dan mengatakan jika berlatih baik, ayah dapat bekerja kembali, tetapi harus menjaga kesehatan.
Dua minggu ini ayah sudah mencoba ke kantor. Dokter sudah mengizinkan, tetapi dengan catatan hanya bekerja separuh hari dan menghindari tugas-tugas yang sulit yang menimbulkan emosi.
Tekanan darah ayah terkendali baik. Kolesterol juga sudah turun. Ayah tidak menderita diabetes. Beliau sudah dapat berjalan sendiri dan memakai pakaian sendiri. Hanya untuk pakai sepatu harus dibantu. Ibu saya menjaga makanan ayah dengan ketat. Ibu juga menyediakan makanan untuk dimakan di kantor.
Baca juga :Perawatan Stroke di Rumah
Sekarang ayah sudah menghentikan semua kebiasaannya yang kurang sehat, seperti merokok, makan gorengan, dan minum kopi dengan gula yang banyak. Ayah dianjurkan dokter agar mengurangi konsumsi gula dan garam.
Pertanyaan saya adalah apakah rasa percaya diri dan sifat kepemimpinan ayah dapat kembali seperti sebelum stroke? Apakah ayah perlu mendapat dukungan konsultasi dengan psikiater?
Saya sering mengajak ayah bicara secara pribadi dan banyak sekali keluhan yang ayah sampaikan, mulai dari sikap bawahan di kantor yang kurang menghargai dia sampai ibu yang terlalu ketat mengawasi beliau. Saya mencoba menyabarkan beliau, tetapi tampaknya kurang berhasil.
Apakah pemulihan fisik setelah stroke juga harus disertai dengan pemulihan kejiwaan? Mohon penjelasan Dokter.
S di P
Saya ikut gembira ayah Anda mengalami kemajuan yang pesat setelah mengalami stroke. Stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat, tetapi masyarakat belum memahami dengan baik penyebab stroke sehingga tak dapat mencegahnya dengan baik.
Jika penderita stroke dapat dibawa ke rumah sakit dengan cepat dan mendapat pertolongan segera, hasil pengobatan menjadi baik, seperti yang dialami ayah Anda. Pakar kesehatan menyebutnya sebagai golden time, atau waktu emas, yang lamanya sekitar tiga jam.
Pertolongan di rumah sakit hendaknya dilakukan sebelum waktu emas itu terlampaui. Jadi, tindakan segera membawa penderita stroke ke unit gawat darurat dapat mempercepat pertolongan yang harus dilakukan.
Kita dapat memahami keadaan emosi ayah Anda. Beliau seorang karyawan yang dibanggakan dan dijadikan panutan, disegani dan ditiru oleh para bawahan. Tiba-tiba mendapat serangan stroke, mengalami kelemahan sebelah badan, sehingga tak leluasa untuk melakukan kegiatan mandiri.
Semula di rumah memakai baju atau mandi masih harus dibantu. Barulah setelah menjalani fisioterapi, kekuatan tangan dan kaki semakin pulih dan mulai dapat mandiri. Kita berharap pemulihan ini akan terus berlanjut.
Pemulihan pada stroke
Dampak stroke tergantung pada bagian otak mana yang mengalami gangguan. Gangguan itu dapat terjadi pada bagian otak yang berfungsi menjaga fungsi gerak otot, gangguan bicara, atau gangguan menelan, dan lain-lain. Akibat perdarahan otak yang luas, penderita stroke mungkin harus dioperasi.
Pemulihan pada stroke bertujuan untuk secara bertahap mengembalikan fungsi otak agar dapat kembali seperti sebelum kejadian stroke. Pemulihan juga dapat mencegah kecacatan yang lebih berat serta mencegah stroke berulang. Tidak kalah pentingnya, pemulihan juga untuk adaptasi sosial dan mental, untuk memulihkan rasa percaya diri serta melaksanakan kegiatan sehari-hari, termasuk bertugas di kantor.
Baca juga : Anak Muda Juga Bisa Kena Stroke
Dampak kejiwaan pada penderita stroke tentu berbeda-beda. Pada ayah Anda mungkin saja ayah merasa terpukul karena peran semula sebagai karyawan yang diandalkan dan menjadi panutan dirasakannya sudah hilang.
Untuk dapat mengembalikan kepercayaan diri, dukungan keluarga dan teman akan dapat menolong. Namun, sebagian pasien memerlukan dukungan profesional dari dokter psikiater (pakar kesehatan jiwa). Jika Anda merasakan bahwa ayah memerlukan dukungan psikiater, saya rasa baik dengan psikiater.
Pada dasarnya memang pemulihan pada stroke tidak hanya berupa pemulihan fisik, tetapi juga pemulihan psikis dan sosial. Setelah mendapat dukungan pemulihan psikis dari psikiater, secara perlahan ayah akan dapat menjalani kehidupan sosialnya dengan lebih percaya diri.
Kejadian stroke di tengah keluarga merupakan musibah yang perlu dihadapi bersama. Masa terapi dan pemulihan mungkin memakan waktu lama sehingga seluruh keluarga harus bersabar dan tegar. Jika keluarga dapat memberikan dukungan pada penderita, biasanya masa pemulihan akan lebih cepat dan hasilnya juga lebih baik.
Di sisi lain, adanya anggota keluarga yang mengalami stroke merupakan peringatan bagi keluarga dan juga teman. Apakah keluarga atau teman sudah memelihara kesehatan dengan baik? Apakah ada penyakit darah tinggi, diabetes melitus, gangguan jantung terutama gangguan irama jantung, lemak berlebih, olahraga yang jarang, dan sebagainya.
Peringatan atas kejadian stroke hendaknya merupakan peringatan bagi kita semua agar peduli pada kesehatan dan bertekad untuk mengamalkan gaya hidup sehat sehari-hari. Semoga ayah Anda akan tambah maju pemulihannya, dapat menikmati sisa waktu kerjanya, dan memasuki masa pensiun dengan keadaan sehat dan bahagia.
Samsuridjal Djauzi, Dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta