”Ekonomis”, Kata yang Spesial
Setiap kata turunan yang berasal dari satu kata dasar mempunyai perbedaan makna masing-masing. Kata ”ekonomi” tentulah berbeda dengan kata ”ekonomis”. Di mana letak perbedaannya?
Kata ekonomi memiliki beberapa kata turunan, seperti perekonomian, ekonomis, dan ekonom. Dalam penggunaannya tidak jarang dijumpai kekeliruan antara kata ekonomi dan ekonomis.
Umpamanya saja, ada sebuah artikel berita di dunia maya dengan judul ”10 Biota Laut dengan Nilai Ekonomis Tinggi di Lombok, dari Sotong Buluh hingga Teripang”. Diinformasikan dari judul artikel tersebut berbagai jenis atau spesies biota laut.
Berbagai spesies biota laut itu dapat dikonsumsi dan memiliki nilai ekonomis karena berpotensi diperdagangkan oleh masyarakat, bahkan diekspor ke luar negeri. Di situ ada frasa nilai ekonomis yang kurang tepat.
Kemudian, masih dari dunia maya, tersaji judul artikel ”Tingkatkan Nilai Ekonomis Masyarakat atas Ide yang Kreatif dan Inovatif lewat Perlindungan Kekayaan Intelektual”.
Dari artikel tersebut termuat kalimat—yang dikopi dan lalu ditempel—sebagai berikut: ”Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi hukum kepada pemerintah dan masyarakat mengenai kekayaan intelektual sekaligus mengembangkan ide kreatif masyarakat untuk meningkatkan nilai ekonomis dari karya yang dihasilkan”. Lagi-lagi muncul frasa nilai ekonomis yang kurang tepat.
Kalimat itu pun berlanjut dengan kalimat yang agak panjang, ”Harapan ke depannya, kami akan terus mendorong melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi kekayaan intelektual seperti saat ini guna meningkatkan jumlah pendaftaran setiap potensi yang ada di wilayah NTT yang kaya akan produk khasnya masing-masing agar mendapatkan perhatian dan perlindungan hukum yang nantinya manfaat ekonomisnya dapat dirasakan”. Pun muncul frasa manfaat ekonomisnya.
Pilihan kata ekonomis di atas kurang tepat karena ekonomis berarti ’hemat’. Berasa aneh dikatakan nilai hemat atau manfaat hemat karena memang bukan itu yang dimaksudkan penulis.
Nilai ekonomi dan manfaat ekonomi (manfaat yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat) adalah frasa yang tepat. Lalu, contoh apa yang tepat dalam penggunaan kata ekonomis ini?
Contoh penggunaan ekonomis yang tepat ada pada judul ”Resep Kue Sus Ekonomis, Pakai Vla Vanilla Susu”. Ya, resep kue sus ekonomis, sebuah resep yang hemat dengan digunakannya vla vanila susu.
Kalimat penjelasnya, ”... berikut ini adalah resep kue sus vla vanilla dari Sajian Sedap dengan bahan ekonomis.” Bahan ekonomis dapat diartikan sebagai bahan yang cara mendapatnya tidak terlalu membutuhkan uang banyak alias murah.
Kata ekonomis, ekonomi, dan ditambah ekonom bisa dikatakan spesial dalam hal pengindonesiaan karena begitu sulit kita mengira-ngira etimologinya. Yang ada adalah kita pasrahkan kepada lembaga bahasa terkait dalam pengindonesiaan. Kok bisa? Berikut ceritanya.
Versi bahasa Inggris
Dalam bahasa Inggris, merujuk pada Merriam-Webster Dictionary, ada istilah economical, economist, economics, dan economic yang merupakan kata turunan dari kata dasar economy. Tiap-tiap kata turunan tersebut tentu mempunyai makna yang berbeda.
Economical (kata sifat) didefinisikan sebagai marked by careful, efficient, and prudent use of resources (ditandai dengan penggunaan sumber daya secara hati-hati, efisien, dan bijaksana). Contoh kalimatnya, My wife is an economical person who always looks for the best deals (istri saya adalah orang yang hemat yang selalu mencari penawaran terbaik).
Dalam kaidah pengindonesiaan, economical menjadi ekonomis. Sebab, akhiran -ical dalam bahasa Inggris menjadi -is. Contoh lain, practical menjadi praktis.
Hal itu berbeda dengan akhiran -al dalam bahasa Inggris yang menjadi -al, seperti pada kata structural yang berubah menjadi struktural dan formal yang kebetulan (tidak) berubah menjadi formal. Dalam hal ini, penelusuran mana yang bersufiks -ical dan -al dalam bahasa Inggris menjadi penting dengan melihat kata dasarnya.
Lalu bagaimana dengan kata economist? Sebenarnya sah saja mengindonesiakan kata economist (nomina) menjadi ekonomis (adjektiva) karena memang ada kaidah yang mengatakan -ist menjadi -is seperti pada kata egoist menjadi egois, hedonist menjadi hedonis, publicist menjadi publisis, dan optimist menjadi optimis untuk menunjuk orang yang optimistis.
Baca juga: Salah Kaprah Penggunaan ”Pesimis” dan ”Optimis”
Kembali ke kata economist. Economist didefinisikan, salah satunya, sebagai a specialist in economics (seseorang yang ahli di bidang ekonomi). Untuk menghindari kerancuan pengindonesiaan dengan ekonomis yang berarti ’bersifat hati-hati dalam pengeluaran uang, penggunaan barang, bahasa, waktu; tidak boros; hemat’ sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), economist, secara sah dan meyakinkan, dibuatlah kata ekonom yang dimaknakan dengan ’ahli ekonomi’.
Ada surat kabar The Economist yang sekarang bisa dibaca dalam bentuk digital, dalam laman economist.com. Tentunya surat kabar ini mengklaim sebagai surat kabar ahlinya ekonomi, bukan surat kabar yang punya sifat hemat.
Sementara economics (nomina), a social science concerned chiefly with description and analysis of the production, distribution, and consumption of goods and services (ilmu sosial yang terutama berkaitan dengan deskripsi dan analisis produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa) secara jelas diartikan sebagai ilmu ekonomi itu sendiri.
Kata ekonomis, ekonomi, dan ditambah ekonom bisa dikatakan spesial dalam hal pengindonesiaan karena begitu sulit kita mengira-ngira etimologinya.
KBBI mengartikan ekonomi sebagai ’ilmu tentang asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan); pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yang berharga; tata kehidupan perekonomian (suatu negara), dan urusan keuangan rumah tangga (organisasi, negara)’.
Demikianlah keunikan kata ekonomi, ekonomis, dan ekonom. Diharapkan penggunaan kata ekonomis dan ekonomi tidak terbalik lagi. Melihat makna yang sudah disusun dalam KBBI, menjadi penting untuk memilih kata yang tepat. Dalam hal ini, KBBI merupakan rujukan yang sahih.
Antonius Galih Rudanto, Penyelaras Bahasa Kompas