logo Kompas.id
OpiniPacar Lama Bernama Postmo
Iklan

Pacar Lama Bernama Postmo

Seperti dikenang banyak orang, selain menolak teori-teori besar alias ”grand narratives”, postmo mencomot pendekatan apa saja, menjadikan dirinya tampak bukan saja multidisiplin, tapi antidisiplin.

Oleh
BRE REDANA
· 3 menit baca
Bre Redana
HERYUNANTO

Bre Redana

Semakin mendekat tahun 2024 dengan kian maraknya baliho bergambar para calon dari anggota legislatif sampai eksekutif, mendadak saya membayangkan andai kata postmodernism masih sehat walafiat. Ibarat pacar lama, postmodernism—selanjutnya akan saya sebut postmo—pada masanya merupakan payung teori untuk melihat semua fenomena dari arsitektur, filsafat, sejarah, dan lain-lain sampai cinta (Roland Barthes menulis buku berjudul A Lover’s Discourse).

Postmo melakukan analisis dengan jenaka, ironis, seperti main-main terhadap hal-hal serius, sebaliknya serius terhadap hal main-main. Seperti dikenang banyak orang, selain menolak teori-teori besar alias grand narratives, postmo mencomot pendekatan apa saja, menjadikan dirinya tampak bukan saja multidisiplin, tapi antidisiplin.

Editor:
DAHONO FITRIANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000