logo Kompas.id
OpiniKudeta Militer di Afrika
Iklan

Kudeta Militer di Afrika

Kudeta militer bukan solusi karena menciptakan kediktatoran, kekerasan, dan ketidakadilan baru. Hanya demokrasi serta "rule of law" yang menjadi jalan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.

Oleh
Redaksi
· 2 menit baca
Polisi berpatroli di dekat Kedutaan Besar Perancis, di Niamey, Niger, 28 Agustus 2023. Ribuan orang berdemonstrasi di Niamey untuk menyuarakan dukungan terhadap kudeta militer, sementara Perancis bersikap menolak kudeta tersebut.
AFP

Polisi berpatroli di dekat Kedutaan Besar Perancis, di Niamey, Niger, 28 Agustus 2023. Ribuan orang berdemonstrasi di Niamey untuk menyuarakan dukungan terhadap kudeta militer, sementara Perancis bersikap menolak kudeta tersebut.

Kudeta militer berulang kali terjadi di Afrika. Otokrasi yang dominan, primordialisme yang mengakar, serta kemiskinan akut turut memicunya.

Kudeta militer terakhir dialami negara Gabon. Pengambilalihan kekuasaan oleh tentara itu berlangsung pada Rabu (30/8/2023). Sebelumnya, kudeta militer terjadi di Niger, 26 Juli 2023. Upaya merebut kekuasaan dengan moncong senapan tak ubahnya ”penyakit menular” karena negara-negara di sekeliling Niger juga didera kudeta. Sejak 2020, negara tetangga Niger—Burkina Faso, Mali, serta Guinea—mengalami lima kudeta (”Not Another Coup as Usual: What to Know About Niger’s Crisis”, The New York Times, 7 Agustus 2023).

Editor:
MARCELLUS HERNOWO, ANTONIUS TOMY TRINUGROHO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000